Pasokan Telur Stabil, KPPU Medan Cermati Penyebab Kenaikan Harga
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Kantor Wilayah I Medan mencermati penyebab kenaikan harga telur. Saat ini, permintaan dan pasokan telur stabil. Namun, ada pengurangan populasi dan kenaikan harga pakan 40 persen.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Komisi Pengawas Persaingan Usaha Kantor Wilayah I Medan, Sumatera Utara, menelusuri rantai pasok telur ayam untuk melihat penyebab kenaikan harga telur. Saat ini, permintaan dan pasokan telur di tingkat distributor masih stabil. Namun, ada pengurangan populasi dan kenaikan harga pakan hingga 40 persen dibandingkan tahun lalu.
”Untuk mengetahui kondisi secara langsung di lapangan, kami memantau rantai pasok telur, mulai dari peternak, distributor, hingga pedagang,” kata Kepala KPPU Kanwil I Medan Ridho Pamungkas, Sabtu (27/8/2022), di Medan.
Ridho mengatakan, di tingkat pedagang, saat ini harga telur ayam ras ukuran kecil Rp 1.550-Rp 1.700 per butir, ukuran sedang Rp 1.600-Rp 1.700, dan ukuran besar Rp 1.700–Rp 1.900. Harga itu naik cukup signifikan dari sebelumnya ukuran kecil sekitar Rp 1.200, ukuran sedang Rp 1.400, dan ukuran besar Rp 1.600.
Informasi kenaikan harga telur itu didapat dari berbagai pasar di Medan dan sekitarnya, seperti Pusat Pasar, Pasar Petisah, Pasar Palapa, Pasar Sukaramai, dan Pasar Medan Metropolitan Trade Center. ”Terjadi kenaikan harga sejak awal Agustus, tetapi tidak ada penurunan pasokan. Beberapa pedagang mengaku terjadi penurunan permintaan,” ujar Ridho.
Di tingkat distributor, Ridho menyebut, KPPU Kanwil I Medan mendapati kondisi yang berbeda. Berdasarkan pantauan ke PT Sumber Pangan Nusantara Indonesia yang merupakan distributor telur, harga telur di tingkat distributor justru turun Rp 100-Rp 120 per butir dibandingkan pekan lalu. ”Menurut distributor tersebut, permintaan dan pasokan mereka stabil,” kata Ridho.
KPPU Kanwil I Medan juga meninjau peternakan ayam petelur di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Di tingkat peternak, harga rata-rata telur Rp 1.460 per butir. Menurut salah seorang peternak yang mempunyai populasi 30.000 ekor, biaya produksi mereka sekitar Rp 1.390 per butir.
”Peternak menyebut bahwa mereka menanggung kenaikan harga pakan sebesar 40 persen dibandingkan tahun lalu. Banyak peternak mengurangi populasi. Sebagian tutup karena gulung tikar akibat harga telur sempat anjlok juga,” kata Ridho.
Untuk mengetahui kondisi secara langsung di lapangan, kami memantau rantai pasok telur, mulai dari peternak, distributor, hingga pedagang.
Ridho menyebut, KPPU Kanwil I Medan juga menelusuri bagaimana mekanisme pembentukan harga telur di tingkat peternak. Para peternak menyebut, harga ditentukan agen yang mengambil telur ke kandang. Harga acuan agen mengikuti realisasi harga telur ayam di Medan dan Kepulauan Riau yang dikeluarkan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia.
”Untuk mendalami informasi yang diperoleh di lapangan, KPPU Kanwil I Medan akan memanggil distributor telur, perusahaan terintegrasi, dan Pinsar Indonesia. Pertemuan khususnya untuk mengklarifikasi realisasi pembentukan harga telur di pasar,” kata Ridho.
Oleh karena itu, KPPU Kanwil I Medan belum bisa menyimpulkan penyebab kenaikan harga telur. Ridho menyebut, perlu didalami apakah kenaikan harga telur itu karena permintaan yang naik setelah Covid-19 melandai, penurunan pasokan karena peternak mengurangi produksi, kenaikan harga pakan, atau tingginya kebutuhan telur untuk bantuan sosial di sejumlah daerah.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, kenaikan harga bahan pokok selama Agustus ini cukup mengkhawatirkan. Hal itu bisa membuat inflasi di Sumut terus meroket. Secara tahunan, hingga Juni 2022, inflasi Sumut sudah mencapai 5,61 persen, jauh di atas target 3 persen.
”Inflasi disebabkan pasokan yang menurun dan serapan anggaran pemerintah daerah yang rendah,” kata Edy.
Wina Wati (35), pedagang telur di Pasar Petisah, Medan, mengatakan, kenaikan harga telur dalam beberapa hari terakhir ini membuat volume penjualan telur di pasar berkurang sekitar 30 persen. Wina menyebut, harga telur mengalami kenaikan 20 persen.
Masyarakat pun banyak yang mengeluhkan kenaikan harga telur karena berbarengan juga dengan kenaikan bahan pokok lainnya. Harga daging ayam naik dari Rp 25.000 menjadi Rp 35.000 per kilogram. Harga cabai merah juga naik dari Rp 50.000 menjadi Rp 90.000 per kg.