Menjaga Asa Wisata Bali
Keputusan pemerintah menerapkan uji coba tanpa karantina bagi PPLN tujuan wisata ke Bali menjadi angin segar bagi pariwisata Bali dan disambut baik di Bali.
Selama dua tahun terakhir, Bali seakan-akan dipayungi mendung yang gelap akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk pula Indonesia. Menyusul kebijakan pemerintah menghentikan sementara kunjungan maupun transit warga negara asing ke Indonesia mulai Maret 2020 untuk menanggulangi pandemi Covid-19, pariwisata Bali pun menyepi.
Sebelum wabah penyakit Covid-19 itu melanda, sekitar 6,27 juta turis asing mengunjungi Bali selama 2019. Jikalau dirata-ratakan, tidak kurang dari 7.000-an pelancong internasional masuk ke Bali setiap harinya. Selama 2020, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali sekitar 1,06 juta kunjungan, dan sepanjang 2021, hanya 51 kunjungan ke Bali.
Menyusul dibukanya kembali Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Badung, Bali, sebagai pintu masuk turis internasional mulai 14 Oktober 2021, Bali terus menunggu kembalinya pelancong dunia yang berkunjung.
Angin segar mulai berembus setelah adanya penerbangan kembali dari Jepang ke Bali pada awal Februari 2022, yang disusul penerbangan dari Singapura kemudian dari Australia mulai Jumat (4/3/2022). Mulai awal Maret 2022, rata-rata 210 penumpang dari rute penerbangan internasional yang datang ke Bali melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Sementara dari dalam negeri, kedatangan penumpang di terminal domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sudah menyentuh rata-rata 7.000-an orang setiap harinya.
Bagi Putu Budi (50), menunggu sudah menjadi rutinitasnya sehari-hari. Lelaki asal Singaraja, Kabupaten Buleleng, rebahan di kursi sopir dengan earphone yang melekat di telinganya. Rekan Putu, yakni, Kadek (28) berkata, ”Kami sedang menunggu panggilan dari dalam terminal.”
Baik Putu maupun Kadek, yang berasal dari Kuta Selatan, Kabupaten Badung, merupakan sopir mobil sewa dari sebuah perusahaan jasa angkutan wisata yang beroperasi di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung. Rabu (9/3/2022) siang, kedua sopir mobil sewa di bandara itu menunggu panggilan untuk mengantar penumpang melalui telepon selulernya masing-masing.
Kadek mengaku dirinya mendapatkan antrian nomor 11, sedangkan Putu mendapat antrean nomor 12. Mereka mengaku sudah berada di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, sejak pagi. ”Sampai siang ini, baru tiga armada (mobil) yang sudah dipanggil,” ujar Kadek. Adapun Putu mengatakan, ”Tetap sabar dan tetap optimistis. Mudah-mudahan segera dipanggil.”
Putu mengaku, dirinya bersyukur karena sudah kembali bekerja di perusahaan jasa angkutan wisata yang sama walaupun diakuinya, penghasilannya saat ini berkurang drastis. Putu mengungkapkan, dia pernah dirumahkan lantaran jumlah armada mobil yang dioperasikan dikurangi karena sepi penumpang di bandara. Saat itu, pariwisata di Bali diakuinya nyaris tidak bergerak setelah diberlakukannya kebijakan penutupan sementara kunjungan maupun transit warga negara asing akibat pandemi Covid-19.
Gubernur Bali juga sudah tegas menyampaikan bahwa begitu keluar dari pintu airport, PPLN wisatawan itu menjadi tanggung jawab pihak akomodasi, baik itu transportasi maupun hotel.
Secara terpisah, Rabu (9/3/2022), Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, yang juga Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, mulai berdatangannya pelancong internasional ke Bali membangkitkan optimisme masyarakat Bali pada masa pandemi Covid-19. Selain itu, kembalinya kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali juga akan menggairahkan kembali ekonomi Bali yang mengandalkan industri pariwisata sebagai motor penggeraknya.
Tanpa karantina
Embusan angin segar bagi pariwisata Indonesia, khususnya di Bali, semakin menguat menyusul keputusan pemerintah mengujicobakan kebijakan tanpa karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) untuk warga negara Indonesia dan warga negara asing dari sejumlah negara ke Bali, Batam, dan Bintan serta pemberlakuan pelayanan visa saat kedatangan (visa on arrival/VOA) mulai Senin (7/3/2022).
Dalam acara ”Weekly Press Briefing” yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara hibrida pada Senin (7/3/2022), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memastikan kebijakan tanpa karantina dan pelayanan kembali VOA akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dalam siaran pers Kemenparekraf, Sandiaga menyebutkan kebijakan pemerintah tersebut menjadi sinyal bangkitnya ekonomi Indonesia.
Adapun Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, yang lebih dikenal sebagai Tjok Ace, mengatakan, seluruh pemangku kebijakan di Bali yang terkait sektor pariwisata menyambut baik dan dan mengapresiasi kebijakan pemerintah mengenai penerapan tanpa karantina dan pelayanan kembali VOA bagi PPLN tujuan wisata.
Ditemui seusai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi Bali, Kota Denpasar, Senin (7/3/2022), Tjok Ace, yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, menyebutkan, kebijakan itu juga menjadi aspirasi kalangan pengusaha sektor pariwisata dengan harapan untuk menggeliatkan kembali pariwisata Bali. Tjok Ace menyatakan, pemerintah sudah menegaskan persyaratan yang wajib dipatuhi, baik bagi PPLN dengan tujuan wisata ke Bali, maupun oleh seluruh pemangku kepentingan yang terkait.
”Gubernur Bali juga sudah tegas menyampaikan bahwa begitu keluar dari pintu airport, PPLN wisatawan itu menjadi tanggung jawab pihak akomodasi, baik itu transportasi maupun hotel. Sehingga, semua pihak yang terlibat harus ikut bertanggung jawab,” ujar Tjok Ace, Senin (7/3/2022).
Dalam Surat Edaran Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan PPLN Khusus Pintu Masuk Bali, Batam, dan Bintan Dalam Masa Pandemi Covid-19 disebutkan pintu masuk kawasan Bali melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa. Saat kedatangan di pintu masuk (entry point) tersebut, PPLN wajib mengikuti persyaratan, di antaranya, mematuhi ketentuan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan sudah mengunduh aplikasi Peduli Lindungi serta mengisi kartu kewaspadaan kesehatan (e-HAC) Indonesia.
Baca Juga: Pariwisata Berkelanjutan Satu-satunya Jalan
Ketentuan lain, yakni PPLN khusus Bali, Batam, dan Bintan yang berstatus warga negara asing (WNA) juga diwajibkan menunjukkan kartu atau sertifikat vaksin Covid-19 dosis kedua seminimalnya 14 hari sebelum keberangkatannya dan menunjukkan hasil negatif Covid-19 dengan tes RT-PCR yang sampelnya diambil paling maksimal 2 x 24 jam sebelum keberangkatan.
Bagi PPLN khusus Bali, mereka diwajibkan menunjukkan bukti konfirmasi pemesanan dan pembayaran paket wisata atau tempat akomodasi penginapan selama minimal empat hari di Bali, visa kunjungan, dan bukti kepemilikan asuransi kesehatan yang mencakup penanganan Covid-19 dengan nilai pertanggungan minimal setara 20.000 dollar AS.
Bagi warga negara asing yang menjadi subyek VOA khusus wisata, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mewajibkan turis asing yang mengajukan VOA saat tiba di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, diwajibkan melampirkan paspor yang masih berlaku minimal selama enam bulan, tiket kembali atau tiket terusan, dan dokumen lain yang disyaratkan dalam ketentuan Satgas Penanganan Covid-19.
Asa pariwisata
Ketika menyambut kedatangan pesawat Garuda Indonesia dari Sydney, Australia, di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Jumat (4/3/2022), Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjanjikan Garuda Indonesia akan kembali melayani penerbangan rute internasional Perth-Bali setelah melayani penerbangan Sydney-Bali dan penerbangan Tokyo-Bali. Irfan menyebutkan, Garuda menilai, Bali berperan penting sebagai indikator Indonesia. Oleh karena itu, menurut Irfan, pemulihan Bali akan menjadi upaya pemulihan Indonesia.
Dalam kesempatan bersama Irfan Setiaputra di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Jumat (4/3/2022), Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, hingga awal Maret, terdapat 11 penerbangan yang akan melayani rute internasional ke Bali, termasuk Garuda Indonesia. Adapun Australia, menurut Koster, merupakan negara asal wisatawan mancanegara terbanyak ke Bali, selain dari China, dan kawasan Eropa.
Data pariwisata Bali menunjukkan, dari 6,275 juta kunjungan wisman ke Bali pada 2019, sebanyak 1,241 juta wisman berasal dari Australia, dan sekitar 1,186 juta wisman berasal dari China. Apabila dikelompokkan berdasarkan kawasan, negara-negara dari kawasan Asia, termasuk ASEAN, merupakan asal wisman terbesar ke Bali, disusul Eropa, kemudian Oseania yang di dalamnya termasuk Australia dan Selandia Baru.
Konsul Jenderal Australia di Bali Anthea Griffin mengungkapkan, banyak warga Australia yang sudah menunggu untuk segera datang ke Bali. Dalam jumpa pers bersama Irfan Setiaputra dan Wayan Koster di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Jumat (4/3/2022), Anthea mengatakan tidak sedikit pula warga Australia yang masih tinggal di Bali. Oleh karena itu, Anthea menyatakan menyambut baik pembukaan kembali penerbangan langsung rute Sydney-Bali.
Baca Juga: Pertaruhan Destinasi “Kotak Pasir” Bali-Mandalika