Keberadaan durian unggul Kalimantan Barat menjadi potensi pengembangan ekonomi masyarakat. Perlu bahu-membahu mengembangkannya, termasuk melindungi kawasan yang menjadi benteng pertahanan buah lokal.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
Berbagai pihak hendaknya bahu-membahu terutama memperbanyak bibit durian unggul dan mengebunkannya. Sebab, durian unggul di Kalimantan Barat hanya ada satu pohon di dalam hutan. Dengan memperbanyak bibit dan menanamnya dalam jumlah banyak, diharapkan bisa semakin banyak masyarakat yang bisa menyicipi durian unggul Kalbar. Selain itu, menghindari kepunahan plasma nuftah durian terbaik.
Berdasarkan data dari Unit Pelaksana Tugas Pengawasan dan Sertifikasi Benih Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, Kalbar memiliki 10 jenis varietas durian unggul yang telah dirilis Kementerian Pertanian. Sembilan di antaranya jenis durian dan satu lagi jenis Durio kutejensis atau beberapa kelompok masyarakat menyebutnya pekawai.
Dari sepuluh jenis varietas durian unggul yang ada di Kalbar, delapan di antaranya terdapat di Kabupaten Sanggau. Kemudian satu jenis terdapat di Kabupaten Melawi dan satu lagi berasal dari Kabupaten Landak. Durian-durian itu ditemukan melalui eksplorasi.
Upaya menjaring durian-durian unggul juga terus dilakukan. Sebab, diperkirakan masih banyak tersembunyi di rimba Kalbar. Upaya yang dilakukan para peneliti dengan menjaring potensi durian unggul melalui festival/kontes. Kemudian menelusuri pohon induk tunggal (PIT) di hutan. Selain itu, melakukan identifikasi.
Pada September lalu, penjaringan durian dilakukan di Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang. Tim ekspedisi dan eksplorasi durian unggul Kalbar mencari ”bakat-bakat” baru durian lokal mulai dari menjadi juri festival, kemudian menelusuri PIT di hutan.
Tim ekspedisi dan eksplorasi durian unggul Kalbar juga berinisiatif mengedukasi pemilik PIT untuk menduplikasi PIT sehingga durian unggul tidak punah. Selain itu, ke depan masyarakat bisa mengembangkan bibitnya lebih banyak sehingga berdampak pada ekonomi mereka.
Guru Besar Taksonomi Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang Amin Retnoningsih, yang juga ketua tim ekspedisi dan eksplorasi durian unggul Kalbar, September lalu, menuturkan, ekspedisi dan eksplorasi sangat penting karena dapat mengumpulkan berbagai varietas durian yang memiliki keunggulan dari alam.
Pihaknya menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa sangat berisiko ketika hanya memiliki PIT satu pohon. Kalau bisa membuat duplikasi dengan sambung pucuk bisa lebih aman. Tim mengajarkan langsung metode itu kepada masyarakat.
”Varietas durian mereka di hutan sering terkena petir sehingga berisiko mati. Ketika ada duplikasi bisa aman, petani bisa membuat duplikasi PIT,” tuturnya.
Ketua Yayasan Durian Nusantara Mohamad Reza Tirtawinata, yang juga anggota tim ekspedisi dan eksplorasi durian unggul Kalbar, menuturkan, ke depan, bagaimana mengembangkan durian unggulan Kalbar lebih banyak, misalnya melalui kebun. Dengan demikian, lebih banyak lagi orang yang bisa merasakannya.
PT Perkebunan Nusantara sebetulnya bisa menggarap kebun durian. Setiap kabupaten yang memiliki keragaman tinggi hendaknya menyediakan lahan untuk koleksi.
Durian si Blih di perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, misalnya, dari berbagai aspek menggungguli durian Musang King dari Malaysia. Namun, durian si Blih hanya ada satu pohon. Oleh sebab itu, harus ada yang mengebunkannya sehingga bisa lebih banyak orang bisa mencicipi durian si Blih.
”PT Perkebunan Nusantara sebetulnya bisa menggarap kebun durian. Setiap kabupaten yang memiliki keragaman tinggi hendaknya menyediakan lahan untuk koleksi,” ujar Reza.
Perlindungan
Wilayah-wilayah yang menjadi ”benteng” pertahanan buah-buah lokal juga perlu terus dilindungi. Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kalbar Dominikus Uyub, menuturkan, AMAN berupaya merajut komunikasi dengan pemerintah agar rencana tata ruang wilayah Kalbar mengakomodir tata guna lahan yang dimiliki masyarakat adat. Dengan demikian, pemerintah tidak sembarangan memberi izin di lahan hutan adat.
Upaya itu dilakukan salah satunya agar basis pertahanan buah-buah lokal tetap terlindungi. Apalagi, wilayah-wilayah itu juga memiliki fungsi penting dalam menjaga keberlangsungan ekosistem karena di hutan adat terdapat biodiversitas.
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menuturkan, festival akan diupayakan dilaksanakan setiap tahun sehingga bisa memperkenalkan durian Singkawang. Hasil penelitian dari tim ekspedisi dan eksplorasi yang juga juri dalam festival September lalu akan dijadikan dasar untuk mengembangkan durian Singkawang.
”Durian mana yang menjadi rekomendasi dan bibitnya akan dijaga kemudian dikembangkan ke depannya,” ujar Tjhai Chui Mie.
Dengan demikian, Singkawang bisa mengembangkan durian lokal. Setelah ada penelitian dan nama durian yang dikembangkan, maka harga akan terdongkrak. Daerah juga ada rasa percaya diri mempromosikan durian Singkawang.
”Ada efek pengganda secara ekonomi jika wisatawan datang untuk menikmati durian,” ujarnya lagi.
Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan, pemerintah telah memperbanyak bibit durian berkualitas unggul. Durian serumbut, misalnya, sekarang sudah lebih dari 20.000 pembibitan yang dikembangkan. Harga per bibitnya sekitar Rp 200.000.
”Oleh sebab itu, ketika festival, pemilik durian diberi hadiah besar agar mereka memiliki motivasi menjaga duriannya,” kata Sutarmidji.
Apalagi, menutur Sutarmidji, ada upaya kecurangan orang-orang dari luar untuk memusnahkan durian-durian Kalbar. Orang-orang dari luar, ketika ada buah durian Kalbar yang dinilai bagus, mereka mendatangi lokasi pohon durian. Mereka mengatakan ingin membeli pohon durian itu ratusan juta rupiah. Setelah itu, pohonnya ditebang.
Padahal, mereka ingin mengambil pucuknya untuk dikembangkan sehingga menjadi varietas di daerah mereka. Pihaknya terus berupaya melindungi durian-durian sebagai aset hutan daerah Kalbar. Kalbar bahkan mengekspor pasta durian, lebih dari 100 ton per tahun.
Upaya melindungi ”benteng” pertahanan buah lokal juga dilakukan dengan mendorong perhutanan sosial, salah satunya hutan adat. Lokasi yang memiliki potensi durian diusulkan menjadi hutan adat. Bahkan, durian serumbut ada yang sudah ditanam di salah satu hutan adat di Kabupaten Sanggau.