Bantuan Pembaca ”Kompas” Disalurkan untuk Penyintas Gempa Majene
Bantuan pembaca harian ”Kompas” yang dihimpun melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) tiba di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Jumat (22/1/2021).
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Bantuan pembaca harian Kompas yang dihimpun melalui Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas tiba di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Jumat (22/1/2021). Bantuan berupa berbagai barang senilai total Rp 300 juta itu untuk membantu meringankan beban para penyintas gempa.
Penyerahan bantuan secara simbolis berlangsung di Rumah Jabatan Bupati Majene, Jumat pagi. Sebanyak satu truk bantuan diserahkan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Majene Lukman untuk disalurkan bagi para penyintas gempa. Sementara, dua truk besar dan satu truk kecil berisi kebutuhan pengungsi, didistribusikan langsung tim DKK ke lokasi pengungsian di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda.
Bantuan itu sehari sebelumnya diberangkatkan dari Makassar, Sulawesi Selatan. Bantuan di antaranya berupa bahan pokok, kebutuhan anak dan perempuan, obat-obatan, air mineral, perlengkapan mandi, matras, tikar, selimut, serta berbagai kebutuhan lain.
”Ini adalah bantuan dari para pembaca Kompas untuk warga Majene yang menjadi korban gempa. Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban warga yang saat ini sebagian besar masih berada di pengungsian,” kata perwakilan Yayasan DKK Suyanto.
Sementara itu, Plt Bupati Majene Lukman mengatakan sangat berterima kasih atas bantuan ini. ”Bantuan ini kami terima dan akan segera kami salurkan kepada warga Majene yang menjadi korban gempa. Kami sangat berterima kasih kepada pembaca Kompas atas perhatian dan kepedulian kepada warga Majene. Insya Allah bantuan ini akan sangat membantu warga,” katanya.
Hingga kini, ribuan warga Majene masih tinggal di pengungsian yang tersebar mulai dari pusat Kota Majene, Kecamatan Sendana, Tubo Sendana, Ulumanda, hingga Malunda. Sebagian pengungsi juga berada di wilayah terisolasi akibat longsoran yang menutup akses jalan pascagempa M 6,2 pada 15 Januari lalu.
Lukman mengakui, sampai sat ini sejumlah wilayah masih sulit dijangkau akibat akses jalan yang tertutup longsor. Upaya membuka isolasi masih terus dilakukan, walaupun terkendala minimnya jumlah alat berat dan besarnya material longsoran.
Adapun terkait distribusi bantuan, Lukman mengatakan, saat ini dilakukan dengan cara mendata keluarga dan desa asal. Bantuan akan dikoordinasikan dengan setiap kepala desa. Hal ini dilakukan karena distribusi melalui posko-posko bantuan di kecamatan tidak berjalan maksimal.
”Kami masih mendata by name by address (berdasarkan nama dan alamat) dan melibatkan kepala desa atau lurah. Jadi, nantinya kordinasi dan distribusi bantuan akan melalui kepala desa,” kata Lukman.