Lakukan Simulasi, Penumpang di Bandara Kualanamu Disandera
Bandara Kualanamu Deli Serdang melakukan simulasi menyelamatkan sandera, menjinakkan bom, dan mengevakuasi korban pesawat yang ditembak jatuh. Peningkatan keamanan penting sebagai bandara hub Indonesia bagian barat.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
Penumpang di Terminal Keberangkatan Bandara Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, terkejut mendengar suara letusan senjata api, Kamis (8/12/2022). Dua orang menodongkan senjata dan menyandera sembilan penumpang yang sedang duduk di kursi tunggu.
Tumiur Situmorang (55), penumpang di Terminal Bandara Kualanamu, sempat berdiri dan hendak lari saat mendengar letusan dan melihat ada orang membawa senjata. "Saya tadi sangat takut, tetapi kemudian tenang setelah mendengar pengumuman ternyata hanya simulasi. Semoga simulasi ini bisa meningkatkan keamanan di bandara ini," katanya.
Bandara Kualanamu melakukan simulasi menyelamatkan sandera, menjinakkan bom, dan mengevakuasi korban luka dan meninggal pada pesawat yang ditembak jatuh. Penyerangan bandara dilakukan enam orang yang terdiri dari dua petugas kebersihan bandara, seorang mantan pegawai bandara, dan tiga orang lainnya.
Aksi mereka dimulai dengan penyelundupan bahan peledak dan rudal darat portabel (manpads) oleh dua petugas kebersihan bandara. Petugas keamanan bandara (Aviation Security/Avsec) yang curiga pada gerak-gerik kedua orang itu pun langsung membekuk dan menangkapnya.
Lalu datang pelaku ketiga dan keempat membawa senjata api dan menyandera sembilan penumpang yang sedang menunggu di terminal keberangkatan. Satu di antaranya merupakan seorang ibu yang menggendong bayi. “Kami meminta pembebasan tahanan politik, helikopter dengan kru dan bahan bakar penuh, serta uang Rp 40 miliar dalam waktu satu jam,” kata pelaku itu.
Junior Manager of Aviation Security lalu melaporkan kejadian kepada Manager of Airport Security kemudian dilanjut ke Senior Manager hingga ke Direktur Operasi. Kemudian dilakukan peningkatan keamanan di seluruh titik penjagaan. Sebagai Ketua Komite Keamanan Bandara, Direktur Operasi mengaktifkan emergency operation centre dan menaikkan status bandara dari normal menjadi darurat. Semua operasional bandara pun dihentikan dan penumpang lain dievakuasi.
Komite lalu berkoordinasi dengan semua unsur Komite Keamanan Bandara dan langsung bergerak cepat ke lokasi. Komite itu terdiri dari petugas Avsec, Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara, Penjinak Bahan Peledak Brimob Polda Sumut, rumah sakit, Palang Merah Indonesia, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Saat penyandera lengah, Kopasgat TNI AU langsung menembak mati dua pelaku yang menyandera penumpang. Semua sandera berhasil diselamatkan.
Jihandak Brimob Sumut pun langsung menyisir toilet dan menjinakkan bom yang ada di sana. Mereka juga menggunakan robot penjinak bahan peledak.
Namun, pelaku kelima dan keenam berhasil menembus keamanan bandara dan menembakkan rudal yang mengenai sayap kiri pesawat sehingga harus mendarat darurat. Pasukan Kopasgat pun langsung melumpuhkan kedua pelaku itu.
Akan tetapi, pesawat mengalami kerusakan mesin sehingga keluar dari landasan. Dalam simulasi disebutkan, sebanyak dua korban meninggal, 18 terluka, dan 50 selamat. Petugas dari rumah sakit langsung masuk ke landasan untuk memberikan pertolongan pertama dan selanjutnya dibawa ke rumah sakit. Korban meninggal pun dievakuasi.
Petugas lalu membentuk pusat informasi untuk memberikan informasi kepada keluara korban dan penumpang yang ada di bandara. Banyak yang marah dan mendesak informasi tentang keluarga mereka.
Bandara Indonesia barat
Wakil Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, simulasi itu penting di tengah pengembangan Bandara Kualanamu sebagai hub internasional Indonesia bagian barat. “Dalam rapat terbatas, Presiden telah meminta Bandara Kualanamu diproyeksikan sebagai hub penerbangan internasional Indonesia bagian barat. Karena itu, simulasi ini menjadi relevan dan sangat penting,” katanya.
Simulasi itu penting di tengah pengembangan Bandara Kualanamu sebagai hub internasional Indonesia bagian barat. (Edwin Hidayat Abdullah)
Direksi pada perusahaan induk (holding) badan usaha milik negara bidang penerbangan dan pariwisata itu mengatakan, simulasi jangan hanya sekedar memenuhi kewajiban pelaksanaan satu kali dalam dua tahun. Ia meminta agar prosedur keamanan dan penanganan keadaan darurat di Bandara Kualanamu benar-benar dievaluasi dan ditingkatkan.
“Tanpa adanya keamanan dan kesiapsiagaan menangani keadaan darurat, mustahil kita mengembangkan perekonomian. Orang akan takut datang ke sini,” ujarnya.
Menurut Direktur Operasional Bandara Kualanamu Heriyanto Wibowo, simulasi dilakukan untuk menguji prosedur operasi standar (SOP) dan mengevaluasi titik-titik lemah saat terjadi keadaan darurat dan gangguan keamanan. Simulasi diikuti semua anggota Komite Keamanan Bandara dengan total personel yang terlibat langsung 509 orang.
Simulasi akan dievaluasi tim khusus secara menyeluruh agar bisa memberikan masukan dan perbaikan prosedur, alur komunikasi dan komando, sumber daya manusia, dan kesiapan peralatan.
Kepala Bidang Keamanan Angkutan Udara dan Kelaikudaraan Otoritas Bandara Wilayah II Kementerian Perhubungan Sarmanto mengatakan, simulasi tersebut juga untuk menguji dua prosedur SOP yakni SOP penanganan keadaan darurat dan SOP penanganan gangguan keamanan bandara.