Kota Bandung Rentan Terdampak Cuaca Ekstrem Bulan September-Oktober 2022
Kota Bandung diperkirakan mendapatkan musim hujan lebih awal, yakni Oktober 2022. Peralihan musim yang terjadi dalam waktu dekat ini berpotensi membawa cuaca ekstrem sehingga antisipasi terhadap banjir diperlukan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Potensi cuaca ekstrem membayangi Kota Bandung, Jawa Barat, dalam peralihan musim kemarau menuju hujan selama September-Oktober 2022. Pengerukan sedimentasi dan perbaikan aliran sungai di Kota Bandung dilakukan untuk mengantisipasi terjadi banjir.
Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian di Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung Yusup Gumilar memaparkan, pengerukan saluran dan sungai dilakukan sejak akhir Agustus 2022. Aliran sungai yang menjadi perhatian berada di wilayah rawan banjir saat hujan deras melanda Bandung Raya.
Beberapa di antaranya, kata Yusup, seperti Sungai Cironggeng, saluran di Leuwipanjang, Sungai Cipamulihan, Sungai Cironggeng, dan Sungai Cikapundung. Saluran air dan sungai-sungai tersebut berada di kawasan utara, timur, hingga barat Kota Bandung.
”Ibaratnya mencegah sebelum terjadi (banjir). Selain mengendalikan airnya, kami juga mengangkut sedimen yang bisa menghambat aliran air,” ujar Yusup di Bandung, Jumat (9/9/2022).
Menurut Yusup, tim pengerukan akan bekerja hingga awal September. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah memberikan peringatan terkait peralihan musim yang berpotensi memicu cuaca ekstrem.
Selain pengerukan sungai, pencegahan banjir di Kota Bandung juga dilakukan dengan membangun kolam retensi. Yusup berujar, infrastruktur itu berfungsi menjadi area parkir air sehingga bisa mengurangi potensi luapan aliran sungai.
”Kolam retensi terbaru ada di Jalan Bima, Kecamatan Cicendo. Kolam retensi ini diharapkan bisa mengurangi potensi luapan Sungai Citepus,” ujar Yusup.
Kolam retensi yang diresmikan pada 29 Agustus 2022 itu berkapasitas 5.512,5 meter kubik dengan luas genangan 1.225 meter persegi dan kedalaman 4,5 meter. Sebelum kolam retensi Jalan Bima ini, sebanyak sembilan infrastruktur serupa telah ada di berbagai titik di Kota Bandung. Letaknya di Taman Lansia, Kandaga Puspa, Sarimas, Sirnaraga, Rancabolang, Cisurupan, Gedebage, Cisanggarung, dan Citalaga Pasir.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana menekankan pembangunan kolam retensi mampu meminimalkan banjir. ”Lebih dari 40 anak sungai di Kota Bandung, salah satunya Sungai Citepus. Dengan Kolam Retensi Bima, kami yakin banjir di Astana Anyar dan Pagarsih yang biasa terjadi dapat ditanggulangi,” ujar Yana.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jabar Indra Gustari menjelaskan, sebagian besar wilayah Jabar bakal mendapatkan musim hujan lebih awal dibandingkan rata-rata dalam 30 tahun terakhir. Kota Bandung termasuk daerah yang akan mengalami awal musim hujan pada Oktober 2022. Bahkan, sejumlah daerah di Jabar selatan, seperti Kabupaten Garut dan Kabupaten Pangandaran, bakal tidak merasakan musim kemarau.
”Pada peralihan periode musim di Oktober dan November 2022, perlu diwaspadai cuaca ekstrem, seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan hujan es. Daerah yang rawan banjir dan tanah longsor diminta waspada menjelang dan pada puncak musim hujan,” ujar Indra.