Ubah Kebiasaan di Kelas Jadi Tantangan Pembelajaran Tatap Muka
Di sejumlah sekolah yang menguji coba PTM, siswa dibatasi hingga 50 persen di setiap kelas. Pengaturan bangku di kelas juga diatur dengan prinsip jaga jarak. Adapun para siswa dipastikan sehat dan diantar orangtua.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Uji coba pembelajaran tatap muka atau PTM untuk jenjang SMP, SMA, SMK, dan MA, yang total diberlakukan di 140 sekolah di Jawa Tengah, dimulai pada Senin (5/4/2021). Mengubah kebiasaan lama di dalam kelas, seperti bertukar barang di antara siswa, bahkan dengan guru, menjadi tantangan bersama.
Di setiap kabupaten atau kota total ada empat sekolah yang menggelar uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Di Kota Semarang, misalnya, dilakukan oleh SMAN 4 Semarang, SMKN 7 Semarang, MAN 1 Semarang, dan SMPN 5 Semarang. Sementara di Kabupaten Semarang dilakukan oleh SMAN 1 Ungaran, SMKN 1 Tengaran, MAN 1 Semarang, dan SMPN 1 Ungaran.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Semarang, Senin (5/4/2021), mengatakan, salah satu tujuan uji coba PTM adalah membiasakan hal-hal baru yang disesuaikan dengan protokol kesehatan. Saat memantau di salah satu sekolah, ia melihat masih ada guru yang memberikan barang atau alat ke siswa. Perpindahan alat dari tangan ke tangan lain itu mesti dihindari.
”Prosedur-prosedur inilah yang mesti ditaati, selain memakai masker dan menjaga jarak. (Barang) berpindah tangan ini yang kerap tak disadari. Orang kerap tak sadar, padahal harus mencuci tangan dulu. Ini juga bisa terjadi misal pinjam bolpoin, penggaris, dan lainnya. Hal-hal kecil ini yang kami ingin lihat ada percontohannya (ubah kebiasaan),” kata Ganjar.
Di sejumlah sekolah yang menguji coba PTM, siswa dibatasi hingga 50 persen di setiap kelas. Pengaturan bangku di kelas juga diatur dengan prinsip jaga jarak. Adapun para siswa dipastikan sehat dan diantar orangtua ke sekolah atau berjalan kaki. Sebelum masuk sekolah penerapan protokol kesehatan seperti pengukuran suhu tubuh dan cuci tangan dilakukan.
Sementara siswa yang tak mendapat jadwal PTM tetap belajar secara daring. ”Model luring dan daring ini bagus. Saya pun mendorong para guru agar peduli kepada siswanya, dengan diajak berkomunikasi, agar lebih paham (PTM dengan protokol kesehatan), agar mereka mengerti dan tidak takut,” kata Ganjar.
Kepala SMAN 1 Ungaran Supriyanto menuturkan, hanya ada tujuh kelas yang dibuka selama uji coba PTM masing-masing hanya diikuti maksimal 15 siswa. Waktu belajar 4 jam tanpa istirahat.
”Sosialisasi kepada orangtua sudah dilakukan. Jadi, ada SOP (prosedur standar) di rumah saat akan berangkat, di sekolah, hingga pulang ke rumah,” katanya.
Najwa, siswi SMAN 1 Ungaran, senang bisa kembali belajar di sekolah. ”Kalau daring ada kendala dalam pemahaman materi. Sementara kalau di sekolah, bisa bertanya dan mendapat penjelasan langsung,” katanya.
Vaksin untuk guru
Pada Senin, dalam rapat rutin penanganan Covid-19 dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, secara daring, Ganjar meminta izin untuk memprioritaskan vaksinasi untuk guru. Selain warga lanjut usia (lansia), guru juga dinilai penting untuk segera mendapat vaksin, terutama menjelang PTM pada tahun ajaran baru, Juli mendatang. Menkes pun menyetujuinya.
”Tadi rapat dengan Pak Menteri, yang pertama agar setiap daerah menyiapkan dengan segala prioritasnya. Saya usul kalau prioritasnya sekarang masih pada level untuk lansia, yang mau kami utamakan. Namun, ini paralel dengan mulai pembukaan (pembelajaran) tatap muka sekolah. Sambil bergerak, Juli nanti (diharapkan) guru sudah divaksin semua,” katanya.
Ganjar membuka kemungkinan penambahan sekolah yang melaksanakan uji coba PTM. Apabila itu dilakukan, pihaknya akan mendesain agar guru yang divaksin Covid-19 bertambah.
Menurut data corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Senin (5/4/2021) pukul 12.00, terdapat 173.942 kasus positif kumulatif di Jateng dengan rincian 5.931 dirawat, 157.069 sembuh, dan 10.942 meninggal. Ada penambahan 504 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, data penambahan kasus mingguan dari laman yang sama menunjukkan penambahan 3.660 kasus positif Covid-19 dalam sepekan terakhir (29 Maret-5 April). Jumlah itu meningkat dari pekan sebelumnya (22 Maret-29 Maret), yakni 3.258 kasus positif. Namun, lebih rendah dari awal Februari yang sempat ada penambahan lebih dari 9.000 kasus sepekan.