Digitalisasi UMKM dan Pariwisata Kalteng untuk Kuatkan Perekonomian
Pandemi Covid-19 memukul beragam sektor. Perlu strategi fiskal untuk memperbaiki dan memulihkan perekonomian di Kalteng. Dua sektor yang bisa menjadi pengungkit adalah UMKM dan pariwisata.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan sektor pariwisata di Kalimantan Tengah mendesak dilakukan sebagai salah satu upaya pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. UMKM dan pariwisata menjadi sektor alternatif penggerak ekonomi Kalteng yang masih didominasi tambang dan sawit.
Hal itu mengemuka dalam webinar yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Kalimantan Tengah pada Kamis (25/3/2021). Diskusi yang membahas tema ”Strategi Fiskal dalam Pemulihan Ekonomi Kalteng” itu menghadirkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Kalteng Rihando, Kepala Bappedalitbang Provinsi Kalteng Yuren S Bahat, dan pejabat instansi terkait lainnya.
Rihando memaparkan, dampak pandemi Covid-19 tidak hanya pada kesehatan masyarakat, tetapi juga perekonomian di Kalteng, baik sektor usaha rumah tangga maupun sektor industri. Tahun 2020, kinerja ekonomi Kalteng mengalami penurunan drastis di semua sektor. ”Dampak menurunnya pertumbuhan ekonomi berimbas pada terjadinya pengurangan tenaga kerja serta naiknya angka kemiskinan,” kata Rihando.
Menurut Rihando, perlu strategi tepat dan cepat untuk mengurangi dampak ekonomi yang buruk dari pandemi. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah pusat merupakan kebijakan yang menjadi penggerak roda perekonomian nasional. Daerah pun perlu menyesuaikan dengan kebijakan itu agar dapat efektif diterapkan.
Pada tahun 2020, lanjut Rihando, pemerintah telah merealisasikan Rp 579,78 triliun atau 83,4 persen dari total pagu anggaran PEN. Realisasi tersebut meliputi bidang kesehatan, perlindungan sosial dan sektoral lain, UMKM, pembiayaan korporasi, serta insentif usaha. Masih di bidang yang sama, pada 2021 ini anggaran PEN meningkat menjadi Rp 699,43 triliun.
”Kami melihat pemerintah daerah juga sudah menyusun APBD 2021 dengan fokus pada percepatan pemulihan ekonomi. Percepatan realisasi anggaran daerah perlu jadi perhatian serius semua pihak,” ujar Rihando.
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalteng Yudo Herlambang menjelaskan, saat ini pertumbuhan perekonomian di Kalteng masih sangat bergantung pada sektor tambang dan perkebunan kelapa sawit. Pertumbuhan ekonomi pun terkontraksi.
”Triwulan keempat (2020) lumayan lebih baik karena ekspor CPO (minyak kelapa sawit mentah) ke luar mulai menggeliat lagi. Ini karena beberapa negara pengekspor memberlakukan lockdown,” ujar Yudo.
Yudo menjelaskan, harga komoditas pun perlahan meningkat, seperti tembaga, batubara, CPO, dan karet. Walakin, pertumbuhan ekonomi Kalteng akan sangat bergantung pada keadaan perekonomian global lantaran terlalu didominasi batubara dan CPO.
”Perlu alternatif lain, jawabannya ada pada UMKM dan pariwisata. Di tengah pandemi ini, kedua sektor itu paling diuji, tetapi banyak yang tumbuh karena pandemi menguji kreativitas. Perlu kebijakan lagi untuk membangun dua sektor ini,” ujar Yudo.
Yudo menjelaskan, dalam waktu dekat, BI Kalteng akan bekerja sama dengan organisasi dan pelaku usaha di Kalteng, khususnya UMKM, untuk melakukan digitalisasi usaha dan pariwisata. Hal itu dilakukan karena digitalisasi menjadi jembatan penghubung yang memberikan banyak manfaat pada pengusaha dan konsumen di tengah pandemi.
”Kami terus berupaya dengan inovasi agar digitalisasi ini bisa terwujud,” ujar Yudo.
Kepala Bappedalitbang Provinsi Kalteng Yuren S Bahat menjelaskan, pemerintah daerah telah melakukan pemusatan kembali anggaran daerah untuk pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19 di Kalteng. Dalam pemulihan ekonomi, anggaran juga digunakan untuk memberikan stimulus pada UMKM dan pelaku wisata.
”Digitalisasi UMKM dan pariwisata akan sangat cocok dalam situasi pandemi seperti ini karena kunci perbaikan ekonomi, juga pengendalian kasus Covid-19, sangat bergantung pada keberhasilan vaksin dan protokol kesehatan,” kata Yuren.
Yuren menjelaskan, dalam sektor pariwisata, pemerintah daerah sedang berinisiatif membuat kunjungan virtual para tamu dari dalam dan luar negeri untuk melihat keindahan dan kekayaan alam Kalteng. ”Itu salah satu bentuk digitalisasinya nanti,” ujar Yuren.