Kasus Baru Covid-19 di Sulut Meningkat Sepanjang Januari 2021
Satuan Tugas Covid-19 Sulawesi Utara melaporkan pertambahan kasus sepanjang Januari 2021. Di sisi lain, jumlah kesembuhan meningkat.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Satuan Tugas Covid-19 Sulawesi Utara melaporkan terjadinya peningkatan kasus baru sepanjang Januari 2021. Namun, jumlah kesembuhan juga mengalami kenaikan selama periode yang sama meski masih di bawah total kasus baru.
Sebanyak 3.776 kasus baru terkonfirmasi di Sulut selama 31 hari pertama tahun 2021. Jumlah itu meningkat kira-kira 36,5 persen dibandingkan 2.766 kasus baru selama Desember 2020.
Sebelumnya, Sulut mengalami tren penurunan kasus pada Juli-September 2020. Saat itu, jumlah kasus baru setiap bulan menurun dari 1.471 kasus menjadi 639 kasus. Namun, jumlahnya kembali meningkat menjadi 920 kasus pada Oktober. Pada November, tercatat 1.497 kasus seiring berlangsungnya tahapan Pilkada 2020.
Data hingga Selasa (2/2/2021) siang, Sulut telah mengakumulasi 13.519 kasus baru setelah ada 73 kasus baru semalam sebelumnya. Juru Bicara Satgas Covid-19 Sulut Steaven Dandel mengatakan, peningkatan ini telah diprediksi sebelumnya. ”Ini erat kaitannya dengan liburan hari raya (Natal dan Tahun Baru) pada bulan sebelumnya,” katanya.
Untuk mengantisipasi tren ini, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Sulut meningkatkan kapasitas jumlah tempat tidur isolasi dan ruang perawatan intensif (ICU) bagi pasien Covid-19. Kini, di 18 rumah sakit rujukan dan penunjang, ada 722 tempat tidur di ruang isolasi biasa dan 106 tempat tidur di ICU khusus Covid. Jumlah kapasitas itu fluktuatif karena pernah menyentuh masing-masing 799 unit dan 84 unit pada awal pekan keempat Januari.
Namun, tingkat keterisian ruang isolasi biasa di 18 RS tersebut hanya 45,84 persen. Sementara keterisian ICU 31,43 persen. Di 21 RS pelengkap, keterisian dua fasilitas tersebut masing-masing 49,03 persen dan 14,81 persen. ”Sampai hari ini, keterisian kedua fasilitas ini tidak pernah mencapai 80 persen,” ujar Steaven.
Pada saat yang sama, angka kesembuhan juga cenderung meningkat. Selama Januari 2021, sebanyak 2.287 pasien sembuh, meningkat 33,1 persen dari 1.718 pada Desember 2020. Sebelumnya, pada November 2020, angka kesembuhan hanya 847 pasien.
Menurut Steaven, ini adalah hasil baik dari peningkatan kapasitas rumah sakit, terutama ruang isolasi ICU khusus untuk Covid-19. Dengan begitu, total pasien Covid-19 di Sulut yang sudah sembuh mencapai 9.470 orang atau 70 persen dari seluruh kasus. Angka ini masih lebih rendah dari rata-rata nasional 81,12 persen.
Akan tetapi, sebanyak 449 pasien Covid-19 telah meninggal sehingga angka kematian di Sulut saat ini mencapai 3,32 persen. Angka ini masih lebih tinggi ketimbang rata-rata nasional 2,77 persen.
Pemantauan dan pelacakan sebaran Covid-19 di masyarakat pun tetap diteruskan. Sejauh ini, Satgas Covid-19 Sulut telah melaksanakan 5.827 tes cepat antigen dan 99.412 tes cepat antibodi. Setiap hari, 100-300 sampel usap diambil untuk tes rantai reaksi polimerase (PCR).
Pada saat yang sama, pemantauan Covid-19 di Manado diperluas dengan tes cepat di tempat-tempat kerumunan ataupun bisnis yang belum tutup sampai pukul 20.00 Wita. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Manado Joy Zeekeon mengatakan, hal itu menyesuaikan dengan kebijakan satgas Covid-19.
”Itu menjadi kebijakan para petugas yang sedang di lapangan. Tentu saja, itu disesuaikan dengan peraturan wali kota (Nomor 24 Tahun 2020) untuk mendorong pemeriksaan untuk melacak Covid-19,” kata Joy.
Joy menambahkan, kebijakan itu juga dapat menjadi semacam sanksi bagi tempat usaha karena tidak taat pada batasan waktu operasional. ”Kalau tidak taat, ya, akan di-rapid test,” katanya.
Kebijakan itu dilaksanakan dengan kawalan aparat polisi dan satuan polisi pamong praja sejak Sabtu (30/1/2021). Pelaksanaan awalnya tidak berjalan mulus karena menemui penolakan di salah satu tempat usaha. Namun, Kepala Bagian Operasi Polres Manado Komisaris Polisi Alkat Karouw berharap, masyarakat dapat patuh terhadap kebijakan satgas.
”Kita ini, kan, sedang dalam situasi pandemi. Jumlah kasus juga sangat meningkat, sehingga kebijakan ini diambil untuk melacak sebaran kasus. Makanya, kami harap pemahaman masyarakat. Di Manado tidak ada pembatasan sosial, bisa sampai pukul 20.00, sedangkan di daerah lain ada yang hanya sampai 19.00,” katanya.