Pemerintah Kota Surabaya memacu vaksinasi Covid-19 untuk seluruh sumber daya manusia kesehatan yang telah memiliki tiket elektronik. Vaksinasi ditargetkan selesai pada 29 Januari 2021.
Oleh
AMBROSIUS HARTO, AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya memacu vaksinasi Covid-19 untuk seluruh sumber daya manusia kesehatan yang telah memiliki tiket elektronik. Vaksinasi ditargetkan selesai Jumat, 29 Januari 2021.
Surabaya menerima 27.080 dosis vaksin buatan Sinovac, China, dari pemerintah pusat melalui pengiriman tahap pertama. Vaksin itu telah diberikan kepada SDM kesehatan. Pada proses pengiriman yang tiba pada Senin (25/1/2021), Surabaya mendapat tambahan vaksin sebanyak 33.420 vial atau dosis.
”Kami berupaya mempercepat vaksinasi melalui 111 fasilitas layanan kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita, Rabu (27/1). Seluruh 111 sarana tadi siap menerima penyaluran vaksin yang disimpan di UPTD Gudang Farmasi milik Dinkes Kota Surabaya.
Febria mengatakan, distribusi vaksin ke fasilitas disesuaikan data sasaran penerima. Jika sudah ada jumlah sasaran atau SDM kesehatan yang memenuhi kriteria, vaksin segera dikirim dan program vaksinasi dijalankan. Vaksinasi di Surabaya tidak memakai sistem SMS blast melainkan pemberitahuan dan konfirmasi bahwa sasaran memiliki tiket elektronik (e-ticket).
Jumlah SDM kesehatan dan sasaran vaksinasi di Surabaya untuk tahap pertama ini sebanyak 31.840 orang. Vaksinasi diberikan dua kali kepada setiap penerima sehingga kebutuhannya mencapai 63.630 dosis. Adapun jumlah vaksin yang sudah diterima Surabaya 60.500 dosis. Dari 31.840 sasaran, yang telah memegang e-ticket sebanyak 25.273 orang.
Menurut Febria, sampai Rabu, SDM kesehatan yang telah menerima vaksin sebanyak 15.598 orang. Untuk sasaran yang telah memegang e-ticket, tetapi belum divaksin, ditargetkan selesai dua hari ke depan atau Jumat (29/1). Surabaya yakin, target vaksinasi untuk 25.273 orang bisa selesai secepatnya karena jumlah vaksin yang diterima 60.500 dosis sudah mencukupi.
Adapun kalangan tenaga kesehatan yang telah divaksin menyatakan tidak mengalami efek samping. Setelah divaksin, mereka bisa segera kembali bertugas.
Petugas kesehatan Puskesmas Ngagel Rejo Nita Legiantini mengatakan, setelah divaksin, dia sempat beristirahat 30 menit. Tujuannya, memastikan apakah ada efek samping vaksin terhadap kondisi tubuhnya.
”Tidak terasa apa-apa. Panas di bagian yang disuntik, demam, mual, muntah, gatal-gatal, sesak, pusing tidak ada sehingga bisa beraktivitas kembali,” kata Nita.
Efek samping juga tidak muncul berhari-hari setelah penyuntikan. Nita dijadwalkan menjalani vaksinasi kedua pada Sabtu (6/2) atau dua pekan setelah vaksinasi pertama.
Situasi serupa diutarakan Nanik Sulistiowati, tenaga kesehatan pada RSUD Dr Mohamad Soewandhie. Dirinya telah disuntik vaksin di layanan tersebut pada Rabu (20/1). Setelah beristirahat sekitar 30 menit untuk mengetahui, apakah ada efek samping ternyata tidak terjadi apa-apa sehingga Nanik kemudian kembali bertugas di RSUD yang menjadi salah satu rujukan pasien Covid-19 itu.
Adapun sasaran vaksinasi adalah tenaga kesehatan yang telah menerima e-ticket dan terkonfirmasi melalui sistem Primary Care atau P-Care Vaksinasi. Mekanisme e-ticket dimulai dari pendaftaran, pencatatan, pelaksanaan, dan pelaporan berada dalam P-Care Vaksinasi pada Satu Data Pemerintah Pusat atau Pusat Data dan Informasi Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Selanjutnya, data sasaran pemegang e-ticket diberikan kepada daerah untuk kemudian diselaraskan dengan sistem informasi SDM kesehatan (SISDMK) setempat. Langkah selanjutnya, penerima vaksin datang ke fasilitas dan menunjukkan nomor induk kependudukan untuk pengecekan ulang.
Jika data terdapat dalam P-Care dan diketahui memiliki e-ticket, maka dinyatakan lolos dan bisa vaksinasi. Yang data terdapat dalam P-Care, tetapi belum ada e-ticket, belum bisa mengikuti vaksinasi.
Secara terpisah, Pelaksana tugas Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, ibu kota Jatim ini termasuk dalam 17 kabupaten/kota yang melaksanakan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Tahap pertama PPKM telah dilaksanakan kurun 11-25 Januari 2021. Perpanjangan berlangsung 26 Januari-8 Februari 2021.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya Irvan Widyanto menambahkan, dalam masa perpanjangan PPKM ini akan mendorong kembali keaktifan pengurus RT/RW dalam Kampung Tangguh Semeru Jogo Suroboyo.
Sebanyak 1.369 kampung tangguh yang telah dibentuk didorong kembali aktif dalam pendisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Mereka juga akan mendata dan memantau warga yang menjalani program pemulihan karena Covid-19 hingga memelihara kebersihan dan keamanan lingkungan.
Kini, wabah Covid-19 di Surabaya telah menjangkiti 19.587 jiwa warga atau 18,1 persen dari akumulasi di Jatim sebanyak 108.017 jiwa. Covid-19 di Surabaya telah mengakibatkan kematian 1.289 jiwa atau 17,1 persen dari 7.514 jiwa meninggal di Jatim.
Warga Surabaya yang masih dirawat sebanyak 269 pasien atau 3,4 persen dari total 7.886 pasien Jatim. Warga Surabaya yang sembuh sebanyak 18.029 orang atau 19,4 persen dari total kesembuhan 92.617 orang di Jatim.