RS Rujukan Covid-19 di Surakarta Diminta Tambah Kapasitas Isolasi
Kapasitas ruang isolasi untuk pasien Covid-19 di Kota Surakarta semakin menipis. Untuk itu, sejumlah rumah sakit rujukan diminta menambah kapasitas ruang isolasinya.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Kapasitas ruang isolasi untuk pasien Covid-19 di Kota Surakarta, Jawa Tengah, semakin menipis. Untuk itu, sejumlah rumah sakit rujukan diminta menambah kapasitas isolasinya. Bantuan berupa ventilator untuk ruang rawat intensif juga akan diupayakan pemerintah daerah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih menyampaikan, tingkat keterisian rumah sakit, baik untuk tempat tidur isolasi maupun ruang rawat intensif bagi pasien Covid-19 pada Selasa (15/6/2021), mencapai 78 persen. Sehari sebelumnya, tingkat keterisian rumah sakit masih berada di angka 73 persen.
”Kemarin, saya sudah mengumpulkan jajaran pengelola rumah sakit untuk meningkatkan kapasitasnya 40 persen dari tempat tidur isolasi yang disediakan. Sebelumnya, kami juga sudah mengeluarkan surat edaran untuk penambahan kapasitas tersebut sejak 29 Mei 2021,” kata Wahyuningsih saat ditemui di sela-sela vaksinasi keliling, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa siang.
Di Kota Surakarta, terdapat 16 rumah sakit rujukan untuk mengisolasi pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat. Dari sejumlah rumah sakit itu, tempat tidur isolasi yang disediakan sebanyak 636 unit. Adapun ruang rawat intensif menyediakan 127 unit tempat tidur.
Penambahan kapasitas ruang rawat intensif, menurut Wahyuningsih, sulit dilakukan karena membutuhkan ventilator untuk bisa menangani pasien-pasien yang gejalanya sudah berat. Sementara ruang rawat intensif pada sejumlah rumah sakit sudah terisi penuh.
”Kalau secara keseluruhan, tingkat keterisian ICU (ruang rawat intensif) sudah 94 persen. Saya juga memikirkan agar kapasitas ICU ditingkatkan. Untuk itu, kami akan bantu mengusulkan bantuan alat-alat untuk ICU. Entah statusnya bantuan atau pinjam pakai,” ujar Wahyuningsih.
Ditemui secara terpisah, Direktur Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Bung Karno Kota Surakarta Wahyu Indianto menyampaikan, pihaknya telah siap menyiapkan penambahan kapasitas tempat tidur isolasi. Hal itu untuk mengantisipasi adanya lonjakan pasien.
Penambahan kapasitas ruang rawat intensif sulit dilakukan karena membutuhkan ventilator untuk bisa menangani pasien-pasien yang gejalanya sudah berat. Sementara ruang rawat intensif pada sejumlah rumah sakit sudah terisi penuh. (Siti Wahyunungsih)
Di RSUD Bung Karno Kota Surakarta, tempat tidur isolasi yang bisa digunakan sebanyak 59 unit. Namun, penggunaannya dilakukan secara bertahap. Saat ini tempat tidur yang dialokasikan baru 39 unit. Ada sisa 20 unit yang bisa digunakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
”Untuk saat ini, dari 39 unit tempat tidur isolasi yang dialokasikan, baru digunakan 25 orang pasien. Jadi, sejauh ini kami siap (menambahkan kapasitas tempat tidur,” kata Wahyu.
Kondisi serupa berlaku untuk penambahan ruang rawat intensif. Di rumah sakit tersebut, total terdapat 11 tempat tidur pada ruang rawat intensif. Ada dua tempat tidur yang dialokasikan untuk melayani pasien Covid-19. Jika diperlukan penambahan ruang rawat intensif, pihak RSUD Bung Karno bisa menambah tiga tempat tidur lagi.
Walakin, diakui Wahyu, ada kendala keterbatasan tenaga ahli untuk penambahan ruang rawat intensif. Persoalan ini coba dicarikan solusinya oleh komite medik di rumah sakit.
Sebelumnya, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan, pihaknya akan menyiapkan rumah sakit lapangan di Benteng Vastenburg untuk menyikapi meningkatnya keterisian rumah sakit. Namun, diharapkan angka keterisian rumah sakit segera melandai sehingga rumah sakit lapangan tidak perlu digunakan. Semua pasien bergejala sedang hingga berat diharapkan bisa ditangani di fasilitas kesehatan yang tersedia.
”Rumkitlap (rumah sakit lapangan) akan digunakan khusus warga Kota Surakarta. Tetapi, itu cadangan saja. Semoga jangan sampai terpakai,” kata Gibran.
Rumah sakit lapangan tersebut dapat digunakan untuk merawat 80 pasien. Pengelola juga menyiapkan ruang rawat intensif sebanyak empat unit. Tenaga kesehatan yang nantinya disediakan untuk mengurus pasien di rumah sakit tersebut berjumlah 60 orang.