KBRI di Dili Melakukan Vaksinasi kepada Warga Indonesia di Perbatasan
KBRI di Dili melalui Kantor Penghubung Provinsi Oecusse, Timor Leste, memvaksinasi puluhan warga RI di perbatasan Timor Leste-Indonesia. Pengamanan di perbatasan kedua negara diperketat untuk mencegah penyebaran virus.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
OECUSSE, KOMPAS — Kedutaan Besar Republik Indonesia di Dili, melalui Kantor Penghubung Provinsi Oecusse, Timor Leste, melakukan vaksinasi Covid-19 bagi puluhan warga RI di perbatasan Timor Leste-Indonesia. Pihak Timor Leste dan Indonesia pun melakukan pengamanan ketat di sepanjang perbatasan sebagai upaya mencegah penularan Covid-19.
Kepala Kantor Penghubung Kedutaan Besar RI (KBRI) Dili di Oecusse, Timor Leste, Marya Onny Silaban, di Oecusse, Rabu (30/6/2021), menyebutkan, KBRI Dili berkoordinasi dengan Pemerintah Timor Leste, khususnya Pemerintah Daerah Oecusse dan WHO di Timor Leste untuk memberikan vaksin kepada warga RI di sepanjang perbatasan. Vaksinasi berlangsung di perbatasan Provinsi Oecusse, Timor Leste, dengan Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
”Sudah 50 WNI yang berdomisili di perbatasan Oecusse dengan dua kabupaten di NTT itu mendapat vaksin pertama, Senin, 28 Juni 2021. Sebanyak 36 orang membawa paspor ke KBRI Kantor Penghubung Oecusse di Oecusse, kemudian mengantre dengan tertib. Kemudian, 14 orang lain melakukan vaksinasi di tempat terpisah di wilayah Provinsi Oecusse, Timor Leste,” kata Silaban.
Jumlah WNI di Timor Leste, menurut data calon pemilih dalam daftar pemilih tetap Pemilu 2019, mencapai 3.400 orang, belum termasuk anak-anak yang belum memiliki hak pilih. Namun, sebagian besar telah pulang ke Indonesia pada awal pandemi Covid-19, Maret 2020. KBRI Dili terus memantau keberadaan WNI di Timor Leste dan berupaya untuk memberikan vaksinasi bagi mereka.
Upaya KBRI Dili ini merupakan wujud pelayanan publik dan perlindungan WNI terhadap Covid-19. Selain itu, keikutsertaan WNI dalam program vaksinasi nasional di Timor Leste juga untuk membentuk kekebalan komunal yang lebih luas di perbatasan.
Sebelum vaksin diberikan, para vaksinator menjawab berbagai pertanyaan peserta vaksin mengenai efikasi vaksin, makanan yang harus dihindari setelah vaksin, keberlakuan kartu vaksin, dan lainnya. Kendala yang dihadapi peserta vaksinasi hampir tidak ada, tetapi sebagian peserta mengalami penyakit hipertensi, hipotensi, dan autoimun.
Getrudis Sole, warga Indonesia yang menikah dengan Fredikus Jemmi Silvester, warga Timor Leste, yang berdiam di perbatasan Oecusse-NTT, menyambut baik kegiatan vaksinasi ini. ”Kami berterima kasih kepada KBRI Dili dan Pemerintah Timor Leste yang telah membantu kami WNI di perbatasan Oecusse mendapatkan vaksinasi Covid-19. Saya berharap semua WNI mendapatkan vaksinasi serupa,” kata Getrudis Sole.
Oecusse merupakan provinsi enclave di ujung Timor Leste bagian barat. Ocusse satu-satunya provinsi dari 13 provinsi di Timor Leste yang diberi mandat konstitusi negara itu untuk mengatur wilayahnya sendiri sejak 2015. Ada tiga provinsi di Timor Leste yang berbatasan dengan NTT, yakni Oecusse, Bobonaro (berbatasan dengan Kabupaten Belu), dan Covalima (berbatasan dengan Kabupaten Malaka).
Vaksinator Nilda Maria da Costa, yang juga Kepala Bagian Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Oecusse, mengatakan, Timor Leste menggunakan dua vaksin, yakni AstraZeneca dan Sinovac. Kegiatan vaksinasi di Timor Leste berlangsung sejak April 2021 dengan prioritas warga Timor Leste yang bertugas di perbatasan, aparat publik, tenaga kesehatan, pemuka agama, dan kalangan diplomatik. Tahap kedua vaksinasi dimulai Juni 2021 dengan sasaran penderita sakit kronis, warga lansia, dan disabilitas.
Kementerian Kesehatan Timor Leste menyebutkan, pada 7 April-28 Juni 2021 tercatat 194.546 warga setempat telah mendapat vaksinasi pertama dan 25.421 orang mendapat vaksinasi kedua. Sementara angka kumulatif kasus positif Covid-19 di Timor Leste hingga 28 Juni 2021 tercatat 9.055 pasien, terdiri dari 801 kasus aktif, 8.233 pasien sembuh, dan 21 orang meninggal.
Rata-rata kasus Covid-19 di TLimor Leste dalam satu pekan terakhir di bawah 30 orang. Pemerintah Timor Leste melakukan pembatasan ketat mobilitas masyarakat baik di dalam wilayah Timor Leste maupun lintas batas wilayah negara kecuali untuk alasan mendesak dan alasan kemanusiaan.
Negara Timor Leste berbatasan darat dengan NTT sepanjang 268,8 kilometer. Para petugas keamanan kedua negara melakukan pengamanan ekstraketat di sepanjang perbatasan untuk mencegah pelintas ilegal yang berpotensi menyebarkan virus korona.
Selama pandemi Covid-19, KBRI Dili telah menfasilitasi visa dengan alasan kemanusiaan kepada warga Timor Leste yang ingin berobat di Indonesia. Kebijakan bebas visa kepada warga negara asing ditangguhkan selama masa pandemi Covid-19, tetapi demi kemanusiaan dengan tujuan berobat, bebas visa dapat diberikan.
Warga Timor Leste juga sangat membutuhkan obat-obatan dari Indonesia. Untuk itu, KBRI Dili menfasilitasi kemudahan impor obat-obatan dari Indonesia ke Timor Leste selama masa pandemi. Dukungan KBRI ini pun dengan alasan kemanusiaan.
Jumlah penduduk Timor Leste mencapai 1,3 juta jiwa, sekitar 85.000 jiwa di antaranya ada di Provinsi Oecusse. Mereka tersebar di wilayah pesisir dan pegunungan dengan mata pencarian utama petani, peternak, dan nelayan.