Alat Antigen Produksi NTB Diharapkan Tingkatkan Penelusuran Riwayat Kontak
Universitas Mataram bersama Laboratorium Hepatika Bumigora Mataram berhasil mengembangkan alat tes cepat antigen Enram. Alat ini diharapkan bisa meningkatkan penelusuran riwayat kontak pasien Covid-19.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyerahkan antigen Enram ke seluruh kabupaten dan kota di provinsi tersebut. Antigen itu dikembangkan Universitas Mataram bersama Laboratorium Hepatika Bumi Gora Mataram. Kehadiran antigen produksi lokal itu diharapkan bisa meningkatkan penelusuran kontak pasien positif Covid-19.
Acara penyerahan dilakukan secara daring pada Senin (10/5/2021). Hadir dalam acara itu, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Kepala Laboratorium Hepatika Bumi yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Unram Mulyanto, dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri dari Sains Techno Industrial Park (STIP) Banyumulek.
Selain itu, turut hadir secara daring Rektor Universitas Mataram Lalu Husni dan sejumlah kepala daerah kabupaten kota di NTB.
Selain itu, untuk spesifikasi, standarnya adalah 97 persen, sementara Enram 97,65 persen sehingga bisa dibilang produk ini tidak kalah dari produk impor.
Menurut Fikri, selain produk lokal NTB, Enram memiliki berbagai kelebihan. ”Dari sisi sensitivitas, Enram sudah teruji, baik di Laboratorium Unram maupun sekarang dalam proses di Universitas Airlangga,” kata Fikri.
Fikri mengatakan, tingkat sensitivitas Enram mencapai 92,3 persen. Nilai itu berada di atas standar Kementerian Kesehatan, yakni 80 persen, sehingga memenuhi syarat. ”Selain itu, untuk spesifikasi, standarnya adalah 97 persen, sementara Enram 97,65 persen sehingga bisa dibilang produk ini tidak kalah dari produk impor,” katanya.
Enram juga unggul dari sisi harga karena lebih terjangkau. Jika dikalkulasi, kata Fikri, harga di luar bisa tiga sampai empat kali lipat harga Enram. ”Sementara untuk hasil, sudah bisa diketahui dalam waktu 15-20 menit,” ujar Fikri.
Penyerahan ke kabupaten kota memang sedikit terlambat karena menunggu izin produksi dan edar. ”Saat ini, kedua izin itu sudah diperoleh. Kementerian Kesehatan juga merespons positif dan mendorong untuk dimasukkan ke dalam katalog elektronik,” ucapnya.
Dengan disalurkannya antigen ke kabupaten kota (masing-masing 480 unit), akan membantu pencegahan penularan Covid-19. Terutama untuk meningkatkan penelusuran riwayat kontak.
Hingga saat ini, penelusuran riwayat kontak NTB masih jauh dari target. Per satu pasien positif, paling banyak ditelusuri hingga 6-7 orang, padahal targetnya 20 orang.
Menurut Fikri, penelusuran riwayat kontak harus bisa ditingkatkan. Termasuk dengan hadirnya antigen Enram. Dengan demikian, bisa mencegah kasus kematian yang hingga Senin ini sudah mencapai 573 orang.
Saat peluncuran beberapa waktu lalu, Rektor Unram Lalu Husni menjelaskan, antigen Enram merupakan bagian dari riset dan inovasi. Hal itu menjadi kebijakan pemerintah dalam mendorong perguruan tinggi untuk melakukan penelitian, penemuan dan inovasi, terutama di era pandemi Covid-19 ini.
”Riset ini inovasi, memantik perguruan tinggi untuk menciptakan hasil karya yang mampu mengatasi persoalan di masa Covid-19 sehingga kita mampu mandiri,” kata Husni.
Mulyanto menambahkan, setelah berhasil membuat alat tes cepat antibodi bersama Universitas Gadjah Mada dan Universitas Padjajaran yang bernama RIGHA, mereka kemudian ditantang untuk mengembangkan alat tes cepat antigen.
Dari proses penelitian, disertai validasi dan uji lainnya, akhirnya mereka bisa menciptakan tes cepat antigen yang tidak hanya murah (Rp 100.000), tetapi juga memiliki sensitivitas dan spesifikasi yang lebih baik dari alat tes serupa yang beredar di pasar.
Industrialisasi
Fikri menambahkan, diproduksi dan diedarkannya Enram memperlihatkan bahwa industrialisasi, termasuk di bidang kesehatan, tidak harus selalu identik pabrik besar.
”Buktinya Laboratorium Hepatika mampu memproduksi alat yang bisa bersaing secara nasional dan internasional,” kata Fikri.
Zulkieflimansyah mengatakan, Enram yang merupakan produk teknologi dan ilmu pengetahuan membuktikan kesanggupan masyarakat NTB menciptakan produk bernilai tinggi, tidak hanya sebatas usaha di bidang makanan, pertanian, dan perikanan. Potensi itulah yang diharapkan bisa dilahir dari Sains Technology and Industrial Park di kabupaten dan kota.
Terkait industrialisasi, Kepala Dinas Perindustrian Nuryanti NTB memiliki enam sektor industri prioritas, yakni pangan, industri hulu argo, industri permesinan alat transportasi, industri hasil pertambangan; industri kosmetik, farmasi, dan herbal, serta ekonomi kreatif.