Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Telur di Padang Berangsur Naik
Harga telur ayam di Kota Padang, Sumatera Barat, berangsur naik menjelang momen Natal dan Tahun Baru 2023 sekitar Rp 54.000-56.000 per rak isi 30 telur.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Harga telur ayam di Kota Padang, Sumatera Barat, berangsur naik menjelang momen Natal dan Tahun Baru 2023. Kenaikan diperkirakan terus terjadi hingga momen pergantian tahun berakhir.
Pantauan Kompas di Pasar Raya Padang, pasar terbesar di Padang, Kamis (8/12/2020), harga telur ayam berkisar Rp 54.000-56.000 per rak (1 rak = 30 butir). Kenaikan berlangsung sejak sekitar sepekan hingga sepuluh hari terakhir.
Adek (48), pedagang telur di Inpres Blok II Lantai I Pasar Raya Padang, mengatakan, dirinya saat ini menjual telur ayam per rak Rp 54.000 (ukuran sedang) dan Rp 56.000 (ukuran besar). Harga tersebut naik sekitar 10 hari terakhir.
”Sebelumnya Rp 47.000-48.000 per rak. Harganya melonjak menuju akhir tahun. Memang tren tiap tahun begitu,” kata Adek, Kamis.
Menurut Adek, kenaikan harga sudah terjadi sejak di tingkat peternak. Kondisi ini terjadi karena meningkatnya permintaan dari daerah lain menjelang momen Natal dan Tahun Baru. Walakin, sejauh ini pasokan masih mudah didapatkan pedagang.
”Permintaan telur di pasar juga tinggi. Permintaan ke saya naik 10-25 persen. Meskipun harga naik, telur tetap dibeli warga karena mereka butuh,” ujarnya.
Sementara itu, kata Adek, harga telur itik dan telur puyuh relatif stabil. Saat ini, harga telur itik Rp 80.000 per rak (isi 30 butir) dan telur itik Rp 40.000 per rak (isi 100 butir).
Ayub (53), pedagang telur di Blok III Pasar Raya Padang, mengatakan, harga telur di kiosnya saat ini Rp 54.000 per rak. Kenaikan harga berlangsung sekitar sepekan terakhir.
”Sebelumnya, harga telur Rp 46.000-47.000 per rak. Harganya berangsur-angsur naik hingga saat ini,” kata Ayub.
Ayub menyebutkan, kenaikan harga terjadi karena besarnya permintaan dari provinsi tetangga ke peternak pada momen akhir tahun ini. Selain itu, kenaikan harga juga dipicu menurunnya produksi di peternakan tempat ia memasok telur di Limapuluh Kota.
”Kemungkinan harga telur akan terus naik. Mungkin saja nanti sampai Rp 60.000 per rak, tergantung dari daya beli masyarakat,” ujarnya.
Dewi (37), warga Kecamatan Lubuk Kilangan, mengatakan, harga telur memang mahal dan terus naik belakangan ini dan hampir tidak pernah turun. Ia berharap pemerintah bisa mengendalikan harga.
”Bagaimana lagi, telur akan tetap dibeli. Apalagi untuk urang panggaleh (pedagang). Saya menjual kebab. Harga kebab tidak bisa dinaikkan, keuntungan jadinya berkurang,” ujarnya.
Adapun komoditas lain di Pasar Raya Padang, seperti cabai merah dan bawang merah, sejauh ini relatif stabil. Meri (39), pedagang di Jalan Pasar Baru, Pasar Raya Padang, mengatakan, harga cabai merah jawa dan bawang merah di kiosnya Rp 32.000 dan Rp 20.000 per kilogram.
Kemungkinan harga telur akan terus naik. Mungkin saja nanti sampai Rp 60.000 per rak, tergantung dari daya beli masyarakat.
”Harga segitu sudah terjangkau. Pada momen Lebaran kemarin, harga cabai sampai Rp 100.000-an. Sekarang warga sudah mulai beli per kilo (kg). Sebelumnya, saat mahal, mereka cuma sanggup beli satu ons, seperempat kilo, atau setengah kilo,” katanya.