Capaian Vaksinasi Lansia Rendah, Kabupaten dan Kota di Sumbar Diminta Jemput Bola
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat meminta dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan upaya jemput bola untuk meningkatkan angka cakupan vaksinasi warga lanjut usia.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Dinas Kesehatan Sumatera Barat meminta kota dan kabupaten melakukan upaya jemput bola untuk meningkatkan angka cakupan vaksinasi warga lanjut usia. Pemahaman rendah dan susahnya akses ditengarai menjadi penyebab rendahnya vaksinasi bagi lansia. Selain itu, ada pula daerah yang belum memprioritaskan vaksinasi bagi kalangan rentan itu.
Data Dinas Kesehatan Sumbar menyebutkan, hingga 28 Mei 2021, jumlah cakupan vaksinasi untuk SDM kesehatan, petugas pelayanan publik, dan kalangan lansia sekitar 186.006 orang atau 21,27 persen dari total sasaran 874.698 orang. Dari ketiga kelompok sasaran itu, cakupan vaksinasi lansia menjadi yang terendah.
Capaian vaksinasi lansia di Sumbar baru 11.739 orang atau 2,66 persen dari total sasaran 442.003 orang. Sementara itu, capaian vaksinasi petugas pelayanan publik mencapai 135.004 orang atau 33,73 persen dari total sasaran 400.274 orang. Adapun capaian vaksinasi SDM kesehatan 39.263 orang atau 121,22 persen dari total sasaran 32.391 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Arry Yuswandi, Sabtu (29/5/2021), mengatakan, salah satu penyebab rendahnya capaian vaksinasi warga lansia adalah minimnya pemahaman warga. Ada kecemasan warga lansia tentang dampak vaksin Covid-19 sehingga butuh waktu untuk meyakinkan mereka.
”Saya meminta teman-teman dinkes kabupaten/kota untuk berkomunikasi, memberikan pemahaman ke warga lansia. Kalau komunikasi dengan mereka intens, mereka mau divaksinasi. Kalau sekadar didata, diumumkan, kadang-kadang mereka tidak tahu manfaat vaksin,” kata Arry.
Selain itu, menurut Arry, akses warga lansia terhadap vaksin juga menjadi kendala lainnya. Sebagian warga lansia mesti ditemani untuk vaksinasi. Padahal, tidak semuanya bisa ditemani anggota keluarga. Arry pun meminta dinas kesehatan kabupaten/kota untuk jemput bola.
”Warga lansia dikumpulkan di puskesmas, kasih arahan, divaksinasi, lalu diantarkan lagi ke rumah, dan dipantau. Kalau menunggu saja, kadang lansia tidak punya teman untuk puskesmas. Ini sudah kami sarankan ke teman-teman kabupaten/kota,” ujar Arry.
Arry melanjutkan, vaksinasi warga lansia di kabupaten/kota, selain Padang, memang tersendat. Padang sebagai ibu kota provinsi relatif tinggi capaian vaksinasi bagi lansia karena punya banyak himpunan warga lansia, seperti kelompok pensiunan ASN dan pensiunan pegawai bank.
Data Dinas Kesehatan Sumbar menyebutkan, mayoritas warga lansia yang sudah divaksin adalah warga Padang. Capaian vaksinasi warga lansia di Padang mencapai 10,62 persen. Adapun sembilan dari 19 kabupaten/kota di Sumbar, capaian vaksinasi warga lansia masih di bawah 1 persen dari total sasaran masing-masing. Daerah dengan capaian terendah adalah Solok Selatan dengan capaian 0,19 persen.
Oleh sebab itu, dinas kesehatan juga mendorong vaksinasi lansia di kabupaten/kota lain melalui organisasi, seperti organisasi wanita. Sentra tempat vaksinasi dan kegiatan vaksinasi massal juga mesti dimaksimalkan. Selain itu, kata Arry, program satu pemuda divaksin gratis jika membawa dua warga lansia untuk divaksinasi masih berlaku.
Sebelumnya, Pemprov Sumbar juga mengadakan vaksinasi bagi warga lansia di Masjid Raya Sumbar untuk mempermudah akses. Namun, setelah dievaluasi, menurut Arry, animo peserta rendah sehingga ditiadakan. Lagi pula pemprov tidak lagi mendapat alokasi vaksin Covid-19 karena langsung didistribusikan ke kabupaten/kota.
Secara nasional, capaian vaksinasi Covid-19 Sumbar termasuk terendah. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, hingga 23 Mei 2021, Sumbar berada di posisi empat terbawah capaian vaksinasi dosis pertama dari 34 provinsi di Indonesia. Sumbar dengan capaian 19,02 persen cuma lebih baik daripada Maluku Utara (18,53 persen), Lampung (17,99 persen), dan Aceh (12,59 persen). Capaian rata-rata nasional sebesar 37,01 persen.
Menurut Arry, selain karena rendahnya capaian vaksinasi warga lansia, rendahnya capaian itu juga dipengaruhi faktor momen Ramadhan lalu. Saat Ramadhan, animo masyarakat untuk divaksinasi rendah. Namun, setelah Idul Fitri, kegiatan vaksinasi kembali digenjot, apalagi kabupaten/kota sedang mengejar vaksinasi bagi guru sebelum pembelajaran tatap muka.
Arry menambahkan, beberapa pekan belakangan kasus Covid-19 di Sumbar terus meningkat, bahkan bisa bertambah 400 orang dalam sehari. Cakupan vaksinasi yang luas diharapkan bisa menekan angka penularan dan kematian akibat Covid-19.
”Kami mohon dukungan semua pihak agar warga lansia di Sumbar bisa divaksinasi. Angka kematian Covid-19, yang lebih dari 50 persennya berasal dari warga lansia, bisa kita tekan dengan vaksinasi,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan Novirman mengatakan, capaian vaksinasi warga lansia di kabupaten ini rendah karena pemkab fokus melakukan vaksinasi terhadap petugas pelayanan publik dan ASN lainnya. Hingga 28 Mei 2021, capaian vaksinasi warga lansia di Solok Selatan cuma 23 orang atau 0,19 persen dari total sasaran 12.301 orang.
”Ada 23 warga lansia yang sudah divaksinasi, termasuk jemaah calon haji yang akan diberangkatkan. Sebenarnya minat warga lansia untuk divaksinasi ada, tetapi kemarin kami mengutamakan dulu petugas pelayanan publik dan ASN. Bulan Juni nanti kami mulai fokus ke lansia dan pejabat publik lainnya, baru masuk ke masyarakat,” kata Novirman ketika dihubungi dari Padang, Sabtu sore.
Menurut Novirman, setelah Lebaran, pemkab kembali menggenjot vaksinasi Covid-19. Minggu (30/5/2021) besok, dinas kesehatan mengadakan vaksinasi massal bagi petugas pelayanan publik, ASN, dan warga lansia ketika kegiatan hari bebas kendaraan bermotor di Ruang Terbuka Hijau Padang Aro. Senin (31/5/2021), vaksinasi juga dilakukan di halaman kantor Bupati Solok Selatan.