Antisipasi Lonjakan Mobilitas, DIY Aktifkan Satgas Desa dan RT/RW
Satuan tugas Covid-19 di wilayah desa/kelurahan, pedukuhan, hingga RT/RW di DI Yogyakarta diaktifkan lagi menyusul banyaknya pelancong yang datang ke Yogyakarta dan sekitarnya.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Untuk mengantisipasi lonjakan mobilitas warga dan wisatawan, Pemerintah Daerah DI Yogyakarta mengaktifkan kembali satuan tugas Covid-19 di wilayah desa/kelurahan, pedukuhan, hingga RT/RW. Satgas di wilayah-wilayah itu diminta mengawasi kedatangan warga dari luar kota serta memantau lokasi keramaian dan destinasi wisata untuk memastikan penerapan protokol kesehatan.
Permintaan itu disampaikan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X saat menyampaikan pernyataan sapa aruh atau menyapa warga, Rabu (22/12/2021). ”Satgas Covid-19 di tingkat RT/RW, pedukuhan, dan kelurahan untuk turut mengawasi titik-titik wisata dan keramaian,” ujar Sultan saat menyampaikan pernyataan di Bangsal Kepatihan, kompleks Kantor Gubernur DIY, Kota Yogyakarta.
Sultan memaparkan, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, banyak warga dari luar kota yang akan berkunjung ke DIY pada masa libur Natal dan Tahun Baru. Kondisi ini tentu membutuhkan antisipasi karena pandemi Covid-19 belum benar-benar selesai. Oleh karena itu, Sultan meminta Satgas Covid-19 DIY beserta para sukarelawan Covid-19 di provinsi itu untuk melakukan persiapan.
”Terkhusus instansi pemerintah, Satgas Covid-19 DIY, dan para sukarelawan, pastikan negara hadir untuk masyarakat 7 x 24 jam. Perkuat upaya-upaya manunggaling rakyat lan pamong dan koordinasi lintas sektor,” papar Sultan.
Di sisi lain, Sultan juga mengimbau warga dan wisatawan yang berkunjung ke DIY untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Sebab, kesadaran menerapkan protokol kesehatan sangat penting untuk melindungi diri sendiri dari risiko penularan Covid-19.
”Kepada para wisatawan yang akan berkunjung ke Yogyakarta, saya imbau untuk senantiasa legawa, ikhlas, dan mandiri dalam melaksanakan tertib protokol 5M. Tak perlu sampai ditegur dan diingatkan, karena kesadaran pribadi adalah utamanya, hakikatnya apabila kita ingin sehat dan selamat,” tutur Sultan.
Asisten Sekretariat Daerah DIY Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum Sumadi mengatakan, saat ini, Pemda DIY tidak bisa membatasi wisatawan dan warga dari luar kota yang ingin datang ke DIY. Untuk mencegah penularan Covid-19, Pemda DIY akan melakukan pengawasan agar wisatawan dan warga tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
”Kita tidak bisa menolak wisatawan dan orang yang akan ke DIY. Tapi, karena situasi pandemi belum berakhir, kita harus melaksanakan pengawasan terhadap protokol kesehatan,” ujar Sumadi.
Menurut Sumadi, pengawasan itu akan dilakukan oleh petugas gabungan, termasuk satgas Covid-19 di wilayah desa/kelurahan, pedukuhan, dan RT/RW. Dia menyebut, satgas Covid-19 di setiap wilayah itu harus ikut mengawasi kedatangan warga dari luar kota untuk memastikan penerapan protokol kesehatan. ”Satgas RT/RW harus memantau pendatang yang datang ke wilayahnya,” ujarnya.
Mulai tampak
Selama beberapa hari terakhir mulai tampak peningkatan mobilitas warga dan wisatawan di Kota Yogyakarta. Kondisi itu, antara lain, terlihat dari kepadatan lalu lintas di kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta.
Berdasarkan pantauan Kompas, Rabu sekitar pukul 11.30, tampak adanya kepadatan lalu lintas di sebagian kawasan Malioboro, terutama dari depan Hotel Grand Inna Malioboro hingga depan Malioboro Mall. Akibat kondisi itu, mobil dan sepeda motor yang melintas di Malioboro harus berjalan pelan-pelan. Sebagian mobil yang melintas itu memiliki pelat nomor luar DIY.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta Ekwanto mengakui, selama sekitar seminggu terakhir, jumlah pengunjung kawasan Malioboro memang mengalami peningkatan. Hal itu, antara lain, terlihat dari banyaknya mobil dengan pelat nomor luar kota dan bus wisata yang melintas di sekitar Malioboro.
”Mungkin seminggu ini sudah ramai sekali, termasuk bus-bus wisata dan mobil dengan pelat luar kota,” ujar Ekwanto yang membawahkan pengelolaan kawasan wisata Malioboro. Meski begitu, dia belum memiliki data pasti berapa jumlah pengunjung kawasan Malioboro selama sepekan terakhir.
Terkhusus instansi pemerintah, Satgas Covid-19 DIY, dan para sukarelawan, pastikan negara hadir untuk masyarakat 7 x 24 jam.
Menurut Ekwanto, saat ini, kawasan Malioboro dibagi dalam lima zona. Selama libur Natal dan Tahun Baru, pengunjung di setiap zona itu dibatasi 1.000 orang dalam satu waktu. Oleh karena itu, jumlah pengunjung Malioboro dibatasi maksimal 5.000 orang dalam satu waktu.
Agar pembatasan itu bisa diterapkan, ia menambahkan, Pemerintah Kota Yogyakarta menggunakan aplikasi bernama Sugeng Rawuh untuk mendata pengunjung yang ingin masuk ke kawasan Malioboro. Pengunjung yang hendak masuk harus memindai QR code untuk mengisi sejumlah data, termasuk nomor ponsel. Dengan begitu, jumlah pengunjung di tiap zona di Malioboro bisa diketahui.