Vaksinasi di Kota Malang Belum Dimulai, tapi Tingkat Kematian Sudah Turun Jadi 8 Persen
Vaksinasi belum dimulai di Kota Malang, tetapi tingkat kematian sudah turun hingga 8,8 persen. Tingkat kematian itu jauh dibandingkan awal 2021 di mana mencapai 9,9 persen. Kerja sama semua pihak adalah kunci suksesnya.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Vaksinasi belum juga dimulai di Kota Malang, Jawa Timur, tetapi tingkat kematian sudah turun menjadi 8,8 persen. Tingkat kematian itu jauh di bawah saat sebelum dilaksanakannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Awal tahun 2021, tingkat kematian di Kota Malang mencapai 9,9 persen.
Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Kota Malang, Selasa (26/1/2021), jumlah kasus positif mencapai 5.125 kasus, sedangkan jumlah meninggal sebanyak 456 orang atau hanya bertambah 1 orang dibandingkan sehari sebelumnya. Dari sana terlihat bahwa angka kematian di Kota Malang pada saat itu turun menjadi 8,8 persen.
Awal tahun 2021, tingkat kematian di Kota Malang mencapai 9,9 persen. Bahkan, dalam dua minggu pertama, setidaknya hampir empat orang meninggal setiap harinya akibat Covid-19.
”Saya kira dengan penurunan angka kematian di Kota Malang, itu menunjukan bahwa kesadaran dan kedisiplinan masyarakat terkait protokol Covid-19 semakin baik. Masyarakat sadar bahwa penerapan protokol itu penting untuk menjaga diri dan orang-orang di sekitarnya dari tertular Covid-19,” kata Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Selasa.
Menurut Sofyan Edi, hal itu juga didukung dengan efektifnya pelaksanaan kampung atau RW tangguh. Masyarakat jika mengetahui di sekitarnya ada tetangganya terpapar Covid-19, katanya, mereka tidak tinggal diam, tetapi turut membantu bagaimana caranya agar segera tertangani.
”Ini menunjukkan kampung atau RW tangguh di Kota Malang benar-benar berjalan,” kata politisi Golkar tersebut.
Sofyan Edi mengingatkan, turunnya angka kematian itu intinya adalah kerja sama semua pihak. ”Warganya taat. Adapun di lapangan seperti jajaran pemkot ataupun TNI/Polri juga sangat maksimal mendorong penerapan protokol kesehatan dan PPKM. Dan jangan lupa bahwa ada peran tenaga medis yang luar biasa di sana. Semoga tetap bisa di pertahankan kalau bisa di tingkatkan,” katanya.
Atas kerja sama dan pengorbanan semua pihak itu, Sofyan Edi memberikan apresiasinya.
Warga Kota Malang dinilai cukup patuh pada aturan PPKM, di antaranya tempat usaha tutup pukul 20.00. Tempat usaha itu mulai dari warung, toko, kafe, hingga pusat perbelanjaan. Tingkat kepatuhan warga Kota Malang selama PPKM diklaim oleh Pemkot Malang di atas 85 persen.
Kerja sama multipihak pun tampak berjalan dengan baik. Hal itu, misalnya, terlihat dari kerja sama Pemkot Malang dengan Kementerian Dalam Negeri, di mana Kemendagri meminjamkan ruangannya di Balai Besar Bina Pemerintahan dan Desa sebagai tempat menginap dokter dan tenaga medis yang bekerja di Rumah Sakit Lapangan Ijen Boulevard. RS Lapangan Ijen Boulevard adalah RS tambahan untuk menampung membeludaknya pasien Covid-19 yang baru diresmikan pada Desember 2020.
”Kami berterima kasih kepada Kemendagri telah meminjamkan tempatnya pada kami sehingga dokter dan tenaga medis kami bisa tidur di sana. Ini sangat membantu tenaga medis kami agar tidak bingung tempat tinggal sementara selama merawat pasien Covid-19 sehingga mereka bisa fokus merawat pasien hingga sembuh,” kata Penanggung Jawab RS Lapangan Ijen Boulevard Dr Kohar Hari Santoso saat peresmian rumah sakit tersebut.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Sri Winarni berharap, masyarakat tetap mewaspadai mengenai angka kematian di Kota Malang. ”Angka kematian sampai kapan pun harus terus diwaspadai. Itu sebabnya, kami terus mengimbau dan menyosialisasikan melalui puskesmas dan kelurahan agar jika sakit, segera datang ke pusat layangan kesehatan agar segera ditangani. Jangan sampai terlambat,” katanya.
Turunnya tingkat kematian di Kota Malang tersebut cukup mengejutkan, mengingat tingkat kematian di Jawa Timur dan nasional sejak awal 2021 relatif stabil. Tingkat kematian di Jawa Timur saat ini masih stabil di angka 6,9 persen. Adapun angka kematian nasional juga masih stabil di angka 2,8-2,9 persen.