Pemprov NTB Gencarkan Penelusuran Riwayat Kontak dan Vaksinasi
Provinsi NTB mendorong percepatan penelusuran riwayat kontak dan vaksinasi. Itu untuk menekan lonjakan kasus positif baru yang masih terus berlangsung.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Hampir setahun sejak kasus pertama terkonfirmasi di Nusa Tenggara Barat, penularan Covid-19 di daerah itu belum bisa dikendalikan. Itu terlihat dari penambahan kasus yang terus berlangsung ditambah angka kematian yang tinggi. Oleh karena itu, sejumlah langkah percepatan akan didorong untuk menekan penularan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri, di Mataram, Jumat (5/2/2021), mengatakan, selain penelusuran riwayat kontak dan penerapan protokol kesehatan yang ketat, vaksinasi yang sedang berlangsung saat ini menjadi harapan Provinsi NTB di tengah meningkatnya jumlah kasus positif baru.
Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, hingga Kamis (4/2/2021), total pasien positif Covid-19 di NTB mencapai 7.922 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 6.242 orang telah sembuh, 345 orang meninggal, dan 1.335 masih isolasi.
Sejak memasuki 2021, kasus positif Covid-19 baru di NTB meningkat. Pada Kamis kemarin, kasus baru mencapai 80 orang. Sebelumnya bahkan mencapai 100 orang lebih dalam sehari. Selain itu, pada Kamis kemarin pasien meninggal bertambah empat orang.
”Angka kematian karena terpapar Covid-19 di NTB mencapai 4,4 persen atau berada di atas rata-rata nasional 2,8 persen dan 2,2 persen angka kematian global,” kata Fikri.
Menurut Fikri, saat ini, pandemi yang meningkat belum menunjukkan puncak. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi lonjakan kasus baru, penelusuran riwayat kontak terus dimaksimalkan dengan menggunakan tes cepat antigen.
”Tes cepat antigen sasarannya lebih banyak, terutama dalam penanganan orang tanpa gejala. Juga memiliki akurasi tinggi,” kata Fikri.
Penelusuran riwayat kontak yang maksimal sangat penting, apalagi jika melihat realisasi kontak erat NTB yang tinggi, yakni 7,8 persen dari angka ideal 2 persen. Artinya, satu pasien positif berpotensi menularkan ke lebih dari tujuh hingga delapan orang.
Pada saat yang sama, sekitar 43 persen kasus positif Covid-19 di NTB juga tidak diketahui sumber kontakknya. Itu terjadi di sepuluh kabupaten/kota di NTB. ”Penelusuran riwayat kontak dengan antigen penting karena korelasinya sangat erat memengaruhi data lainnya terkait penanganan dan pencegahan,” kata Fikri.
Selain itu, percepatan atau akselerasi pemberian vaksin di semua daerah di NTB juga terus didorong. Saat ini, seluruh kabupaten kota di NTB telah memulai vaksinasi tenaga kesehatan. Wilayah seperti Mataram dan Lombok Barat bahkan telah memulai vaksinasi tenaga kesehatan untuk tahap kedua.
Fikri mengatakan, untuk mempercepat vaksinasi, Pemerintah Provinsi NTB akan menambah jumlah vaksinator lapangan sebanyak 3.000 orang. Saat ini, sudah ada 1.800 vaksinator di NTB.
Langkah percepatan lain untuk vaksinasi ialah meningkatkan kuota harian pemberian vaksinasi untuk fasilitas kesehatan. Misalnya, Rumah Sakit Umum Provinsi NTB yang semula 50 orang per hari menjadi 150 orang per hari.
Persoalan data tenaga kesehatan yang sebelumnya menjadi kendala, menurut Fikri, juga sudah bisa diselesaikan. Itu dengan kemudahan dari Kementerian Kesehatan, yakni tenaga kesehatan tetap bisa divaksinasi selama sudah mendapat undangan dan membawa identitas.
Fikri menambahkan, upaya lain yang dilakukan adalah meminta satuan tugas kabupaten/kota menjalankan kebijakan konversi kamar rumah sakit sebesar 30 persen untuk ruang isolasi. Ini termasuk penegakan protokol kesehatan ke masyarakat.
Berdasarkan pantauan Kompas, kepatuhan masyarakat NTB untuk menjalankan protokol kesehatan mulai longgar. Ini mulai dari tidak menggunakan masker, tidak menjaga jarak, hingga makin sering berkerumun.
”Tidak bisa dihindari (masyarakat longgar menerapkan protokol kesehatan), apalagi sudah lama sekali, sudah setahun,” kata Gubernur NTB Zulkieflimansyah seusai menerima vaksinasi kedua beberapa waktu lalu.
Sekretaris Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi menambahkan, sosialisasi tentang Covid-19, protokol kesehatan, hingga vaksinasi akan terus dilakukan. Ini termasuk menjalankan pembatasan kegiatan masyarakat sesuai surat edaran Gubernur NTB.
”Kita tetap berharap ada langkah strategis baru yang bisa segera mengeluarkan kita dari pandemi selain upaya dan ikhtiar yang sudah kita lakukan selama ini,” ujar Gita.