Adaptasi Pandemi, Mengunjungi Korps Sarang Petarung secara Virtual
Tur virtual ”Mubeng Jateng” atau keliling Jateng kembali digelar untuk kedua kali. Kali ini 30 peserta diajak berkunjung ke Mako Brimob atau dikenal sebagai sarang petarung di Purwokerto.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA
·4 menit baca
Hari Ulang Tahun Ke-76 Korps Brigade Mobile (Brimob) pada 14 November 2021 menjadi momentum mengenalkan lembaga, sejarah, sosok perintis, juga tugas Brimob kepada masyarakat. Wisata virtual kedua dari program ”Mubeng Jateng” mengajak sekitar 30 partisipan berkunjung melalui aplikasi Zoom ke sarang petarung atau Mako Brimob Kompi 3 Batalyon Pelopor di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.
Tur dimulai dari gerbang depan Mako Brimob yang terletak di Jalan Letjen (Pol) R Soemarto, di mana Tri Agutiningsih yang akrab dipanggil Nining menjadi pemandu wisatanya, Jumat (19/11/2021). Disertai lima rekannya, mulai dari kameraman hingga pengontrol suara dan pemantau kualitas gambar, Nining masuk ke pos penjagaan untuk izin berkunjung.
Setelah mengisi buku tamu dan mendapatkan izin, Nining diantar menggunakan sepeda motor trail Brimob memasuki area halaman dalam. Sejumlah peraturan pengunjung ke tempat ini adalah berpakaian sopan, pengguna sepeda motor wajib memakai helm, pengendara mobil wajib membuka kaca, melepas topi dan kacamata hitam, serta kecepatan maksimal 20 kilometer per jam.
Di lapangan dalam, Komandan Kompi 3 Batalyon Pelopor Satuan Brimob Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Polisi Satu Purwoko sedang memimpin apel gelar pasukan pengecekan perlengkapan dan peralatan personel. Seusai apel, Danki atau Komandan Kompi segera menyambut Nining bersama para peserta tur virtual dan mengenalkan peralatan dapur lapangan, perahu karet untuk operasi SAR, aneka persenjataan, juga perlengkapan antihuru-hara, dan mobil patroli.
Purwoko juga mengenalkan aneka jenis seragam atau pakaian dinas Brimob, mulai dari pakaian dinas hijau loreng, hitam, hijau muda, coklat, hingga oranye. Pakaian dinas hijau loreng-loreng dipakai untuk upacara tradisi dan operasi khusus. Pakain hitam untuk penindakan huru-hara dan penjinakan bom. Pakaian hijau muda untuk seragam latihan dan dinas luar, misalnya tugas di daerah konflik dan perbatasan. Pakaian dinas warna coklat dipakai untuk dinas piket dan siaga. Adapun warna oranye untuk operasi SAR darat, udara, dan laut.
Setelah itu, para peserta diajak melihat serta mengenal sejumlah mobil atau kendaraan Brimob, mulai dari mobil kabin ganda untuk penanganan antihuru-hara, mobil patroli jarak jauh, hingga kendaraan taktis APC (armoured personnel carrier) 14, yaitu mobil untuk pengamanan penyelamatan VVIP. Selanjutnya peserta ”Mubeng Jateng” diajak ke lapangan tembak Budhi Luhur Bhayangkara. Di sana, sejumlah personel sedang berlatih menembak jarak jauh.
Dalam virtual tur ini, Purwoko juga mengenalkan sosok Letjen (Pol) Soemarto yang merupakan tokoh di balik lahirnya Brigade Mobile. Soemarto asli kelahiran Banyumas mengganti nama polisi istimewa menjadi Mobrig atau Mobil Brigade sebelum kemudian menjadi Brimob. ”Kami sebagai generasi muda, generasi penerus dari Brimob yang masih melaksanakan tugas, menelisik dari sejarah R Soemarto. Beliau adalah sosok yang begitu semangat, disiplin tinggi, dan taat beragama. Beliau jadi suri tauladan bagi kami semua,” ujar Purwoko.
Terkait dengan istilah sarang petarung, Purwoko menyampaikan bahwa itu adalah roh atau semangat bagi para personel Brimob. ”Anggota kompi mempunyai jiwa petarung, bukan dalam arti suka berkelahi, tapi adalah suatu semangat untuk berkompetisi menjadi yang lebih baik. Baik dalam penugasan maupun lomba-lomba,” ujarnya.
Saat tanya jawab, sejumlah peserta mengajukan pertanyaan melalui kolom komentar. Tetuko, salah satu peserta virtual tur dari Semarang, bertanya, apakah jika terjadi bencana bisa meminta tolong langsung kepada Brimob. Jawabannya, prinsipnya Brimob siap siaga dan responsif jika dibutuhkan sewaktu-waktu, termasuk dalam hal bencana. Pertanyaan lain diajukan Bambang dari Cilacap. Dia bertanya apakah ada Brimob perempuan, yang dijawab ada banyak polwan yang masuk Brimob dengan kemampuan sama dengan Brimob laki-laki.
Nining yang juga dari Biro Tur Yutaka menyampaikan, tur virtual ”Mubeng Jateng” ini melibatkan 22 komunitas dan akan berkeliling ke tempat-tempat unik di Jawa Tengah. Bulan lalu, industri rumahan produksi rokok klembak menyan jadi destinasinya.
Tur virtual dengan biaya Rp 25.000 per peserta ini, lanjut Nining, juga menjadi strategi bagi pelaku wisata supaya tetap bisa menjalankan program turnya mengingat pandemi Covid-19 belum tuntas. ”Ini salah satu strategi pada masa pandemi. Karena, kalau untuk offline itu sangat kecil,” ucapnya.
Di tengah pandemi, semua pihak dituntut beradaptasi sekaligus berinovasi. Virtual tur ”Mubeng Jateng” menjadi salah satu geliat adaptasi dari para pelaku wisata untuk tetap eksis di tengah keterbatasan. Lewat wisata virtual ini, Nining bersama tim ”Mubeng Jateng” juga mengenalkan satuan Brimob yang berjiwa petarung. Semangat inilah yang layak diteladani untuk bertarung di medan pandemi kali ini. Dirgahayu Korps Brimob! Semoga pandemi kian terkendali.