Anggota Jaringan Pemasok Senjata dan Amunisi untuk KKB Dibekuk
Aparat Satgas Nemangkawi menangkap seorang pemasok senjata dan amunisi bagi kelompok kriminal bersenjata di Papua. Pelaku membawa uang senilai Rp 370 juta untuk bertransaksi dengan penjual senjata dan amunisi di Mimika.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Satuan Tugas Nemangkawi gabungan Polri-TNI menangkap seorang warga bernama Neson Murib (sebelumnya tertulis Nelson Murib-red) di Bandara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Neson merupakan bagian dari jaringan pemasok amunisi dan senjata api bagi kelompok kriminal bersenjata atau KKB.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri, saat dihubungi dari Jayapura, Selasa (15/6/2021), menuturkan, Neson ditangkap saat pesawat yang ditumpanginya sedang transit di Bandara Mulia sekitar pukul 13.00 WIT, Senin (14/6/2021). Menurut rencana, Neson akan melanjutkan perjalanan ke Mimika.
Dalam penangkapan itu, personel Satgas Nemangkawi menemukan uang Rp 370 juta yang dibawa Neson. Diduga, Neson akan menggunakan uang tersebut untuk membeli senjata api dan amunisi untuk KKB.
”Neson merupakan anggota KKB di bawah pimpinan Lekagak Telenggen. Ia diutus Lekagak untuk membeli amunisi dan senjata api untuk aksi KKB di Kabupaten Puncak,” kata Mathius.
Mathius mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara, tersangka mengaku terlibat dalam sejumlah transaksi pembelian senjata dan amunisi untuk KKB selama ini. Total uang yang selama ini diterima Neson untuk pembelian senjata dan amunisi mencapai Rp 1,3 miliar.
Ia menambahkan, Satgas Nemangkawi masih mendalami jaringan pembelian senjata dan amunisi di balik tersangka ini. Tim akan menyelidiki pihak-pihak yang menyediakan uang dan amunisi serta senjata bagi Neson.
Sebelumnya, Satgas Nemangkawi juga menangkap anggota KKB bernama Litiron Weya di Kabupaten Puncak Jaya pada 23 Mei 2021. Litiron masuk dalam daftar pencarian orang kepolisian karena merupakan salah satu penyuplai senjata bagi kelompok Terinus Enumbi.
Litiron juga terlibat dalam aksi penembakan yang menyebabkan Letnan Dua Blegur meninggal pada tahun 2018. Dia juga terlibat aksi perampasan satu pucuk senjata api milik Sersan Dua Yudistira Boham di Distrik Mewoluk pada 21 Februari 2020.
Sebelumnya, Wakil Ketua Eksternal Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Amiruddin Al Rahab berpendapat, selain mengejar dan menangkap anggota KKB, diperlukan juga upaya memutus pasokan amunisi dan senjata. ”Ini pekerjaan penting. Senjata tanpa amunisi tak ada gunanya,” katanya.
Ia menegaskan, saat ini perlu dikendalikan peredaran amunisi dan senjata untuk mengurangi kekerasan di Papua. Amiruddin mengungkapkan, KKB mendapatkan senjatanya antara lain dari senjata tua peninggalan era Belanda.
Selain itu, yang sering terjadi, mereka merampas senjata milik aparat keamanan. Mereka juga mendapatkan senjata di pasar gelap. ”Ini perlu diselidiki mendalam, siapa pihak pemasoknya. Belakangan mencuat ke permukaan, ada oknum yang jual senjata dan amunisi ke kelompok bersenjata,” kata Amiruddin.
Dari catatan Kompas dan data Polda Papua, dari Januari hingga Juni 2021, KKB telah melakukan 21 serangan di Intan Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, dan Puncak. Akibatnya, sembilan aparat keamanan dan tujuh warga sipil meninggal. Selain itu, 10 aparat keamanan dan dua warga terluka.