Pemudik Natal tahun ini diperkirakan naik berkali-kali lipat. Inilah mudik Natal pertama setelah pandemi Covid-19 reda.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Menjelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, kebutuhan akan angkutan laut di Nusa Tenggara Timur meningkat. Kapal perintis yang berukuran di atas 1.000 gross ton akan diandalkan jika kapal feri tidak diizinkan belayar lantaran cuaca buruk yang biasanya terjadi setiap akhir hingga awal tahun.
Kepala PT Pelni Cabang Kupang Anton G Napitupulu, Selasa (6/12/2022), mengatakan, sebanyak tiga kapal perintis dengan pelabuhan pangkalan Kupang telah disiapkan. Ketiga kapal itu, yakni KM Sabuk Nusantara 90, KM Sabuk Nusantara 67, dan KM Sabuk Nusantara 108. ”Semua siap operasi,” ujarnya.
Kapal Pelni itu melayani rute mudik, seperti dari Kupang ke Pulau Sumba, Flores, Kepulauan Alor, dan sebagian Pulau Timor. KM Sabuk Nusantara 67 juga berlayar hingga wilayah selatan Provinsi Maluku. Kupang ke Maluku merupakan rute keluar NTT dengan pemudik terbanyak.
Menurut Anton, kapal perintis yang berukuran di atas 1.000 gross ton masih dapat diandalkan pada saat feri dilarang beroperasi lantaran cuaca buruk. Rata-rata ukuran feri yang beroperasi di NTT di bawah 600 gross ton. Ketika tinggi gelombang di atas 1,5 meter, feri tidak diperbolehkan berlayar.
Selain kapal perintis, lanjut Anton, Pelni juga menyiapkan kapal penumpang berukuran besar yang secara reguler beroperasi lintas provinsi. Kapal-kapal yang berukuran di atas 10.000 gross ton itu terus beroperasi meski gelombang tinggi. Kapal tersebut juga mengangkut lebih banyak penumpang.
Kapten Kapal KM Sabuk Nusantara 67 Petrus Parapaga mengatakan, kapal yang dinakhodainya baru selesai docking (perawatan rutin) dan siap melayani pemudik dari Kupang ke Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku. Untuk satu kali pelayaran, kapal dapat mengangkut hingga 400 penumpang.
Selain mengangkut penumpang, kapal tersebut juga mengangkut barang kebutuhan dan barang penting yang terintegrasi dengan jaringan tol laut. Warga di selatan Maluku memilih berbelanja barang di Kupang ketimbang Ambon, ibu kota Provinsi Maluku. Selain harga lebih murah, waktu tempuh pun lebih cepat.
Selama musim mudik, kapal akan terus berlayar. Petrus memastikan tidak ada penghentian pelayaran seperti dikhawatirkan banyak orang yang tinggal di pulau-pulau terluar. ”Kami terus berlayar meskipun pada saat hari raya keagamaan. Kami hanya berhenti dua hari di pelabuhan pangkalan, setelah itu lanjut lagi,” katanya.
Alex Frans (34), warga Pulau Kisar, Maluku, berharap, untuk musim mudik Natal, Pelni menerapkan kembali kebijakan penambahan kapasitas penumpang sebanyak 20 persen. Kebijakan itu sempat dihapus selama dua kali mudik Natal, yakni pada 2020 dan 2021, lantaran pandemi Covid-19.
”Ini tahun pertama yang tidak ada larangan mudik Natal sehingga pasti lebih banyak orang yang mudik. Kami berharap pelayanan kapal perintis semakin baik karena menjadi tumpuan kami yang berlayar ke pulau terluar,” kata pekerja serabutan di Kota Kupang itu.
Harapan yang sama juga disampaikan Belawa Moron (46), warga Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur, NTT. Ia berencana mudik menggunakan KM Sabuk Nusantara 108 dengan rute dari Kupang ke Pulau Solor. Waktu tempuh pelayaran sekitar 12 jam.
”Pasti banyak pemudik yang mengandalkan kapal karena murah. Sekarang harga tiket pesawat naik lebih dari dua kali lipat. Kalau kapal feri tidak jalan, kami harap rute kapal perintis bisa ditambah lagi. Pasti banyak yang mudik karena tidak ada larangan lagi dengan alasan Covid-19,” kata pegawai pemda itu.