Vaksinasi Tahap II di Jabar Sasar 6,6 Juta Orang, Lansia Prioritas Utama
Sejumlah 6,6 juta orang diproyeksikan mengikuti vaksinasi Covid-19 tahap kedua di Jawa Barat. Vaksinasi menyasar petugas pelayanan publik dan warga lanjut usia.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 tahap kedua di Jawa Barat menyasar sekitar 6,6 juta orang di sektor pelayanan publik dan warga lanjut usia. Pemerintah Provinsi Jabar menargetkan penyuntikkan vaksin kepada 36 juta warganya dalam setahun untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
Vaksinasi tahap kedua diproyeksikan untuk personel TNI, Polri, aparatur sipil negara, guru, tokoh masyarakat, pedagang pasar, dan lansia. Penyuntikan vaksin dijadwalkan Rabu (24/1/2021).
”Kami sedang mempersiapkan penyuntikan vaksin Covid-19 tahap kedua, untuk lebih kurang enam juta orang,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Markas Polda Jabar, Kota Bandung, Senin (22/2/2021).
Rinciannya, 4,4 juta lansia dan 2,19 juta petugas pelayanan publik. Khusus untuk lansia, vaksinasi akan diprioritaskan di kawasan Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi) dan Bandung Raya. Kedua kawasan ini merupakan penyumbang kasus Covid-19 terbesar di Jabar.
Berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), hingga Senin pukul 18.30, tercatat 198.181 kasus Covid-19 di provinsi tersebut. Jumlah itu tertinggi kedua dari 34 provinsi setelah DKI Jakarta.
Kasus tertinggi di Kota Depok dengan 32.860 kasus. Selanjutnya diikuti Kota Bekasi dengan 30.045 kasus, Kabupaten Bekasi (17.528), Kota Bandung (12.456), Kabupaten Karawang (11.430), dan Kota Bogor (11.042).
Meskipun vaksinasi tahap kedua sedang dipersiapkan, vaksinasi tahap pertama terhadap sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan di Jabar belum rampung. Pencapaian penyuntikan vaksin dosis pertama masih 82 persen dan penyuntikan dosis kedua baru 46 persen.
Kamil mengatakan, pada tahap kedua, pihaknya akan mengampanyekan vaksinasi yang lebih terarah. Sosialisasi mengenai pentingnya vaksinasi terus dioptimalkan.
Menurut dia, masyarakat perlu ditekankan mengenai efektivitas vaksin membentuk imunitas tubuh sehingga tingkat kesakitan dapat diminimalkan. ”Harus ingat bahwa keyakinan mau divaksin itu ternyata baru setengahnya sehingga perlu melakukan kampanye semaksimal mungkin kepada masyarakat,” tuturnya.
Kamil menambahkan, pihaknya akan mengerahkan mobil vaksinasi ke rumah-rumah lansia sasaran penerima vaksin. Hal ini untuk memudahkan lansia, terutama yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan sehingga tidak perlu antre.
”Untuk lansia, keterbatasan fisik menjadi atensi. Itulah mengapa kami diizinkan pemerintah pusat untuk menggunakan inovasi mobil vaksin,” ujarnya.
Meskipun vaksinasi tahap kedua sedang dipersiapkan, vaksinasi tahap pertama terhadap sekitar 150.000 sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan di Jabar belum rampung. Pencapaian penyuntikan vaksin dosis pertama masih 82 persen dan penyuntikan dosis kedua baru 46 persen.
Sejumlah SDM kesehatan terkendala mengikuti vaksinasi karena tensi tinggi dan mempunyai komorbid atau penyakit penyerta. Mereka kembali dijadwalkan disuntik vaksin Maret mendatang.
Dalam rapat koordinasi secara virtual dengan Ridwan Kamil, Senin, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, lansia lebih difokuskan pada vaksinasi tahap kedua karena risiko kematiannya paling tinggi di antara kelompok lain. ”Mereka adalah grup yang harus dilindungi terlebih dahulu. Dari yang sudah terpapar Covid-19, sebanyak 50 persen adalah lansia. Dari tingkat kematian, 50 persen juga lansia,” ujarnya.
Budi meminta para pemimpin pemerintah daerah mempercepat vaksinasi dengan metode sentra-sentra vaksin secara massal. Pemerintah, sebutnya, membutuhkan kerja sama penyediaan banyak tempat publik untuk penyuntikan vaksin.