PT KAI Tambah Layanan GeNose C19 di 6 Stasiun Mulai Besok
PT KAI akan menambah layanan pemeriksaan Covid-19 dengan alat GeNose C19 di enam stasiun mulai Senin (15/2/2021) besok. Dengan penambahan itu, total ada delapan stasiun kereta api yang dilengkapi layanan GeNose C19.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia akan menambah layanan pemeriksaan Covid-19 dengan alat GeNose C19 di enam stasiun mulai Senin (15/2/2021) besok. Dengan penambahan itu, total ada delapan stasiun kereta api yang dilengkapi layanan GeNose C19. Penambahan layanan itu diharapkan bisa memudahkan masyarakat yang ingin bepergian menggunakan kereta api.
”Mulai tanggal 15 Februari besok, kami akan menambah enam stasiun yang akan menggunakan GeNose C19,” kata Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo saat mendampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berkunjung ke Stasiun Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Minggu (14/2/2021).
GeNose C19 merupakan alat deteksi Covid-19 yang dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM). Berbeda dengan alat deteksi Covid-19 lainnya, GeNose C19 menggunakan embusan napas untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak. Hasil pemeriksaan alat yang menggunakan sistem kecerdasan buatan itu diklaim bisa selesai hanya dalam waktu beberapa menit.
Pada 24 Desember 2020, GeNose C19 telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan. Setelah itu, sejak 5 Februari 2021, PT KAI mulai menggunakan GeNose C19 untuk melakukan pemeriksaan di dua stasiun, yakni Stasiun Yogyakarta dan Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Pemeriksaan GeNose C19 pun resmi menjadi salah satu alternatif syarat untuk bepergian dengan kereta api jarak jauh selain tes cepat antigen.
Sementara itu, enam stasiun yang akan melayani pemeriksaan GeNose C19 mulai Senin besok adalah Stasiun Gambir di Jakarta, Stasiun Bandung, Stasiun Cirebon, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Solo Balapan, dan Stasiun Surabaya Pasar Turi.
Didiek mengatakan, kereta api merupakan moda transportasi pertama yang menggunakan GeNose C19 sebagai alat pemeriksaan. Keputusan itu merupakan bentuk dukungan PT KAI terhadap GeNose C19 yang merupakan inovasi karya anak bangsa. ”Kami ingin menunjukkan bahwa kami bangga dengan alat buatan Indonesia,” ujarnya.
Menurut Didiek, pemakaian GeNose C19 di Stasiun Yogyakarta dan Stasiun Pasar Senen mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Banyak pengguna kereta api yang memilih melakukan pemeriksaan memakai GeNose C19 dibandingkan pemeriksaan dengan tes cepat antigen.
”Antusiasme masyarakat luar biasa sehingga kami bekerja sama dengan rekan-rekan UGM ingin terus memanfaatkan GeNose C19 di lebih banyak stasiun,” ujar Didiek.
Salah satu alasan banyak warga memilih pemeriksaan GeNose C19 adalah karena biayanya hanya Rp 20.000, jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya tes cepat antigen yang sebesar Rp 105.000. Selain itu, pemeriksaan menggunakan GeNose C19 juga lebih nyaman jika dibandingkan dengan pemeriksaan tes cepat antigen.
”Proses pemeriksaan dengan GeNose C19 itu sederhana, tidak sakit, dan yang penting harganya murah,” kata Didiek.
Budi Karya Sumadi mengatakan, layanan pemeriksaan GeNose C19 diharapkan bisa terus diperluas ke tempat-tempat umum. Selain stasiun kereta api, ke depan GeNose C19 diharapkan juga bisa digunakan untuk pemeriksaan di bandara dan perkantoran. ”GeNose C19 adalah produk anak bangsa yang kita harapkan bisa dipakai di kantor-kantor, lapangan terbang, dan semua tempat,” katanya.
Budi menambahkan, sebagai alat deteksi Covid-19, GeNose C19 memiliki sejumlah kelebihan, yakni pemeriksaannya tidak sakit, bisa selesai dalam waktu cepat, dan biayanya murah. Oleh karena itu, layanan GeNose C19 diharapkan bisa diperluas sehingga makin banyak orang yang bisa diperiksa menggunakan alat tersebut.
Berbeda dengan alat deteksi Covid-19 lainnya, GeNose C19 menggunakan embusan napas untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Ratusan orang
Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi 6 Yogyakarta Supriyanto mengatakan, jumlah pengguna kereta api yang melakukan pemeriksaan GeNose C19 di Stasiun Yogyakarta mencapai sekitar 700 orang per hari pada hari biasa. Jumlah itu akan meningkat menjadi sekitar 900 orang per hari pada akhir pekan.
Pada libur panjang seperti hari Minggu ini, jumlah pelanggan yang melakukan pemeriksaan GeNose C19 juga mengalami peningkatan. ”Hari ini sampai pukul 12.00 sudah ada 1.300 orang yang melakukan pemeriksaan dengan GeNose C19. Hari ini memang meningkat karena libur panjang,” kata Supriyanto.
Ia menambahkan, di Stasiun Yogyakarta terdapat lima unit GeNose C19. Jumlah alat tersebut dinilai masih memadai untuk memeriksa penumpang kereta api jarak jauh yang akan berangkat dari Stasiun Yogyakarta. Oleh karena itu, sampai saat ini, PT KAI belum berencana menambah jumlah alat GeNose C19 di Stasiun Yogyakarta.
Menurut Supriyanto, saat ini sebagian besar pengguna kereta api memang memilih menggunakan GeNose C19 sebagai syarat perjalanan kereta api. Namun, penumpang kereta api yang memilih menjalani tes antigen juga masih ada.
”Jumlah penumpang yang melakukan tes antigen di Stasiun Yogyakarta masih cukup banyak. Di hari biasa, yang mengikuti tes antigen sekitar 100 orang per hari,” katanya.
Supriyanto menyebut, mereka yang memilih tes antigen biasanya penumpang kereta api yang hendak melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat terbang. Hal ini karena perjalanan menggunakan pesawat terbang masih mengharuskan syarat tes antigen dan belum bisa menggunakan pemeriksaan GeNose C19. ”Ada juga penumpang yang kantornya mensyaratkan tes antigen sehingga mereka melakukan tes antigen,” katanya.