Wapres Minta Saudagar Muslim Optimalkan Nilai Tambah Potensi Ekonomi
Kerja sama dan kemitraan akan mendorong kolaborasi untuk menciptakan ekosistem kewirausahaan yang kuat sekaligus menyejahterakan umat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta Saudagar Muslim menjadi penyambung potensi ekonomi yang sangat kaya di Tanah Air agar menghasilkan nilai tambah. Selain itu, para Saudagar Muslim juga diminta memperkuat ekosistem ekonomi Islam, mendorong inovasi dan transformasi ekonomi digital, dan berkolaborasi menciptakan ekosistem kewirausahaan yang kuat sekaligus menyejahterakan umat
”Saya berharap ISMI menjadi penyambung potensi ekonomi yang ada di masyarakat untuk diolah sehingga bisa dijual di dalam negeri maupun ke luar negeri. Kalau diolah, maka akan lebih bernilai,” tutur Wapres dalam pembukaan ”Silaturahim Bisnis Nasional Ke-14 Ikatan Saudagar Muslim Se-Indonesia (ISMI)” di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (23/11/2022).
Wapres juga berharap ISMI bisa memperkuat ekosistem ekonomi Islam di Indonesia. Dengan penduduk Muslim lebih dari 85 persen, potensi berkembangnya ekonomi syariah di Indonesia sangat besar. Indonesia berada di peringkat ke-4 dalam Global Islamic Economy Indicatorpada 2022.
Untuk memperkuat ekosistem ekonomi Islam itu, pengusaha-pengusaha Muslim Indonesia perlu menyiapkan langkah-langkah strategis. Langkah tersebut, misalnya mendorong pengembangan produk halal, utamanya bagi produk pangan yang dihasilkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dorongan inovasi dan transformasi ekonomi digital juga tidak kalah penting termasuk bagi UMKM. Kemudian, penguatan kerja sama kemitraan. Kerja sama dan kemitraan akan mendorong kolaborasi menciptakan ekosistem kewirausahaan yang kuat sekaligus menyejahterakan umat. Berbagai kegiatan ISMI juga diharapkan berorientasi pada upaya menumbuhkan semangat dan kebanggaan berwirausaha guna merangkul generasi muda.
Dalam kunjungannya ke Pontianak tersebut, Wapres juga menghadiri peresmian pembukaan pabrik pengolahan tanaman hortikultura di Pontianak. Pabrik tersebut mengolah potensi hortikultura, misalnya buah-buahan yang ada di Pontianak dan sekitarnya.
Berbagai kegiatan ISMI juga diharapkan berorientasi pada upaya menumbuhkan semangat dan kebanggaan berwirausaha guna merangkul generasi muda. (Ma'ruf Amin)
Gubernur Kalbar Sutarmidji dalam sambutannya menuturkan, Kalbar memiliki potensi buah-buahan, salah satunya langsat. Potensi itu harus diolah agar memiliki nilai tambah. Apalagi, saat musim berbuah biaya memetiknya justru lebih tinggi dari harga jual di pasar. Maka tidak sedikit buah langsat dibiarkan begitu saja di pohon karena biaya petik yang mahal.
”Kalbar juga memiliki potensi durian. Kalbar mengekspor pasta durian lebih dari 100 ton per tahun ke sejumlah negara,” tuturnya.
Belum lagi potensi pariwisata pantai di Kabupaten Sambas sepanjang 55 km. Potensi pariwisata tersebut juga ke depan perlu dioptimalkan apalagi letaknya strategis di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Ketua Majelis Pengurus Pusat ISMI Ilham Akbar Habibie menuturkan, Kalbar memiliki banyak potensi. ISMI bisa turut mewujudkan pengembangan potensi tersebut.
”Kita bisa maju sebagai umat kalau kita bersatu selain untuk umat juga bangsa dan negara kita. Kita Pancasila. Saya selalu tekankan kepada ISMI, kita Muslim tetapi kita harus terbuka juga untuk mencari solusi terbaik dengan saudara-saudara kita yang lainnya,” tuturnya.
Fokus program ISMI terutama adalah pengembangan UMKM. Sebanyak 99 persen lapangan pekerjaan di Indonesia adalah UMKM. Kemudian, 56-60 persen produk domestik bruto Indonesia adalah UMKM. UMKM adalah tulang punggung perekonomian. Oleh karena itu, lanjut Ilham, hal itu yang harus diperkuat. Dari situlah program-pogram ISMI yang utama dijalankan.
Terkait penggunaan teknologi, Ilham mengatakan tanpa adanya pengertian bagaimana menerapkan dan menguasai teknologi, ISMI tidak akan “bergerak”. Itu juga berlaku bagi UMKM. Ia memberi contoh, penggunaan permesinan untuk mengolah buah-buahan di Kalbar dapat menciptakan nilai tambah yang lebih kuat.
Ketua Majelis Pengurus Wilayah ISMI Kalbar Sukiryanto menuturkan, ISMI dibentuk oleh sejumlah organisasi kemasyarakat Islam besar. Hal itu dilakukan untuk memperkuat ekonomi dengan memajukan UMKM.
UMKM dalam sejarah bangsa ini menjadi kekuatan tatkala krisis ekonomi melanda pada tahun 1998. Dalam kesempatan itu, ISMI juga menyampilkan sejumlah program mereka, antara lain pembangunan klinik, hotel, dan terkait peresmian pabrik hortikultura di Pontianak.
Sukiryanto juga mengemukakan potensi buah-buahan di Kalbar yang besar, antara lain langsat dan rambutan, yang sulit dijual petani karena harga petiknya lebih mahal daripada harga jual. Oleh sebab itu UMKM yang ada, khususnya pabrik pengolahan, diharapkan bisa mengatasi masalah yang dihadapi petani seperti hal tersebut.
”ISMI juga ke depan akan berkunjung ke Sarawak, Malaysia, berjumpa dengan pengusaha di sana untuk menggali potensi yang bisa dikerjasamakan,” ujarnya.