Berbagai langkah terus dilakukan daerah untuk mengendalikan inflasi. Pemerintah Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, mengambil langkah, salah satunya menyubsidi sektor pertanian.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Sambas mengalokasikan Rp 4,3 miliar untuk subsidi bibit dan pupuk pertanian hingga pelatihan kerja generasi muda. Semua dilakukan demi menekan potensi lonjakan inflasi.
Sambas adalah daerah di Kalimantan Barat yang menjadi kawasan penyangga pangan. Data Badan Pusat Statistik tahun 2021 menyebutkan, Sambas menghasilkan 117.922 ton beras atau yang terbesar di Kalbar. Tahun 2021, total produksi beras di Kalbar mencapai 457.179 ton. Kini, 70 persen dari 629.905 warga Sambas bergerak di bidang pertanian.
”Alokasi dana Rp 4,3 miliar itu adalah 2 persen dari total pendapatan daerah,” kata Bupati Sambas Satono, di Sambas, Kamis (15/9/2022).
Selain sektor pertanian, kata Satono, dana juga akan disisihkan untuk paket pelatihan kerja bagi generasi muda. Satono menilai, kini, generasi muda tamatan SMA dan S-1 banyak yang menganggur. ”Kalau barang mahal dan mereka tidak memiliki pekerjaan, mereka mau makan apa. Oleh sebab itu, mereka dibekali keterampilan agar siap kerja,” tuturnya.
Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan, sebanyak 2 persen dari dana alokasi umum (DAU) daerah termasuk di kabupaten/kota harus digunakan untuk mengendalikan inflasi. Di tingkat provinsi, beberapa pekan terakhir pihaknya sudah menjalankan operasi pasar dan bantuan sosial.
”Saya lihat sebagian besar kabupaten/kota sudah melaksanakan langkah konkret melalui operasi pasar dan bantuan sosial sesuai kebutuhan masing-masing,” tutur Sutarmidji.
Akan tetapi, dia tidak menutup mata bahwa ada daerah yang masih kesulitan mengendalikan inflasi. Penyebabnya, ada komponen pemicu inflasi yang sulit dikendalikan. Di Kabupaten Sintang, misalnya, inflasi rentan dipicu ketersediaan ikan baung. Ikan sungai yang diminati warga ini terbilang sulit dibudidayakan. Kondisi itu ikut membuat Sintang masuk ke dalam 10 kabupaten/kota dengan inflasi tertinggi di Indonesia tahun ini dengan 7,4 persen.
”Kalau tangkapan sedikit harga akan mahal dan memicu inflasi,” ungkapnya.
Selain itu, ketersediaan cabai juga menjadi perhatian. Pemprov Kalbar akan menyubsidi ongkos angkut dari daerah produksi menuju Pontianak kemudian ke pasar-pasar. Gubernur meminta perusahaan daerah menyuplai komoditas juga ke tempat yang memang membutuhkan.
Berdasarkan data Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kalbar, inflasi triwulan II-2022 sebesar 4,31 persen (year on year/yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan I-2022 sebesar 3,13 persen (yoy). Bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, dan minyak goreng menjadi komoditas pendorong peningkatan inflasi triwulan II-2022. Tekanan inflasi yang lebih tinggi pada periode tersebut tertahan penurunan harga beberapa komoditas, seperti daging ayam ras, bawang putih, jeruk, dan telur ayam ras.