Jawa Timur Kembali Distribusikan Vaksin Sinovac ke Daerah-daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menerima tambahan kiriman vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China, sebanyak 122.120 vial dan tengah mendistribusikannya untuk 38 kabupaten/kota guna program vaksinasi.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerima tambahan kiriman vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China, sebanyak 122.120 vial. Vaksin sedang didistribusikan ke semua kabupaten/kota untuk kelanjutkan program vaksinasi.
Untuk program vaksinasi, Jatim menurut rencana akan menerima 316.000 dosis. Kiriman pertama datang 77.760 dosis pada Senin (4/1/2021) dan telah didistribusikan serta digunakan untuk program vaksinasi. Kiriman kedua sebanyak 122.120 dosis tiba pada Senin (25/1/2021) dan sedang disalurkan ke 38 kabupaten/kota. Untuk itu, dari rencana 316.000 dosis, Jatim telah menerima 199.880 vial atau 63,2 persen.
Surabaya mendapat tambahan 27.080 dosis, Sidoarjo 7.000 dosis, dan Gresik 3.000 dosis. Sebelumnya, Surabaya telah menerima 33.420 vial, Sidoarjo 8.720 vial, dan Gresik 5.920 vial.
Penentuan jatah vaksin memperhitungkan jumlah sumber daya manusia kesehatan yang terdata di Kementerian Kesehatan. Selain itu, dilihat juga ketersediaan vaksin Sinovac dan kapasitas penyimpanan vaksin di setiap daerah.
”Untuk kiriman tahap kedua, kami targetkan selesai diterima semua kabupaten/kota pada hari ini,” kata Kepala Dinas Kesehatan Jatim Herlin Ferliana di Surabaya, Rabu (27/1/2021). Pemprov Jatim berharap rencana awal vaksin yang akan diterima sebanyak 316.000 dosis itu dapat selesai pada pertengahan atau Juni 2021.
Secara terpisah, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa telah mengeluarkan keputusan Nomor 188/34/Kpts/013/2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19. Perpanjangan berlaku 26 Januari-8 Februari 2021 untuk 17 kabupaten/kota. Tahap pertama PPKM berlangsung 11-25 Januari 2021 di 15 kabupaten/kota.
”Perpanjangan PPKM sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri,” kata Khofifah. Regulasi dimaksud ialah Instruksi Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perpanjangan PPKM untuk Pengendalian Penyebaran Covid-19.
Daerah pelaksana PPKM ialah Surabaya, Sidoarjo, Gresik (Surabaya Raya) serta Kota dan Kabupaten Malang, Batu (Malang Raya). Selain itu, ada juga Kota dan Kabupaten Madiun, Magetan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Kota dan Kabupaten Blitar, Tuban, dan Pamekasan.
Di tahap pertama, PPKM dilaksanakan di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Kota dan Kabupaten Malang, Batu, Kota dan Kabupaten Mojokerto. Selain itu, ada juga di Lamongan, Kabupaten Blitar, Kota dan Kabupaten Madiun, Ngawi, Nganjuk, dan Kabupaten Kediri.
Khofifah menekankan, perpanjangan PPKM untuk pengendalian Covid-19. Di Jatim, pandemi Covid-19 telah berlangsung sejak pertengahan Maret 2020 dan sampai kini belum bisa dikatakan mereda. Penambahan kasus baru setiap hari di atas 700 orang dan termasuk tinggi. Salah satu indikator keberhasilan PPKM jika penambahan kasus harian Covid-19 bisa di bawah 700 pasien baru.
Menurut Satgas Covid-19 Jatim, kurun pelaksanaan PPKM tahap pertama 11-25 Januari 2021 atau setengah bulan terakhir, penambahan kasus mencapai 14.347 atau rerata harian 962-963 kasus baru. Penambahan terendah terjadi pada Senin (11/1/2021) atau hari pertama PPKM, 792 kasus baru. Penambahan tertinggi terjadi Jumat (15/1/2021), yakni 1.198 kasus baru.
Rentang waktu yang sama, kematian bertambah 999 jiwa atau rerata harian 66-67 jiwa meninggal. Jumlah kematian terendah terjadi pada Sabtu (16/1/2021) dengan 54 jiwa, sedangkan yang tertinggi terjadi pada Selasa (19/1/2021) dengan 89 jiwa. Untuk kesembuhan harian berada dalam rentang 522-985 orang.
Secara akumulatif, sejak 17 Maret 2020 atau pengumuman kasus pertama Covid-19 di Jatim sampai dengan saat ini, pandemi telah menjangkiti 108.017 warga dengan rincian kematian 7.154 jiwa, masih dalam perawatan 7.886 pasien, dan kesembuhan 92.617 orang.
Untuk tingkat keterisian tempat tidur (BOR) atau dipan perawatan dan isolasi Covid-19, posisi saat ini mencapai 70 persen, yakni 5.614 dipan, dari total 8.036 dipan. Sementara BOR unit rawat intensif (ICU) sudah 72 persen atau 549 dipan dari total 775 dipan.
Dengan demikian, total keterisian 6.163 tempat tidur dari kapasitas 8.811 tempat tidur. Tingkat keterisian yang di atas 70 persen sebenarnya melampaui rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), 50 persen. Jika penambahan kasus baru setiap hari masih tinggi tetapi tidak diimbangi dengan banyaknya pasien yang keluar dari fasilitas isolasi, layanan perawatan Covid-19 penuh dan akan menyulitkan pasien baru.
Untuk mengantisipasi hal ini, lanjut Khofifah, jumlah rumat sakit rujukan akan ditambah dari saat ini 145 lokasi menjadi 164 RS rujukan. Penambahan hampir 20 rumah sakit rujukan diharapkan dapat mengantisipasi ledakan atau penambahan kasus baru Covid-19 yang belum mereda.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, mengatakan, aparatur terpadu perlu lebih ketat dan progresif dalam PPKM. Selain itu, program vaksinasi jangan terkendala dan sebisa mungkin diperluas. Untuk 3T (tes, telusur, tindakan) juga perlu dipertahankan. Pendisiplinan masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 perlu ditingkatkan.
”Jangan lengah dan letih, apalagi menyerah karena pandemi belum teratasi,” kata Windhu.