Masuk Puncak Musim Hujan, Waspadai Bencana Hidrometeorologi di NTB
Nusa Tenggara Barat telah memasuki puncak musim hujan. Oleh karena itu, masyarakat di wilayah tersebut diimbau semakin mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi yang bisa terjadi, terutama banjir dan longsor.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai memasuki puncak musim hujan. Oleh karena itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperingatkan masyarakat agar semakin mewaspadai potensi multibencana hidrometeorologi di wilayah tersebut, terutama banjir dan longsor.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Made Budi Setyawan, Senin (1/2/2021), mengatakan, curah hujan pada sepuluh hari (dasarian) ketiga Januari secara umum berada pada kategori menengah hingga tinggi.
Curah hujan kategori menengah secara umum tersebar di seluruh wilayah NTB. Sementara, kategori tinggi, antara lain, tersebar di sebagian wilayah Lombok Barat, Lombok Utara, dan Lombok Timur, serta sebagian wilayah Bima dan Dompu di Pulau Sumbawa.
Sementara memasuki dasarian pertama Februari, yang juga berada dalam puncak musim hujan, diprakirakan masih terdapat peluang curah hujan yang sangat tinggi. Itu tersebar di seluruh wilayah NTB.
Menurut Made, memasuki puncak musim hujan saat ini serta terdapatnya pertemuan dan belokan angin di sekitar wilayah NTB, masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan. Hal ini terutama terhadap perubahan cuaca tiba-tiba, seperti potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang.
”Waspadai juga dampak yang ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, genangan air, pohon tumbang, serta gelombang tinggi. Kami mengimbau masyarakat agar selalu memperhatikan informasi BMKG terlebih dahulu sebelum beraktivitas,” kata Made.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, sepanjang Januari 2021, tercatat ada 21 kejadian banjir, satu tanah longsor, tiga puting beliung, dan dua gelombang pasang di seluruh wilayah NTB.
Banjir tercatat terjadi di Kota Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Dompu, Kabupaten Bima, dan Kota Bima. Sementara longsor terjadi di Lombok Timur.
Dari seluruh kejadian itu, sebanyak 34.821 orang terdampak, 1 orang mengalami luka-luka, dan 1 orang meninggal. Selain itu, sebanyak 138 unit rumah rusak, terdiri dari 12 unit rusak berat, 12 unit rusak sedang, dan 114 unit rusak ringan.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD NTB Zainal Abidin, kejadian banjir terakhir terjadi di Lombok Barat, tepatnya di Kecamatan Sekotong, pada Sabtu (30/1/2021). Banjir dipicu hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi yang terjadi di kawasan tersebut.
Menurut Zainal, tidak ada korban meninggal dalam bencana tersebut. Namun, banjir mengakibatkan dua rumah rusak sedang.
Selain di Lombok Barat, kata Zainal, pada hari yang sama banjir terjadi di Lombok Tengah, tepatnya di Kecamatan Pujut dan Praya Barat. Seperti di Lombok Barat, kejadian banjir di Lombok Tengah juga tidak menimbulkan korban jiwa.
Terkait berbagai kejadian itu, Zainal juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem berupa angin kencang dan hujan lebat yang berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor, dan puting beliung.