Kota Magelang Belum Siapkan Tambahan Tempat Isolasi Terpusat
Jumlah penghuni isolasi terpusat di Kota Magelang terus bertambah. Namun, hingga saat ini belum ada alternatif tambahan isolasi terpusat baru untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sejak dibuka pada 2 Februari, keterisian tempat isolasi terpusat atau isoter di Hotel Borobudur, Kota Magelang, Jawa Tengah, terus meningkat dan kini telah mencapai lebih dari 50 persen kapasitas. Kendati demikian, hingga kini belum disiapkan tambahan isoter baru untuk mengantisipasi lonjakan pasien.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Magelang Nasrodin mengatakan, sementara ini persiapan tambahan isoter baru belum dipikirkan karena isoter yang tersedia dianggap masih memadai.
”Kami baru akan mulai mencari dan menyiapkan tambahan isoter baru ketika tingkat hunian kamar isolasi di Hotel Borobudur sudah mencapai hingga 80 persen,” ujarnya, Selasa (8/2/2022).
Jumlah kamar isolasi di Hotel Borobudur tersedia sebanyak 37 kamar, dengan tiap kamar bisa dihuni dua pasien positif ataupun terduga Covid-19.
Hingga Selasa (8/2/2022) sore, jumlah penghuni isoter telah terdata sebanyak 40 orang dan menempati 23 kamar isolasi. Masih tersedia 14 kamar yang belum ditempati.
Tahun lalu, Pemerintah Kota Magelang menyiapkan tiga tempat isolasi. Selain Hotel Borobudur, dua tempat lainnya yang juga dibuka sebagai isoter ialah kampus Politeknik Kesehatan Semarang di Jalan Perintis Kemerdekaan serta Hotel Safira di Jalan Gatot Subroto. Namun, tahun ini, dua tempat tersebut diputuskan tidak akan dipakai. Pada kondisi mendesak saat terjadi lonjakan pasien, Nasrodin mengatakan, penambahan isoter akan memanfaatkan gedung-gedung milik Pemerintah Kota Magelang.
Tidak hanya pasien positif, menurut Nasrodin, isoter Hotel Borobudur juga digunakan untuk menampung pasien-pasien suspect, yang reaktif tes antigen Covid-19. Dari 40 penghuni isoter tersebut, sebanyak enam orang sudah dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19 dan 34 orang lainnya adalah pasien suspect yang masih menunggu hasil tes usap reaksi berantai polimerase (PCR).
”Pasien suspect pun perlu diisolasi karena hasil tes antigen tersebut sudah cukup menjadi indikasi awal mereka terpapar Covid-19,” ujarnya.
Di antara pasien diduga Covid-19 tersebut, terdapat dua mahasiswa Universitas Tidar Magelang. Semula, hanya terindikasi satu mahasiswa reaktif tes antigen. Dari hasil penelusuran, diketahui teman kuliah dan ibu kos mahasiswa tersebut juga reaktif tes antigen.
”Mungkin mahasiswa tersebut tertular dari lingkungan kampus, tetapi bisa juga dia dan ibu kosnya termasuk dalam kluster rumah kos,” ujarnya. Saat ini, dinas kesehatan juga masih terus melakukan pelacakan kontak erat dari mahasiswa tersebut.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Papa Riyadi mengatakan, Senin (7/2/2022), dari hasil uji petik yang dilakukan tiap minggu diketahui tiga siswa dari salah satu SD reaktif tes Antigen.
”Setelah mengetahui hasil tes antigen tersebut, proses pembelajaran di SD tempat tiga siswa itu bersekolah langsung kami hentikan,” ujarnya. Penghentikan proses pembelajaran di kelas tersebut akan dihentikan selama 10 hari ke depan.
Hasil reaktif itu diketahui dari hasil pengujian sampel 10 siswa di SD. Tiga siswa yang reaktif tes antigen saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Selama ini, mereka sama sekali tidak terindikasi terpapar Covid-19 karena terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit apa pun.
Dengan protokol kesehatan yang diberlakukan ketat di semua sekolah, Papa menduga tiga siswa itu tidak tertular di sekolah. ”Mungkin mereka tertular dari teman atau orang dari lingkungan sekitarnya di rumah,” ujarnya.