Mudik Dilarang, Pengiriman Barang dari Cirebon Meningkat
Pengiriman barang dari Cirebon ke sejumlah daerah dan luar negeri meningkat menjelang Lebaran 2021. Salah satu pemicunya adalah larangan mudik.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pengiriman barang dari Cirebon ke sejumlah daerah dan luar negeri meningkat menjelang Lebaran 2021. Peningkatan tersebut dipicu larangan mudik yang membatasi mobilitas warga.
Kondisi tersebut, antara lain, tecermin dalam pengiriman barang di Kantor Pos Cirebon. Selama Ramadhan hingga menjelang Lebaran, misalnya, tercatat 5.800 paket dikirim dari Cirebon ke sejumlah daerah. Padahal, pada bulan biasanya, pengiriman paket berkisar 4.200 barang.
”Jumlah ini hampir sama dengan pengiriman paket pada periode yang sama tahun lalu. Setiap Lebaran, ada peningkatan pengiriman paket. Apalagi, sekarang pandemi dan mudik dilarang,” kata Kepala Kantor Pos Cirebon Ade Novel, Senin (10/5/2021). Paket tersebut berasal dari Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon.
Akibat lonjakan pengiriman paket itu, pihaknya harus menambah tiga kendaraan di tiga jalur pengiriman selama tiga hari. Pengiriman terbanyak ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. ”Muatan yang biasanya 80 persen sekarang penuh 100 persen,” katanya.
Menurut Ade, sebagian besar barang yang dikirim berupa makanan khas daerah, seperti kerupuk udang dan rengginang. Fenomena itu baru terjadi dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas warga. Sebelum itu, pengiriman didominasi hadiah, seperti boneka dan pakaian.
Hal serupa terjadi pada pengiriman paket tujuan ke luar negeri. Pihaknya mencatat selama April 2021, sebanyak 208 paket dikirim dari Cirebon ke sejumlah negara, seperti Uni Emirat Arab, Malaysia, Hong Kong, dan Singapura. Jumlah ini melonjak 73 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni 120 paket.
”Tujuan pengirimannya adalah pekerja migran Indonesia. Kami memprediksi peningkatan pengiriman paket karena mereka tidak bisa pulang ke Indonesia, jadi lebih baik kirim barang ke sana,” ungkapnya. Dengan begitu, kerinduan PMI terhadap kampung halamannya bisa terobati.
Kiriman PMI
Sebaliknya, PMI di negara tersebut mengirim uang kepada keluarganya di Cirebon. Pihaknya mendata, sebulan terakhir, pengiriman uang dari PMI mencapai Rp 38,4 miliar. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yakni sekitar Rp 30 miliar. Namun, dibandingkan tahun lalu, jumlahnya menurun. Saat itu, jumlah kiriman mencapai Rp 39 miliar.
Menurut Ade, pengiriman uang oleh PMI kerap meningkat menjelang Lebaran untuk memenuhi kebutuhan keluarga di daerah. Rata-rata pengiriman berkisar Rp 4,5 juta-Rp 7 juta. ”Ada kebiasaan juga majikan PMI memberikan bonus atau tunjangan hari raya,” katanya.
Bunadi (27), warga Kecamatan Jamblang, mengatakan, kakaknya yang berada di Uni Emirat Arab selalu mengirim uang menjelang Lebaran. ”Ngirimnya, sih,enggak setiap bulan. Tapi, kalau Lebaran pasti kirim untuk kebutuhan Lebaran, beli baju, dan lain-lain. Uangnya juga untuk dua anaknya yang masih sekolah,” ujarnya.