Masuki Permukiman, Beruang Madu Mangsa Puluhan Ternak di Lampung
Ternak kambing milik warga yang bermukim di dekat kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan kerap dimangsa beruang madu.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
TANGGAMUS, KOMPAS — Warga di Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Lampung, resah dengan masuknya beruang madu (Helarctos malayanus) ke permukiman. Beruang yang diperkirakan berjumlah satu ekor itu menyerang dan memangsa puluhan kambing. Masuknya beruang ke permukiman diduga akibat berkurangnya pasokan makanan di dalam hutan.
Dalam sebulan terakhir, warga kerap berjumpa beruang. Perjumpaan itu terjadi saat warga memeriksa kebun kopi dan lada atau saat memeriksa kandang kambing pada malam hari.
Marsono (65), warga Pekon Sedayu, Kecamatan Semaka, menuturkan, satu kambingnya dimangsa beruang madu pada Kamis (2/5/2022) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Awalnya, ia mengaku mendengar teriakan kambing dari dalam kandang yang berada di belakang rumahnya.
Marsono pun langsung melihat kondisi kandang. Saat itulah, ia melihat seekor beruang madu tengah memangsa kambing. ”Kami resah karena beruang semakin sering masuk ke permukiman dan memangsa ternak. Kami takut jika beruang itu juga menyerang manusia,” katanya.
Selama puluhan tahun, Marsono tinggal di perbatasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Rumahnya hanya berjarak sekitar 75 meter dari batas kawasan. Ia mengaku memang kerap berjumpa dengan beruang madu saat memeriksa kebun. Namun, sebelumnya beruang tidak sampai memangsa ternak seperti sekarang.
Belum diketahui pasti jumlah beruang madu yang masuk ke permukiman. Namun, diperkirakan jumlahnya hanya satu ekor. Perhitungan itu mengacu pada laporan sejumlah warga yang pernah berjumpa beruang di sejumlah lokasi.
Secara terpisah, Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Hifzon Zawahiri menuturkan, berdasarkan jejak yang ditinggalkan, beruang terdeteksi masuk ke permukiman selama kurun waktu satu tahun terakhir. Namun, awalnya intensitasnya rendah dan konflik yang timbul tidak signifikan.
Dalam tiga bulan terakhir, konflik yang ditimbulkan semakin intens dan meluas, hampir di seluruh wilayah Kecamatan Semaka. Dari laporan warga, sedikitnya sudah ada sekitar 30 kambing yang dimangsa beruang. Beruang mengincar jeroan kambing untuk dimakan.
Saat ini, petugas BKSDA berupaya menggiring beruang agar menjauh dari permukiman. Petugas juga berusaha menangkap beruang tersebut dengan menggunakan kandang jebak untuk direlokasi dan direhabilitasi. Pasalnya, satwa itu dinilai telah mengalami perubahan perilaku dalam mencari makanan.
Terkait penyebab masuknya beruang ke permukiman, Hifzon belum dapat memastikannya. Namun, ia menduga pemicunya adalah berkurangnya pasokan makanan satwa liar itu di dalam hutan. Hal itulah yang diduga memicu beruang madu memangsa kambing warga. ”Ada perubahan perilaku dalam mencari makanan. Satwa ini biasanya memakan madu dan buah-buahan di dalam hutan. Saat ini, beruang madu justru sering memangsa kambing,” ujarnya.
Peningkatan aktivitas manusia di sekitar kawasan hutan juga turut memicu konflik antara manusia dan satwa liar. Di sekitar Kecamatan Semaka terdapat hutan lindung dan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Kepala Satuan Polisi Kehutanan Balai Besar TNBBS Agus Hartono menuturkan, petugas polisi hutan membantu memasang jebakan kamera di sejumlah lokasi untuk memantau pergerakan beruang madu. Kamera itu dipasang untuk memudahkan petugas BKSDA menangkap satwa itu agar bisa direlokasi dan direhabilitasi.