”Sinaran” yang Menyinari Negeri Awan Bromo
Plataran Bromo Xtravaganza menawarkan perpaduan antara pentas budaya, musik, olahraga jalan santai, dan lari maraton di tengah nuansa alam pegunungan Bromo Tengger Semeru yang eksotis.
Setelah hampir dua tahun hanya beraktivitas di rumah, kini masyarakat bisa menikmati beragam gelaran acara secara langsung. Salah satunya perhelatan Plataran Bromo Xtravaganza yang menawarkan perpaduan antara pentas budaya, musik, olahraga jalan santai, dan lari maraton di tengah nuansa alam pegunungan Bromo Tengger Semeru yang eksotis.
Sinaran/mentari menyinari/menyusuk ke jiwaku/ketika bersamamu
Mesranya/bila kita berdua/bagai mahligai indah/yang tumbuh di muka dunia
Suara merdu penyanyi Trie Utami mengentak kawasan puncak Bromo di Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (10/9/2022) malam. Penampilannya yang lincah menghangatkan suasana malam koser musik Xtravaganza persembahan Plataran Bromo. Malam itu hujan turun rintik-rintik berselimut halimun.
Seperti mentari dalam syair ”Sinaran”, penampilan Trie Utami dan deretan penyanyi lainnya benar-benar menyinari para penonton yang saat pandemi Covid-19 lalu tidak bisa menikmati konser musik secara langsung. Mereka menyusuk jiwa pengunjung yang menyesaki amfiteater Plataran Bromo.
Baca juga : Kehidupan Semestinya Jazz Gunung Bromo
Ada Syaharani dan sederet penyanyi lokal, seperti Roselyn, Stefani, dan Iksan Skuter, yang turut memeriahkan konser ”di atas awan” itu. Disebut demikian karena konser digelar pada ketinggian sekitar 2.800 meter di atas permukaan laut. Suara merdu para penyanyi menghanyutkan penonton hingga mereka pun ikut bersenandung.
Bagi Trie Utami yang telah malang melintas di panggung hiburan selama bertahun-tahun, konser musik Plataran Bromo Xtravaganza ini unik. Bahkan, dia mengaku harus memakai kostum berlapis karena hawanya yang dingin. Trie juga harus tampil memakai payung karena gerimis yang kian deras mengguyur.
”Ini akan menjadi sejarah bagi karier saya. Sejak saya menyanyi secara profesional pada usia 18 tahun sampai sekarang ini, baru kali ini menyanyi memakai payung,” ucapnya.
Pendiri dan CEO Plataran Indonesia, Yozua Makes, mengatakan, selain melaksanakan business operations resor, hotel, venue and dining, private cruises, dan eco development di sejumlah wilayah di Indonesia, pihaknya kerap kali menggelar perhelatan akbar untuk mengangkat tema dan isu tertentu sekaligus meningkatkan kesadaran (awareness) akan suatu destinasi baik di Jakarta, Bali, maupun Bromo ke seluruh Indonesia.
Kali ini, tema yang diusung oleh Plataran adalah isu climate change atau perubahan iklim dunia. Tema ini dirajut dan digabungkan dengan dua unsur yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, yakni musik dan olahraga. Plataran Bromo Xtravaganza merupakan salah satu perhelatan akbar yang secara rutin digelar Plataran Indonesia sejak 2019.
Baca juga : 1.320 Pelari Direncanakan Ikuti Bromo Marathon
Kali ini Plataran Bromo Xtravaganza digelar bersamaan dengan Bromo Marathon yang memasuki tahun ke-8 dan sempat vakum selama dua tahun karena pandemi Covid-19. Perhelatan yang berlangsung pada 10-11 September 2022 ini menggabungkan pentas budaya dan musik berskala nasional baik secara luring (offline) maupun virtual. Acara ini dipadukan dengan olahraga lari maraton yang menantang sampai ke easy walk yang menyenangkan dan dilangsungkan di salah satu pusat ekowisata dari Plataran Indonesia, yakni Plataran Bromo Resort and Venue.
”Event ini merupakan event unik karena menggabungkan sekaligus musik, olahraga, dan alam yang diselenggarakan secara ikonik di atas awan dan dikelilingi gunung-gunung dan perbukitan serta pandangan lepas ke laut. Menjadikannya satu-satunya di Indonesia, apalagi dengan pendekatan hybrid music show,” kata Yozua Makes.
Bromo Marathon merupakan kegiatanlari tahunan di Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jatim, yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Pertama kali dilaksanakan pada tahun 2013, acara ini menjadi salah satu Asia’s Top Destination Races 2013 oleh CNN. Adapun rute dan jalur maraton tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, namun tetap menantang dan menyajikan pemandangan menakjubkan yang menjadi ciri khas kawasan sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Bagi wisatawan yang tidak ingin berpartisipasi dalam kegiatan Bromo Marathon, Plataran juga menggelar Plataran Fun Trail, sebuah fun and easy walk dengan rute 2 kilometer dan 4 kilometer sambil menikmati perjalanan alam, menghirup udara segar, dan menikmati panorama unik di atas awan sebagai bagian dari program Sahabat Alam Plataran.
Plataran Fun Trailadalah salah satu upaya Plataran untuk mendekatkan masyarakat pada alam. Harapannya, masyarakat semakin peduli dan ingin ambil bagian untuk menjadikan bumi pertiwi lebih sehat dan lebih siap dalam menghadapi perubahan iklim.
Seperti semua acara Plataran lainnya yang sangat dekat dengan masyarakat dan komunitas lokal, acara Plataran Bromo Xtravaganza ini juga menjunjung tinggi program Plataran for the People yang merupakan salah satu dari tiga pilar utama visi Plataran, yakni alam, budaya, dan masyarakat, lewat ekosistem Plataran UMKM. Plataran juga menyajikan serangkaian sajian dengan bahan baku yang diproduksi dan dipanen langsung dari kebun masyarakat sekitar lewat festival kuliner, beragam dagangan, serta pernak-pernik kerajinan hasil UMKM Pasuruan.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengatakan, pergelaran Bromo Xtravaganza dan Bromo Marathon mendapat sambutan antusias masyarakat meski diguyur hujan. Oleh karena itulah, dia memaknai hujan yang turun tersebut sebagai berkah yang akan menghadirkan kebaikan bagi pembangunan di daerahnya.
Pemerintah Kabupaten Pasuruan pun berharap adanya acara ini semakin mengenalkan Bromo di kancah dunia sehingga industri pariwisata segera bangkit. Kebangkitan industri pariwisata ini diyakini mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat, terutama yang bergerak di sektor UMKM.
”Pasuruan memiliki banyak pelaku UMKM dengan beragam produk unggulan. Salah satunya kopi dari pegunungan Bromo,” kata Irsyad.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, beragam kegiatan yang digelar di destinasi wisata Bromo diharapkan memantik kunjungan wisatawan domestik ataupun mancanegara sehingga jumlahnya meningkat. Acara seperti Bromo Xtravaganza dan Bromo Marathon bisa menjadi modal untuk memutar kembali roda perekonomian.
”Hal itu terjadi karena walaupun sektor pariwisata hanya menyumbang 7-8 persen dari total perekonomian, sektor ini punya dampak untuk sektor lainnya, seperti pertanian, perdagangan, bahkan UMKM. Oleh karena itulah, dibukanya kembali kegiatan seperti ini menjadi modal besar untuk menggairahkan kembali perekonomian Jatim,” tutur Emil.
Sebelumnya, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani mengatakan, Bromo Xtravaganza merupakankegiatan yang melengkapi kemegahan Bromo Marathon. Tidak hanya memanjakan pelaridengan pemandangan Bromo yang menakjubkan, tetapi juga menonjolkan budaya lokal dan hiburan yang memanggungkan artis lokal.
”Hal ini tentu membedakan dengan gelaran maraton pada umumnya. Kegiatan ini juga diharapkan mampu mendorong kebangkitan ekonomi, membuka peluang usaha melalui keterlibatan UMKM, dan juga untuk promosi destinasi wisata,” ucap Rizki.
Seperti syair lagu ”Sinaran”, kemesraan yang terbangun antara warga Tengger, pelaku UMKM, Pemkab Pasuruan, Pemerintah Provinsi Jatim, serta pemangku kepentingan lainnya dalam Bromo Xtravaganza dan Bromo Marathon akhirnya mampu menyinari pengembangan sektor pariwisata di salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas ini.
Baca juga : Merasakan Kunci Kebaikan di Kawasan Bromo