Bus Rapid Transit Bandara Jambi Diluncurkan Saat Adendum Larangan Mudik Berlaku
Bersamaan dengan keluarnya addendum peniadaan mudik oleh Satgas Penanganan Covid, Jambi meluncurkan bus bandara terintegrasi. Tingkat keterisian bus sangat rendah seiring berlakunya larangan mudik.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Jambi meluncurkan bus cepat atau rapid transit Bandara Sultan Thaha, Jambi, Kamis (22/4/2021), bersamaan dengan keluarnya adendum peniadaan mudik. Sepanjang pagi hingga siang, bus-bus yang berangkat dari bandara nyaris tak berpenumpang.
Manajer Eksekutif Bandara Sultan Thaha, Indra Gunawan, mengatakan, bus mulai beroperasi dari bandara itu sejak pukul 07.00 hingga 18.00. Keberangkatan bus berlangsung setiap satu jam.
Dari bandara, bus akan melintasi jalan protokol di Kota Jambi hingga menuju kawasan Simpang Mayang. Dari situ, bus terus mengarah hingga kawasan Sengeti di Kabupaten Muaro Jambi. Total jarak tempuhnya mencapai 40 kilometer dengan tarif per penumpang Rp 5.000.
”Beroperasinya bus bandara ini akan sangat membantu penumpang dan menambah pilihan transportasi. Sehingga turun dari pesawat tidak harus menyewa kendaraan, tetapi bisa naik bus dengan harga yang terjangkau,” katanya, seusai peluncuran BRT.
Sayangnya, sejak pagi, bus yang diberi nama Trans Siginjai itu nyaris tak berpenumpang saat berangkat dari bandara. Peluncuran bus itu juga bertepatan dengan berlakunya adendum Surat Edaran Satgas Penanganan Covid mengenai peniadaan mudik Lebaran. Dengan berlakunya adendum, larangan mudik berlaku mulai 22 hingga 24 Mei 2021.
Sayangnya, sejak pagi, bus yang diberi nama Trans Siginjai itu nyaris tak berpenumpang saat berangkat dari bandara.
Indra mengakui berlakunya larangan mudik akan berdampak pada menurunnya jumlah penumpang pesawat. Padahal, sepanjang pertengahan Maret higga pertengahan April lalu, jumlah penumpang mulai beranjak naik dari sebelumnya di bawah 1.300 penumpang per hari, menjadi hingga 1.700 penumpang per hari.
”Pemberlakuan larangan mudik ini berdampak pada turunnya kembali jumlah penumpang. Memang, sejak awal Ramadhan, penurunan penumpang sudah mulai terjadi,” tambahnya.
Peluncuran Bus Rapid Transit sudah direncanakan sejak satu tahun sebelumnya. Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Sudirman, keberadaan bus yang terintegrasi dengan bandara dan bus dalam kota sangat diharapkan bisa mendongkrak lalu lintas udara sekaligus meningkatkan kenyamanan warga Jambi.
Adapun Trans Siginjai merupakan bantuan dari pemerintah pusat. Jumlahnya 5 unit untuk koridor Bandara Sultan Thaha Jambi-Sengeti di Muaro Jambi.
Salah seorang warga Jambi Selatan, Lyana (35), mengatakan, kehadiran bus umum sangat membantu warga. Selama ini transportasi publik Jambi masih sangat minim.
Karena tak punya alternatif transportasi publik yang murah, warga memilih membeli kendaraan pribadi meskipun harus mengeluarkan biaya lebih besar. Ia berharap, layanan transportasi publik ke depan dapat semakin meluas dan terintegrasi satu sama lain.