Mulai Turun Seusai Idul Adha, Harga Cabai dan Bawang di Padang Masih Tinggi
Harga cabai dan bawang merah di Kota Padang, Sumatera Barat, mulai turun seusai hari raya Idul Adha 1443 Hijriah. Namun, besaran harganya disebut berbagai pihak masih tinggi.
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS — Harga cabai dan bawang merah di Kota Padang, Sumatera Barat, mulai turun seusai Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah. Namun, harga tersebut dinilai masih tinggi sehingga memengaruhi penurunan angka penjualan pedagang serta memberatkan konsumen rumah tangga.
Pada Kamis (14/7/2022), harga cabai merah di Pasar Raya Padang berkisar Rp 90.000-Rp 96.000 per kilogram. Harga tersebut turun dibandingkan pada Jumat (8/7) atau dua hari jelang Idul Adha yang Rp 104.000-Rp 120.000 per kg.
Sementara itu, harga bawang merah lokal berkisar Rp 46.000-Rp 55.000 per kg. Pada Jumat lalu, harga bawang merah masih Rp 50.000-Rp 55.000 per kg.
Nasril (50), pedagang di Jalan Pasar Baru, Pasar Raya Padang, menjual cabai merah Rp 90.000 per kg. Dua hari jelang Idul Adha, yang diperingati pada 10 Juli, harganya mencapai Rp 120.000 per kg.
”Sudah mulai turun sedikit-sedikit harganya, tetapi masih tinggi. Pengaruh Idul Adha sudah lewat. Rabu (13/7), Rp 100.000 per kg, sekarang Rp 90.000 per kg,” kata pria yang karib disapa Ujang itu.
Sementara itu, untuk bawang merah lokal, Ujang menjual Rp 55.000 per kg. Adapun harga komoditas lain, kata Ujang, relatif stabil. Bawang putih, misalnya, Rp 20.000 per kg.
Ujang berharap harga cabai dan bawang merah kembali normal dan stabil. Idealnya, harga cabai merah Rp 30.000-Rp 40.000 per kg. Dengan harga itu, pedagang dan petani untung. Pembeli pun tidak keberatan mengeluarkan uangnya.
”Harapan sebagai pedagang sama dengan harapan pembeli. Harga mesti turun. Harga tinggi, angka penjualan menurun. Jumlah barang terjual sedikit. Lebih dari 50 persen penurunan dari penjualan cabai merah,” ujarnya.
Meri (39), pedagang lain di sebelah kios Ujang, menjual cabai merah Rp 95.000 per kg. Dua hari jelang Idul Adha, harganya masih Rp 110.000 per kg. ”Belum tahu apakah ini bakal terus turun atau bakal naik lagi,” kata Meri.
Selain cabai merah lokal yang harganya melambung sejak lebih dari sebulan lalu, kata Meri, harga bawang merah juga sangat tinggi. Ia bahkan sudah sebulan terakhir tidak menjual bawang merah lokal dan beralih ke bawang peking. Bawang impor itu dijual Rp 22.000 per kg.
”Pelanggan kami kebanyakan pengusaha rumah makan. Untuk bawang, mereka beralih ke bawang peking yang lebih murah. Karena ini, saya tidak jual bawang lokal, perputarannya lambat karena pelanggan lari ke bawang peking,” ujar Meri.
Meri juga berharap harga cabai merah dan bawang merah kembali normal dan stabil. Sejak harga dua komoditas itu naik, angka penjualannya merosot hingga 50 persen. ”Omzetnya dalam rupiah besar, tetapi keuntungan tipis karena barang yang dijual sedikit,” ujarnya.
Sementara itu, Anto (60), pedagang di Blok II Lantai I, Pasar Raya Padang, menjual cabai merah Rp 96.000 per kg dan bawang merah Rp 46.000 per kg. Harga cabai dan bawang itu turun dari Rp 110.000 per kg dan Rp 50.000 per kg dua hari menjelang Idul Adha.
”Sejak seusai hari raya, harga cabai merah tidak pernah lagi di atas Rp 100.000 per kg. Harapan kami, harga terus turun dan tidak naik lagi agar penjualan membaik,” kata Anto.
Sally (39), warga Padang Timur, mengharapkan hal senada dengan pedagang. ”Saya berharap pemerintah menurunkan harga kebutuhan pokok. Tidak (bahan pokok) ini saja yang dipikirkan, saya mesti memikirkan kebutuhan buku anak untuk tahun ajaran baru,” kata Sally.
Sejauh ini, Sally mesti pandai mengatur uang belanja kebutuhan dapur. Untuk cabai merah, misalnya, ia mengatur agar 1 kg cabai yang biasa cuma cukup untuk sepekan menjadi sembilan hari. ”Masakan divariasikan, kini goreng, besok gulai,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pangan Sumbar Efendi mengatakan, kondisi harga cabai mahal diprediksi berlangsung relatif lama karena luas tanam petani sedikit, iklim tidak mendukung, serta tingginya harga pupuk dan pestisida. Itu tidak hanya terjadi di Sumbar, tetapi juga di sejumlah daerah di Indonesia.
Efendi melanjutkan, dinas melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga bahan pokok, termasuk cabai dan bawang merah, melalui toko tani milik dinas ataupun dengan mobil keliling ke 19 kabupaten/kota secara bergiliran. ”Diharapkan tiga minggu setelah Idul Adha harganya bisa berangsur turun,” kata Efendi.