Kerahkan Pakar dan Dokter Hewan agar Warga Jatim Tak Panik
Sosialisasi dan edukasi tentang wabah penyakit dan mulut yang menyerang populasi ternak di Jawa Timur diperlukan agar tidak membuat masyarakat panik dan paham bahwa daging ternak tetap aman dikonsumsi.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Universitas Airlangga, Surabaya, membentuk satuan tugas dari pakar kesehatan hewan dan dokter hewan untuk membantu penanganan wabah penyakit mulut dan kuku yang menyerang 12 daerah dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Langkah ini diharapkan dapat meredam kepanikan warga dalam menghadapi pagebluk ternak.
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Mirni Lamid, Kamis (12/5/2022), satgas akan dikirim ke lokasi wabah. Menurut Dinas Peternakan Jatim, wabah awalnya terjadi di Gresik (28 April 2022), Lamongan dan Sidoarjo (1 Mei 2022), dan Kabupaten Mojokerto (3 Mei 2022). Selanjutnya, wabah meluas ke Kabupaten Probolinggo, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Wabah juga diduga terjadi di Surabaya, Jombang, Jember, dan Kabupaten Pasuruan.
”Satgas dibentuk dan ditugaskan ke lokasi pada Sabtu (14/5/2022),” kata Mirni. Di lokasi tujuan, satgas bisa berkoordinasi dengan alumni Unair, terutama kedokteran hewan, yang bertugas sebagai aparatur sipil negara atau dokter hewan. Mereka bisa membantu petugas kesehatan hewan dari pemerintah untuk mempercepat penanganan wabah. Satgas juga bisa berperan dalam sosialisasi dan pendidikan kepada masyarakat tentang wabah sehingga tidak timbul kepanikan.
Ketua Tim PMK Unair Fedik Abdul Rantam mengimbau masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan tidak panik menghadapi wabah. Ternak terjangkit dapat disembuhkan dengan obat, vitamin, vaksin, dan pakan yang tepat. Penyebaran virus terutama dari kandang tempat ternak terjangkit dapat dicegah dengan penyemprotan rutin memakai disinfektan.
Fedik melanjutkan, ternak yang sakit bisa disemprot dengan kalium permanganan (KMnO4) pada bagian kaki. Mulut bisa dicuci dengan natrium klorida (NaCl) atau garam dapur 1 persen dan 2 persen untuk percepatan penyembuhan. ”PMK amat menular terhadap hewan berkuku belah tetapi tidak menular ke manusia,” kata Fedik.
Fedik menyatakan, daging dan organ dalam dari ternak yang terjangkit sebenarnya aman untuk dikonsumsi tetapi sebelum diolah harus dicuci bersih dan diolah sampai matang. Selain daging, kalangan masyarakat juga mengonsumsi organ dalam atau jeroan, misalnya usus, paru, hati, dan lidah. ”Tidak apa-apa dimasak kemudian diedarkan, tidak masalah, aman untuk manusia,” ujarnya.
PMK amat menular terhadap hewan berkuku belah tetapi tidak menular ke manusia.
Secara terpisah, Direktur Utama Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surya (Surabaya Raya) Fajar Isnugroho mengatakan, sejak wabah muncul atau dua pekan terakhir, permintaan daging belum terpengaruh. Dalam sehari, permintaan pemotongan ternak berkisar 100-125 ekor. Ternak yang dipotong dipastikan memiliki surat keterangan kesehatan hewan dan tidak berasal dari kabupaten/kota terjangkit.
”Kami tetap melayani pemotongan ternak untuk memenuhi kebutuhan daging yang sehat, berkualitas, dan halal,” kata Fajar. Penanganan dan pencegahan wabah di RPH ditempuh dengan menerapkan prosedur ketat. Misalnya, pemeriksaan saksama terhadap ternak yang akan dipotong sehingga dapat dipastikan sehat. Ternak dan kendaraan pengangkut disemprot secara rutin. Ruang penampungan sementara sebelum ternak disembelih juga dijaga kebersihan dan sanitasinya. Seluruh staf diwajibkan memakai pakaian khusus yang juga rutin disemprot sehingga steril.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, pihaknya terus menugaskan tim kesehatan hewan untuk pemeriksaan dan pengawasan ternak. Di Surabaya tercatat ada 350 sapi potong dan 1.500 kambing dan domba.
”Kami meningkatkan pengawasan agar peternak sementara tidak membeli ternak baru dari daerah lain terutama yang terjangkit karena berbahaya,” kata Antiek. Peternak juga diminta lebih berhati-hati dengan peternak lain terutama dari daerah terjangkit yang bertamu dan ke kandang. Penularan virus PMK dapat terjadi dari udara atau virus ”meloncat” dari pakaian seseorang. Jika ditemui orang lain dan ke kandang, harus melalui penyemprotan terlebih dahulu.
Antiek mengatakan, ada laporan suspek kasus PMK dari salah satu peternakan di Kecamatan Lakarsantri. Peternakan dimaksud telah diisolasi dan diawasi ketat agar tidak terjadi lalu lintas ternak. Sampel ternak dari sana telah diambil dan sedang diuji oleh tim Pusat Veteriner Farma. Hasilnya masih ditunggu sehingga belum bisa diumumkan.
Welly Muljono dari Asosiasi Pengusaha Daging dan Hewan Ternak (Aspednak) Indonesia mengatakan, penanganan wabah PMK jangan sampai mengganggu distribusi ternak dari dan ke Jatim. Misalnya pengiriman dari luar daerah yang tidak terdapat kasus tetap diperlukan untuk memelihara kestabilan persediaan daging.
”Pemeriksaan lalu lintas ternak memang perlu diperketat tetapi jangan gegabah dengan penutupan karena bisa mengganggu ketahanan daging,” kata Welly. Penanganan wabah PMK di Jatim diharapkan secara komprehensif, terpadu, dan cepat sehingga tidak mengganggu momentum Idul Adha atau hari raya kurban yang akan datang kurang dari dua bulan lagi (9 Juli 2022).