Dengan Kereta Api, Kota Yogya Tak Lagi ”Jauh” dari Bandara
Bandara Internasional Yogyakarta kini terkoneksi langsung dengan layanan kereta api. Sebelum beroperasi untuk umum, ”Kompas” berkesempatan mengikuti uji coba moda yang memakan waktu hanya 40 menit dari kota ke bandara.
Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini kian terjangkau dari pusat Kota Yogyakarta. Kehadiran kereta api memangkas waktu tempuh dari 1,5 jam menjadi 40 menit. Sebelum beroperasi untuk umum, Kompas berkesempatan mengikuti uji coba moda transportasi tersebut.
Kereta Api Bandara Internasional Yogyakarta resmi diperkenalkan ke publik dalam acara soft launching pada Jumat (27/8/2021) sore. Namun, setelah soft launching dilakukan, kereta api itu masih dalam tahap uji coba. Oleh karena itu, masyarakat umum dan penumpang pesawat di Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) belum bisa menaiki kereta api tersebut.
Tiga hari setelah soft launching atau Senin (30/8/2021), Kompas bersama sejumlah wartawan media di Yogyakarta mendapat kesempatan mengikuti uji coba KA Bandara Internasional Yogyakarta. Selain awak media, uji coba kereta api yang sering disebut KA Bandara YIA itu juga diikuti para pelaku pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Uji coba diawali dari Stasiun Yogyakarta atau biasa disebut Stasiun Tugu. Stasiun yang berlokasi tak jauh dari kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta, itu memang menjadi titik awal perjalanan KA Bandara Internasional Yogyakarta. Di stasiun itu juga telah disiapkan ruang tunggu khusus untuk penumpang yang ingin naik kereta api tersebut.
Baca juga : KA Bandara Internasional Yogyakarta Diresmikan, Perjalanan Hanya 40 Menit
Setelah menunggu sejenak di ruang tunggu, para peserta uji coba dipersilakan naik ke KA Bandara Internasional Yogyakarta yang telah bersiap di peron tak jauh dari ruang tunggu. Kereta api tersebut memiliki warna dominan hijau-putih dengan hiasan ornamen batik di beberapa bagian. Di salah satu bagian kereta api itu terdapat tulisan ”KA Bandara YIA”.
Begitu masuk ke dalam kereta api, suasana sejuk langsung terasa berkat alat pendingin ruangan. Satu rangkaian KA Bandara Internasional Yogyakarta terdiri atas empat gerbong. Di setiap gerbong terdapat barisan tempat duduk di kedua sisi. Tempat duduk itu diatur menghadap ke depan dan belakang.
Baca juga : Pembangunan Jalur Kereta Bandara Yogyakarta Selesai Lebih Cepat
Waktu menunjukkan pukul 10.54 WIB saat KA Bandara Internasional Yogyakarta mulai bergerak meninggalkan Stasiun Yogyakarta. Pada awal perjalanan, lanskap Kota Yogyakarta terlihat jelas dari dalam kereta api. Namun, lama-kelamaan, pemandangan itu berganti dengan hamparan sawah dan aliran sungai saat kereta api berjalan makin ke barat.
Dalam perjalanan dari Stasiun Yogyakarta ke Bandara Internasional Yogyakarta, kereta api itu hanya singgah di satu stasiun, yakni Stasiun Wates di Kecamatan Wates, Kulon Progo. Pemberhentian ini untuk memberi kesempatan bagi penumpang dari wilayah Kulon Progo untuk naik dan turun. Sebelum dan sesudah Stasiun Wates, kereta api itu akan terus melaju tanpa berhenti lagi hingga tiba di Bandara Internasional Yogyakarta.
Jalur baru
Sebagian besar jalur yang dilalui KA Bandara Internasional Yogyakarta merupakan jalur kereta api lama yang sudah ada sebelumnya. Jalur tersebut bagian dari jalur kereta api di wilayah selatan Jawa yang biasa dilalui penumpang kereta api jarak jauh dari Yogyakarta. Namun, setelah sampai di Stasiun Kedundang, Kecamatan Temon, Kulon Progo, kereta api tersebut akan berbelok ke jalur baru yang belum lama dibangun.
Yang unik, sebagian besar jalur kereta api baru itu dibangun melayang, bukan berada di permukaan tanah.
Untuk mengoperasikan layanan kereta api langsung ke Bandara Internasional Yogyakarta, pemerintah membangun jalur kereta api baru dari Stasiun Kedundang hingga ke bandara tersebut. Panjang jalur baru tersebut sekitar 5,4 kilometer (km). Yang unik, sebagian besar jalur kereta api baru itu dibangun melayang, bukan berada di permukaan tanah.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jalur kereta api sepanjang 5,4 km itu terdiri dari jalur at grade atau di permukaan tanah sepanjang 300 meter, konstruksi jalur ganda layang sepanjang 5,1 km, serta 16 unit konstruksi jembatan. Pembangunan jalur kereta api baru yang dilakukan sejak tahun 2019 itu menghabiskan anggaran sekitar Rp 1,1 triliun.
Baca juga : Memaksimalkan Potensi Besar Bandara Internasional Yogyakarta
Saat KA Bandara Internasional Yogyakarta sampai di Stasiun Kedundang, penumpang bisa merasakan laju kereta api yang berbelok dari jalur lama ke jalur baru. Namun, meski sebagian besar jalur baru itu dibangun melayang, penumpang tak akan merasakan perbedaan yang mencolok saat kereta api memasuki jalur tersebut.
Satu-satunya hal yang membuat sadar bahwa kereta api sedang berjalan di rel dengan konstruksi melayang adalah pemandangan jalan raya yang berada lebih rendah daripada jalur kereta api. Selain itu, tak lama setelah kereta api memasuki jalur baru, penumpang juga bakal melihat bangunan Bandara Internasional Yogyakarta yang berdiri megah.
Jarum jam menunjukkan pukul 11.33 WIB saat KA Bandara Internasional Yogyakarta akhirnya berhenti dan sampai di tujuan akhir. Perjalanan dari Stasiun Yogyakarta hingga Bandara Internasional Yogyakarta itu menghabiskan waktu sekitar 39 menit atau 1 menit lebih awal dari target waktu 40 menit.
Aksesibilitas
Sebelum adanya kereta api itu, isu aksesibilitas atau kemudahan akses selalu membayangi Bandara Internasional Yogyakarta. Berlokasi di wilayah pesisir pantai Kulon Progo, bandara tersebut berjarak sekitar 40 km dari pusat kota Yogyakarta.
Apabila menggunakan mobil, perjalanan dari Kota Yogyakarta ke Bandara Internasional Yogyakarta butuh waktu sekitar 1,5 jam. Waktu tempuh itu akan bertambah apabila kondisi lalu lintas macet. Lamanya waktu tempuh itulah yang coba diatasi dengan pengoperasian KA Bandara Internasional Yogyakarta.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, perjalanan dengan kereta api itu dari Bandara Internasional Yogyakarta ke Stasiun Yogyakarta atau sebaliknya hanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit. Luhut juga menyebut perjalanan dengan kereta api tersebut sangat nyaman.
”Perjalanan 40 menit, sangat nyaman, pemandangan juga bagus, dan kereta apinya juga bagus,” kata Luhut seusai melakukan uji coba perjalanan dengan KA Bandara Internasional Yogyakarta, Jumat sore lalu.
Membangun infrastruktur perkeretaapian membutuhkan investasi tinggi, tetapi dengan begini kita bisa memotong waktu dari 1,5 jam menjadi 40 menit. (Luhut Binsar Pandjaitan)
Luhut menambahkan, keberadaan kereta api itu akan menambah layanan transportasi umum yang menuju ke Bandara Internasional Yogyakarta. Sebelumnya, pemerintah lebih dulu mengoperasikan layanan bus dan taksi untuk melayani penumpang yang menuju ke Bandara Internasional Yogyakarta.
”Memang disadari membangun infrastruktur perkeretaapian membutuhkan investasi tinggi, tetapi dengan begini kita bisa memotong waktu dari 1,5 jam menjadi 40 menit. Tentu saya kira ini sangat bagus,” ungkap Luhut.
Sebelum adanya KA Bandara Internasional Yogyakarta, pemerintah lebih dulu mengoperasikan kereta api dari Stasiun Yogyakarta ke Stasiun Wojo di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Dari Stasiun Wojo, masyarakat bisa melanjutkan perjalanan ke Bandara Internasional Yogyakarta menggunakan minibus milik Damri dengan waktu tempuh 10 menit.
Akan tetapi, dengan adanya KA Bandara Internasional Yogyakarta, nantinya masyarakat bisa langsung sampai ke bandara tanpa harus berganti moda transportasi. Oleh karena itu, kehadiran kereta api tersebut diharapkan bisa mempermudah perjalanan masyarakat menuju ke Bandara Internasional Yogyakarta.
Daya tarik
Selain memudahkan mobilitas, keberadaan KA Bandara Internasional Yogyakarta diharapkan bisa menambah daya tarik pariwisata DIY. Dengan begitu, apabila pandemi Covid-19 sudah terkendali, pengoperasian kereta api tersebut diharapkan bisa menjadi salah satu faktor pengungkit kebangkitan pariwisata DIY.
Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Herman Tony mengatakan, selama ini banyak wisatawan yang mengeluhkan lamanya waktu perjalanan dari Kota Yogyakarta ke Bandara Internasional Yogyakarta. ”Banyak tamu yang menyampaikan ke kami, waktu yang dibutuhkan dari hotel di Kota Yogyakarta ke bandara ini tergolong lama,” ujarnya.
Oleh karena itu, Herman mengapresiasi pengoperasian KA Bandara Internasional Yogyakarta. Dengan waktu perjalanan hanya 40 menit, kereta api itu akan memudahkan wisatawan yang bepergian melalui Bandara Internasional Yogyakarta. ”Ternyata betul-betul on time (tepat waktu) karena 40 menit kita sudah tiba di bandara,” katanya seusai mengikuti uji coba KA Bandara Internasional Yogyakarta.
Herman berharap keberadaan KA Bandara Internasional Yogyakarta bisa menambah daya tarik pariwisata DIY. ”Semoga dengan tersedianya fasilitas kereta api bandara ini, bisa menambah daya tarik dan daya jual pariwisata DIY. Tentu kami dari PHRI sangat mengharapkan pengoperasian kereta api ini menambah jumlah orang yang datang dan berwisata ke DIY,” ucapnya.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 6 Yogyakarta Supriyanto mengatakan, KA Bandara Internasional Yogyakarta direncanakan bakal beroperasi secara komersial dan melayani masyarakat umum mulai September 2021. Namun, sampai sekarang, belum bisa dipastikan mulai tanggal berapa kereta api itu akan beroperasi komersial.
Menurut Supriyanto, PT KAI masih menunggu informasi dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub tentang waktu pengoperasian secara komersial kereta api tersebut. Dia menambahkan, pada awal KA Bandara Internasional Yogyakarta beroperasi secara komersial, akan diberlakukan tarif promo sebesar Rp 20.000.
Sementara itu, menurut rencana awal, KA Bandara Internasional Yogyakarta akan melayani 30 kali perjalanan dalam sehari. Sebanyak 30 kali perjalanan itu terdiri dari 15 kali perjalanan dari Stasiun Yogyakarta dan 15 kali perjalanan dari Bandara Internasional Yogyakarta.
Supriyanto memaparkan, KA Bandara Internasional Yogyakarta menggunakan kereta rel diesel (KRD). Satu rangkaian kereta api itu terdiri atas empat gerbong. ”Kalau kapasitasnya, ada yang 200 orang dan ada yang 260 orang. Selama pandemi ini, jumlah penumpang tetap kami batasi 50 persen dari kapasitas,” ujarnya.
Supriyanto menyebut, untuk mendukung pengoperasian KA Bandara Internasional Yogyakarta, PT KAI menyiapkan enam trainset atau rangkaian kereta api. Dari enam rangkaian kereta api itu, sebanyak empat rangkaian disiapkan untuk operasional sehari-hari, sementara dua rangkaian disiapkan sebagai cadangan.
Yang menarik, pada masa promosi awal, KA Bandara Internasional Yogyakarta tak hanya bisa dinaiki penumpang pesawat terbang di Bandara Internasional Yogyakarta. Menurut Supriyanto, masyarakat umum pun bisa naik kereta api tersebut. ”Aturannya kami belum dapat. Tetapi, untuk promosi awal, masyarakat umum bisa naik, tidak harus punya tiket pesawat,” tuturnya.
Untuk selanjutnya, pekerjaan rumah yang telah menanti adalah mempertahankan kualitas layanan kereta api bandara, mulai dari ketepatan waktu, keramahan petugas, hingga kebersihan kereta. Hanya dengan pelayanan prima secara konsisten, penumpang kereta akan benar-benar mengapresiasi.