Nilai Ekspor Pertanian dari Jatim Modal Bangsa Bangkit Pascapandemi
Jatim masih menjadi daerah pengekspor terbesar di Indonesia tahun 2021. Harapannya, geliat itu bisa menjadi modal penting bangkit dari situasi pandemi.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kontribusi Jatim sebagai daerah pengekspor pertanian terbesar di Indonesia harus dipertahankan. Hal ini menjadi salah satu modal kuat memulihkan ekonomi bangsa yang kini terdampak pandemi Covid-19.
Data Kementerian Pertanian menyebutkan, ekspor pertanian terbesar datang dari Jatim mencapai Rp 33,96 triliun dalam 4.886 pengiriman ke 118 negara pada periode Januari-November 2021. Rata-rata setiap bulan ada 220 ekspor produk pertanian senilai Rp 3,09 triliun. Sejumlah komoditas yang bernilai ekonomi tinggi, antara lain, porang, kopi, tembakau, dan tanaman hias.
Kontribusi terbesar itu berlanjut pada Gebyar Ekspor pada 16-30 Desember 2021. Dari data I-QFast Badan Karantina Pertanian, Jatim mengirimkan 142.275 ton atau senilai Rp 2,71 triliun. Adapun ekspor nasional sebesar 1,368 juta ton atau senilai Rp 14,43 triliun.
Jumlahnya diyakini bakal semakin besar. Pada Jumat (31/12/2021), Jatim memberangkatkan 255 kontainer bervolume 5.063 ton menuju 29 negara. Nilai ekspor itu mencapai Rp 125,89 miliar.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, pertanian terbilang tangguh karena merupakan sektor vital dalam hidup masyarakat. Saat banyak pihak sudah bisa melakukan aktivitas ekspor, dia yakin itu jadi tanda ekonomi daerah semakin pulih.
”Jatim akan berusaha agar kinerja ekspor terus berkontribusi pada pemulihan ekonomi akibat pandemi saat ini,” kata Emil.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan, kontribusi sektor pertanian diharapkan terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama saat berusaha bangkit dari situasi pandemi. Namun, dia mengingatkan, stimulus pemerintah juga diperlukan untuk memuluskan keinginan itu.
”Penanganan pandemi dan pengendaliannya harus tetap prima. Sektor-sektor pertumbuhan ekonomi lainnya juga mesti terus digenjot,” kata Adik.