Pemkot Cirebon Janji Penyaluran Ribuan Paket Sembako Tepat Sasaran
Pemkot Cirebon, Jawa Barat, menyalurkan ribuan paket bahan pokok untuk 2.175 keluarga terdampak Covid-19. Pemkot berjanji penyaluran paket tepat sasaran.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, berjanji menyalurkan ribuan paket sembako (bahan pokok) dengan tepat sasaran kepada 2.175 keluarga. Selain pendataan melalui kelurahan, penerima paket juga telah terverifikasi oleh sistem sebagai keluarga yang belum mendapatkan bantuan terdampak Covid-19.
Program penyaluran paket bahan pokok untuk warga terdampak Covid-19 itu diluncurkan Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis, dilakukan di Gudang Bulog Pegambiran, Cirebon, Selasa (15/6/2021). Turut hadir Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon Ramadin Ruding, Kepala Kantor Pos Cirebon Ade Novel, dan Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DSP3A) Kota Cirebon Santi Rahayu.
Santi mengatakan, 2.175 keluarga bakal menerima paket bahan pokok sebanyak tiga kali tahun ini dengan total 6.525 paket. Setiap paket berisi mi instan 10 bungkus, beras 10 kilogram, kecap sebotol, sarden dua kaleng, dan minyak goreng 1 liter. Isi paket itu hampir sama dengan paket bahan pokok tahun lalu, kecuali jumlah mi instan yang sebelumnya hanya lima bungkus.
Setiap penyaluran membutuhkan waktu sekitar dua pekan. ”Kalau paketnya sudah selesai disalurkan, nanti kami kirim lagi. Kami berharap penyaluran ini bisa meringankan sedikit beban keluarga penerima manfaat (KPM) yang terdampak Covid-19,” katanya.
Santi memastikan penyaluran paket bahan pokok yang bekerja sama dengan Kantor Pos Cirebon itu bakal tepat sasaran. Artinya, penerima paket merupakan keluarga terdampak pandemi Covid-19, tetapi belum mendapatkan bantuan apa pun baik dari pemerintah pusat, provinsi, maupun daerah sejak 2020.
”Kami punya sistem, kalau penerima pernah mendapatkan bantuan, pasti datanya ter-delete (terhapus). Datanya juga kami cek satu-satu,” katanya. Adapun data KPM berasal dari kelurahan yang telah diperbarui dan diverifikasi langsung oleh petugas rukun warga.
”Kalau di lapangan, ada laporan, misalnya, KPM tidak ada di rumahnya, paket sembakonya akan disalurkan ke panti-panti asuhan. Sudah ada MoU (nota kesepahaman) soal paket yang tidak tersalurkan,” katanya. Perihal calon penerima yang sudah meninggal, paketnya akan diberikan kepada keluarganya.
Ramadin menjamin kualitas dan kuantitas sejumlah komoditas, seperti sarden, minyak goreng, dan gula, dalam paket bahan pokok terpenuhi. Beras, misalnya, ujarnya, merupakan kualitas premium. Saat ini stoknya tercatat 50 ton dan bisa bertambah sesuai permintaan Pemkot Cirebon.
Kalau di lapangan, ada laporan, misalnya, KPM tidak ada di rumahnya, paket sembakonya akan disalurkan ke panti-panti asuhan.
Pihaknya juga masih memiliki stok sekitar 100.000 ton beras jenis medium di 10 kompleks pergudangan di wilayah Perum Bulog Cirebon. Dengan stok itu, tempat yang tersisa hanya sekitar 25.000 ton. ”Paling tidak, penyaluran paket sembako ini bisa mengurangi space (tempat di gudang) kami untuk menyerap gabah petani lagi,” ungkapnya.
Saat ini, lanjut Ramadin, baru Kota Cirebon yang bekerja sama dengan Perum Bulog Cirebon untuk penyaluran paket bahan pokok terdampak Covid-19 tahun ini. Pihaknya berharap Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Majalengka juga bisa berkolaborasi untuk membantu warga terdampak Covid-19.
Nashrudin Azis meminta DSP3A Kota Cirebon tidak hanya membagikan paket dari program pemerintah, seperti paket bahan pokok. ”Tetapi, dinas terkait juga harus menggalang kekuatan dari masyarakat. Seperti 2020, begitu banyak masyarakat yang tergerak hatinya untuk membantu warga lainnya. Dinas terkait harus memelopori ini,” ujarnya.
Azis juga telah berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri Kota Cirebon untuk mengawal program penyaluran paket bahan pokok dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) itu. ”Pendampingan kejaksaan ini penting. Jangan sampai kami berbuat (dengan niat) baik, tapi berujung masalah,” katanya.