Dua Minggu Pelaksanaan, Cakupan Vaksinasi di Sumsel Masih 13,08 Persen
Hingga 14 hari penyelenggaraan, cakupan vaksinasi di Sumatera Selatan masih 13,08 persen. Rendahnya cakupan itu terjadi lantaran distribusi vaksin terhambat dan proses registrasi masih sulit.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Hingga 14 hari penyelenggaraan, cakupan vaksinasi di Sumatera Selatan masih 13,08 persen. Rendahnya cakupan itu terjadi lantaran distribusi vaksin terhambat dan proses registrasi masih sulit. Walau demikian, pemda tetap menargetkan vaksinasi untuk tenaga kesehatan di Sumsel bisa rampung pada akhir Februari 2021.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy seusai mendampingi Gubernur Sumsel Herman Deru menjalani vaksinasi kedua di Palembang, Kamis (28/1/2021). Dia mengatakan, sebenarnya total sasaran sumber daya manusia kesehatan (SDMK) di Sumsel mencapai 54.877 orang, tetapi hanya 47.344 SDMK yang melakukan registrasi ulang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.193 orang atau 13,08 persen telah menjalani vaksinasi.
Rendahnya cakupan vaksinasi ini disebabkan oleh terhambatnya penyaluran vaksin. Awalnya, penyaluran vaksin harus mengacu pada ketentuan dari Kementerian Kesehatan sehingga hanya dua daerah di Sumsel yang mendapatkan jatah, yakni Palembang dan Ogan Komering Ilir. Namun, seiring jumlah vaksin yang telah mencukupi, keputusan penyaluran vaksin pun dikembalikan ke pemerintah provinsi.
Kendala lain yang ditemui di lapangan adalah kesulitan SDMK dalam melakukan registrasi ulang. Alhasil, banyak yang namanya tidak terdaftar walaupun sudah melakukan konfirmasi ulang. Hal ini sudah diantisipasi dengan mekanisme pendaftaran secara manual. ”Dengan sistem ini, kendala registrasi diharapkan dapat terselesaikan,” ucap Lesty.
Kebutuhan tenaga kesehatan
Lesty menjelaskan, hingga kini jumlah vaksin yang dikirim dari PT Bio Farma sudah mencapai 100.200 vial, artinya sudah melebihi jumlah SDMK yang melakukan registrasi ulang. Hanya saja, belum semua vaksin disalurkan ke 17 kabupaten/kota di Sumsel.
Sampai kini baru 58.960 vial vaksin yang sudah disalurkan ke tujuh kabupaten/kota. Sisanya, sebanyak 41.040 vial, akan dikirim secara bertahap ke 10 kabupaten/kota lainnya. ”Targetnya pada 1 Februari 2021, semua vaksin sudah dikirim ke semua daerah dan mereka bisa langsung melakukan vaksinasi,” ujar Lesty. Vaksinasi terhadap SDMK ditargetkan tuntas pada akhir Februari 2021 dan berlanjut ke aparatur pelayanan publik.
Untuk mengejar target cakupan vaksinasi, menurut Lesty, pihaknya akan menambah jumlah fasilitas layanan kesehatan dari semula 423 fasilitas mencapai 428 fasilitas. Apalagi proses pelatihan terhadap 2.550 vaksinator sudah rampung. Mereka akan langsung ke tempat tugas masing-masing untuk menjalani vaksinasi.
Kepala Seksi Imunisasi dan Surveilans Dinas Kesehatan Sumsel Yusri menjelaskan, sampai sekarang, dinas belum bisa menetapkan target cakupan vaksinasi karena belum semua vaksin tersalurkan. ”Target akan ditetapkan pada 1 Februari 2021 ketika semua vaksin sudah tersalur ke 17 kabupaten/kota di Sumsel,” ucapnya.
Yusri pun tidak muluk-muluk dalam memasang target karena masih ditemui banyak kendala di lapangan. Kendala itu mulai dari warga yang enggan divaksin karena khawatir hingga mereka yang tidak bisa menjalani vaksinasi karena menderita penyakit komorbid atau tidak memenuhi syarat. Karena itu, dia memprediksi jumlah warga yang tidak bisa divaksin di Sumsel bisa mencapai 30 persen dari total sasaran, yakni 5,7 juta warga.
Melihat kondisi ini, ujar Yusri, protokol kesehatan perlu terus diterapkan. ”Walau sudah divaksin, warga tidak boleh abai. Selain untuk melindungi diri dari paparan Covid-19, kita juga melindungi mereka yang menolak atau tidak bisa divaksin,” ucapnya.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengimbau masyarakat agar menjalani vaksinasi sampai tuntas (dua kali penyuntikan). Hal itu dimaksudkan agar terbentuk imunitas tubuh yang optimal. ”Jika sekali disuntik, tingkat efektivitas vaksin hanya 65 persen, sementara dengan dua kali penyuntikan bisa 97 persen,” ucapnya.
Dia berharap proses vaksinasi di Sumsel dapat dilakukan sesegera mungkin. Hal ini penting agar kegiatan ekonomi dan sejumlah sektor lain dapat kembali pulih seperti sedia kala.
”Saya berencana untuk membuka sekolah secara langsung jika sudah 1 juta warga Sumsel yang divaksin,” ucap Herman. Ia sebelumnya juga memasang target 5,7 juta warga Sumsel dapat divaksin dalam 345 hari ke depan sejak vaksinasi perdana pada 14 Januari 2021.
Sebelumnya, ahli epidemiologi dari Universitas Sriwijaya, Iche Andriyani Liberty, menuturkan, untuk mencapai kekebalan komunal, cakupan vaksinasi harus mencapai 66-70 persen. Jika dilihat dari jumlah warga Sumsel saat ini, target vaksinasi harus mencapai 5,7 juta warga. ”Sebelum proses vaksinasi tuntas, warga harus tetap menjaga diri dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” ucapnya.