Kota Tarakan Lanjutkan PPKM Level 4, Perbatasan di Kaltara Diperketat
Kota Tarakan menjadi satu-satunya daerah di Kaltara yang melanjutkan PPKM level 4. Selain menggencarkan 3T di kota itu, Pemprov Kaltara juga menekan penularan Covid-19 di wilayah perbatasan dengan Malaysia.
Oleh
Sucipto
·2 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Di Provinsi Kalimantan Utara, Kota Tarakan menjadi satu-satunya daerah yang melanjutkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 4. Selain menggencarkan pengetesan, pelacakan, dan perawatan (3T) di kota itu, Pemerintah Provinsi Kaltara juga menekan penularan Covid-19 di wilayah perbatasan dengan Malaysia.
Wali Kota Tarakan Khairul, dihubungi dari Balikpapan, Jumat (10/9/2021), menjelaskan, pihaknya akan mengevaluasi PPKM level 4 yang sudah berjalan. Selama perpanjangan PPKM ini, Satgas Covid-19 Tarakan akan menguatkan 3T.
Selain itu, Khairul akan memastikan warga mematuhi protokol kesehatan dalam kegiatan sehari-hari. Sebab, menurut data yang ia himpun, Kota Tarakan sudah memenuhi sejumlah indikator.
Namun, positivity rate Kota Tarakan masih di angka 5,6 persen. Setidaknya Kota Tarakan harus mencapai angka 5 persen untuk keluar dari level 4. ”Pelaksanaan PPKM level 4 masih sama. Untuk pernikahan yang mengundang orang, kami minta ditunda dulu,” kata Khairul.
Kota Tarakan merupakan satu pulau seluas 657 kilometer persegi. Kota tersebut bisa ditempuh menggunakan kapal cepat sekitar 1,5 jam dari Tanjung Selor, pusat pemerintahan Kaltara. Pemprov Kaltara akan melakukan tes berlapis bagi warga yang akan menuju Tarakan.
Sebab, di Tarakan terdapat bandara yang melayani penerbangan ke kota-kota besar, seperti Jakarta, Balikpapan, dan Surabaya. Tes berlapis salah satunya dilakukan di Kabupaten Nunukan, yang berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia.
”Di Nunukan, Satgas Covid-19 setempat melakukan tes dan karantina bagi pekerja migran Indonesia yang baru masuk ke Indonesia. Tes PCR dan karantina lima hari,” ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Kaltara Agust Suwandy.
Selama ini, kata Agust, ada sejumlah pekerja migran Indonesia (PMI) yang memilih pulang ke kampung halaman masing-masing melalui bandara Tarakan. Untuk itu, pemerintah Nunukan bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk menjaring PMI yang masuk melalui jalur tak resmi atau ”jalur tikus” di Nunukan.
Jalur tikus tersebut biasanya digunakan oleh PMI yang tak memiliki dokumen untuk menghindari pemeriksaan petugas. Jalurnya sangat banyak serta tersebar di darat dan laut. Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan kerap menjaring di daerah Pulau Sebatik sebagai jalur yang sering dilalui.
Kepala Unit Pelaksana Teknis BP2MI Nunukan Komisaris Besar Hotma Victor Sihombing mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah Nunukan untuk mengarantina PMI sebelum pulang ke kampung halaman. PMI mendapat fasilitas itu dengan gratis.
”PMI dikarantina di rumah susun. Jika terpapar Covid-19, akan dirawat di rumah sakit. Semua gratis. Setelah dinyatakan sehat, baru boleh kembali ke kampung halaman masing-masing,” tutur Hotma.