Aksi bersih-bersih Sungai Martapura pada peringatan World Cleanup Day 2021 menandai dimulainya Program Sungai Martapura Bungas di Kalimantan Selatan. Warga dilibatkan untuk keberhasilan restorasi Sungai Martapura.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
MARTAPURA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menggelar aksi bersih-bersih Sungai Martapura pada peringatan World Cleanup Day 2021. Aksi itu sekaligus menandai dimulainya Program Sungai Martapura Bungas yang diluncurkan beberapa waktu lalu. Warga pesisir dilibatkan untuk keberhasilan program restorasi Sungai Martapura.
Aksi bersih-bersih Sungai Martapura dari sampah pada peringatan World Cleanup Day 2021 digelar di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Sabtu (18/9/2021). Di lokasi tersebut terdapat Pasar Terapung Lok Baintan yang sudah tersohor dan menjadi destinasi wisata unggulan di Kalsel.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel Hanifah Dwi Nirwana mengatakan, persoalan sampah masih menjadi isu penting di dunia, tak terkecuali di Kalsel. Persoalan sampah tidak hanya tanggung jawab pemeritah, tetapi juga harus menjadi perhatian seluruh komponen masyarakat dan diperlukan kerja sama semua pihak untuk bisa mengatasinya.
”Momentum World Cleanup Day ini sekaligus menjadi kick off atau langkah memulai Program Sungai Martapura Bungas. Melalui aksi sederhana yang melibatkan warga diharapkan tumbuh kepedulian sekaligus kesadaran untuk membebaskan Sungai Martapura dari sampah,” katanya.
Program Sungai Martapura Bungas diluncurkan Pemprov Kalsel pada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Desa Sungai Rangas Tengah, Kecamatan Martapura Barat, Banjar, 5 Juni 2021. Program tersebut bertujuan untuk mengembalikan fungsi, nilai, dan keindahan Sungai Martapura (restorasi dan rediscovery) sebagai pusaka peradaban Kalsel.
Melalui aksi sederhana yang melibatkan warga, diharapkan tumbuh kepedulian sekaligus kesadaran untuk membebaskan Sungai Martapura dari sampah. (Hanifah Dwi Nirwana)
Menurut Hanifah, fokus program Sungai Martapura Bungas adalah menyelesaikan persoalan lingkungan hidup di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Martapura. Bungas merupakan akronim dari bersih, unggul, dan asri. Bersih berarti Sungai Martapura bebas dari sampah dan bahan pencemar lain.
Unggul berarti meningkatnya fungsi ekologis dan daya saing ekonomi. Dalam hal ini, pariwisata di Sungai Martapura bisa bergema dan lebih maju. Transportasi dan ekonomi kreatifnya juga bangkit kembali. Kemudian asri berarti hijau, rapi, dan indah. Riparian sepanjang Sungai Martapura harus tampak hijau, tertata rapi, dan sungai menjadi beranda depan rumah warga.
”Sasaran besar program ini adalah mengembalikan dan mempertahankan daya dukung ekosistem DAS Martapura sehingga dapat terus mendukung keberlangsungan sendi kehidupan masyarakat di Kalsel,” ujarnya.
Hanifah mengatakan, pengelolaan DAS Martapura akan dilakukan secara komprehensif, terintegrasi, dan berkelanjutan dari hulu hingga hilir. Pada beberapa lokasi di Sungai Martapura akan dilakukan penggusuran jamban-jamban apung untuk mengurangi pencemaran sungai dan menjaga keindahan.
Mendukung
Bustaniah, warga setempat yang biasa berjualan di Pasar Terapung Lok Baintan, sangat mendukung program bersih-bersih Sungai Martapura. ”Kami semua bersemangat melakukan aksi bersih-bersih ini supaya Sungai Martapura menjadi bersih dan nyaman dilihat orang, terutama dilihat wisatawan yang kerap datang ke sini,” tuturnya.
Menurut Arbainah, warga lainnya, Lok Baintan adalah daerah tujuan wisata. Untuk itu, kebersihan sungai dan lingkungannya harus dijaga. ”Kami juga malu dilihat orang luar kalau banyak sampah di tempat kami. Mudah-mudahan semua warga di sini sadar dan tidak lagi membuang sampah ke sungai,” kata warga yang juga biasa berjualan di Pasar Terapung Lok Baintan itu.
Husnah, warga setempat, juga menyatakan siap menjaga Sungai Martapura dan lingkungan sekitarnya agar bebas dari sampah. Namun, warga masih merasa kesulitan jika jamban apung yang ada di sungai harus digusur. ”Kami mohon bantuan pemerintah untuk pembuatan jamban atau WC di rumah warga sebelum jamban apung digusur,” ujarnya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan, peringatan World Cleanup Day menjadi ajakan kepada manusia di seluruh dunia untuk melakukan aksi bersih-bersih di lingkungan masing-masing. Pada momentum ini, aksi bersih-bersih Sungai Martapura digelorakan di Kalsel untuk kepentingan banyak orang.
”Dulu, air Sungai Martapura bisa langsung diminum karena bersih. Tetapi, sekarang, kebersihannya dipertanyakan. Untuk itu, kita harus menjaga kebersihan Sungai Martapura dan lingkungan sekitarnya agar kita semua bisa hidup sehat dan damai,” katanya.