Pelaku Perjalanan Picu Penularan Covid-19 di Magelang
Pelaku perjalanan menjadi pembawa varian Omicron yang kemudian memicu terjadinya penularan setempat di Kabupaten Magelang. Hal in i pun memicu peningkatan jumlah kasus secara signifikan selama tiga minggu terakhir.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Interaksi warga dengan pelaku perjalanan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, meningkatkan angka penularan Covid-19. Semua kegiatan memicu kerumunan diklaim bakal diawasi ketat.
Kabupaten Magelang kini berstatus level 3 PPKM. Hal ini disebabkan oleh tingginya peningkatan kasus Covid-19 yang dipicu varian Omicron. Diduga penularannya dipicu pelaku perjalanan.
”Penularan setempat akibat interaksi dengan pelaku perjalanan inilah yang kemudian menyebabkan munculnya kluster baru, antara lain, kluster keluarga,” ujar juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi, Selasa (15/2/2022).
Dia mencontohkan, ada satu keluarga terkonfirmasi positif varian Omicron. Mengalami gejala ringan, lima orang kemudian dinyatakan berstatus pasien probable Omicron. Diduga, penularan dipicu kepala keluarga yang bekerja di Jakarta.
Nanda mengatakan, Pemkab Magelang akan memperketat penyelenggaraan kegiatan-kegiatan di masyarakat, termasuk acara pernikahan. ”Kita akan benar-benar membatasi jumlah tamu di pernikahan di gedung,” ujarnya.
Dia juga mengingatkan agar kegiatan sosial yang dilakukan masyarakat di luar gedung tetap dilaksanakan sesuai protokol kesehatan. Semuanya harus seizin Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang.
”Acara-acara tradisi, seperti nyadran desa, harus dilakukan seizin satgas,” ujarnya. Nyadran adalah tradisi berupa kegiatan pembersihan makam yang dilakukan masyarakat desa di waktu-waktu tertentu.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Selasa (15/2/2022), jumlah pasien Covid-19 baru terdata 250 orang. Dengan tambahan ini, total pasien yang menjalani perawatan 930 orang.
Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Kabupaten Magelang Sunaryo mengingatkan, segenap warga tetap menjalankan protokol kesehatan ketat, membatasi aktivitas, serta mobilitas. Selain kluster keluarga, ada juga kluster pondok pesantren di Magelang.
Sejauh ini, aktivitas warga di beberapa desa di Magelang tetap berjalan seperti biasa. Bayu, warga Kecamatan Dukun, mengatakan, kampungnya baru menggelar acara bersih dusun (perti dusun).
Acara tersebut dibatasi, hanya dihadiri warga satu dusun, dalam jumlah terbatas. Namun, dia mengatakan, mendapat banyak undangan acara serupa dari kampung dan desa tetangga.
”Banyak acara perti dusun tersebut digelar tiga hari hingga tujuh hari, dengan di dalamnya banyak diisi pentas-pentas hiburan dan kesenian yang biasanya mengundang keramaian,” ujarnya.