Semeru Kembali Gugurkan Lava Pijar ke Arah Besuk Kobokan
Gunung Semeru kembali mengeluarkan lava pijar dengan jarak luncur 500 meter ke Besuk Kobokan. Statusnya hingga saat ini tetap Waspada level II.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Aktivitas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, hingga saat ini masih fluktuatif. Gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut kembali mengeluarkan lava pijar dengan jarak luncur 500 meter ke Besuk Kobokan.
Guguran lava pijar itu teramati pada pemantauan Kamis (21/01/2021) pukul 00.00-06.00di Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Lumajang, Jawa Timur. Selain itu, gempa letusan dan embusan masih terus terjadi.
Pada pengamatan itu, juga terekam 3 kali gempa letusan dengan amplitudo 10-20 milimeter (mm) selama 80-100 detik dan 6 kali gempa embusan dengan amplitudo 2-8 mm dalam 41-52 detik.
Pada Rabu (20/1/2021), dalam sehari, Gunung Semeru terus mencatatkan gempa embusan 3-13 kali, gempa guguran 3 kali, dan gempa letusan atau erupsi 4-7 kali. Selain itu, juga masih tercatat terjadinya tremor harmonik sekali dengan amplitudo 2 milimeter selama 90 detik dan gempa tektonik jauh 4 kali.
”Hingga saat ini, status gunung tertinggi di Jawa Timur tersebut tetap waspada level II. Masyarakat diminta terus mematuhi rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),” kata Mukdas Sofian, pemantau Semeru di Pos Pantau Gunung Sawur, Kamis (21/1/2021).
Rekomendasi PVMBG adalah masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer (km) dari puncak Gunung Semeru dan jarak 4 km arah bukaan kawah di sektor Selatan-Tenggara. Masyarakat juga harus mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru. ”Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus, untuk mengantisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya,” kata Sofian.
Kami membentuk satgas bersama dan yang terpenting melibatkan satgas keamanan desa. (Wawan Hadi Siswoyo)
Terus fluktuatifnya Semeru membuat satuan tugas gabungan di tingkat kecamatan, terdiri dari BPBD Kabupaten Lumajang, TNI, Polri, dan sukarelawan lainnya terus bersiaga. ”Kami membentuk satgas bersama dan yang terpenting melibatkan satgas keamanan desa. Sebab, mereka adalah orang yang paling tahu kondisi lapangan dan mengenal warga desanya sendiri. Jika memang ada situasi mendesak, mereka bisa langsung menggerakkan dan mengingatkan tetangganya,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo.
Menurut Wawan, setidaknya ada empat kecamatan yang menerapkan kewaspadaan terkait dampak aktivitas gunung berketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mpdl) tersebut. Empat kecamatan di sekitar Gunung Semeru itu adalah Pronojiwo, Candipuro, Senduro, dan Pasrujambe.
Semeru adalah gunung api aktif bertipe strato dengan kubah lava. Aktivitas Gunung Semeru saat ini terdapat di kawah Jonggring Saloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak 1913.
Letusan Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah atau lidah lava, serta pembentukan kubah lava atau lidah lava baru. Penghancuran kubah/lidah lava tersebut mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik Semeru.