Penumpang Terimbas Penutupan Penerbangan Langsung dari Kualanamu
Penumpang harus membayar biaya lebih mahal untuk bepergian, di antaranya karena transit di kota lain. Pilihan lain adalah jalan darat yang memakan waktu belasan jam.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Masyarakat Sumatera Utara merasakan dampak merosotnya konektivitas Bandara Kualanamu selama pandemi Covid-19. Delapan dari 22 penerbangan langsung dari Kualanamu ditutup selama pandemi. Penumpang harus membayar biaya lebih mahal untuk bepergian.
Samuel Lubis (20), mahasiswa Universitas Sriwijaya, Palembang, warga Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, merasakan dampak dari ditutupnya rute penerbangan Medan-Palembang. Ia harus transit di Jakarta sebelum tiba di Palembang.
”Karena harus transit, ongkos yang harus saya bayar meningkat dua kali lipat,” kata Samuel, Sabtu (11/12/2021).
Medan-Palembang adalah salah satu rute penerbangan langsung yang ditutup selama pandemi Covid-19. Sebelumnya, rute itu dilayani sejumlah maskapai, di antaranya Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air.
Penumpang seperti Samuel biasanya cukup membayar Rp 700.000 hingga Rp 900.000 untuk penerbangan Medan-Palembang. Kini, ia harus menyiapkan Rp 1,4 juta sampai Rp 1,7 juta sekali perjalanan. Ia pun akhirnya harus mengurangi frekuensi pulang kampung.
Selain penerbangan antarprovinsi, sejumlah penerbangan dalam provinsi di Sumut juga ditutup seperti Medan-Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara. ”Saya sekarang tidak ada pilihan lagi dan harus menempuh perjalanan darat 8-10 jam karena penerbangan Medan-Silangit sudah ditutup,” kata Mida Manalu (60).
Yuliana Balqis dari humas Bandara Kualanamu mengatakan, 8 dari 22 rute penerbangan langsung dari Kualanamu ditutup karena pandemi Covid-19. Hal itu merupakan imbas dari menurunnya jumlah penumpang karena pembatasan penerbangan.
Rute penerbangan yang ditutup selama pandemi adalah Medan-Palembang, Medan-Aek Godang (Tapanuli Selatan), dan Medan-Silangit. Lima rute lainnya adalah penerbangan langsung ke luar negeri, yakni Kuala Lumpur, Penang, Singapura, Bangkok, dan Madinah.
”Jumlah penumpang di Bandara Kualanamu menurun drastis selama pandemi Covid-19,” kata Balqis.
Pada 2019 atau sebelum terdampak pandemi, jumlah penumpang di Bandara Kualanamu sebanyak 8.064.424 penumpang. Jumlah itu menurun 58 persen pada 2020 menjadi 3.367.817 penumpang. Pada tahun 2021 juga masih mengalami tren penurunan menjadi 2.843.817 penumpang (sampai awal Desember).
Pertumbuhan jumlah penumpang pun diperkirakan akan meningkat kembali pada 2022 seiring dengan semakin pulihnya pandemi Covid-19.