Aksi Begal Terjadi Lagi di Medan meski Sudah Ada Posko dan Tim Patroli
Aksi kriminalitas jalanan masih terus terjadi di Medan, Sumut. Seorang pekerja kritis ditikam begal yang mengambil sepeda motornya. Pemkot Medan dan Polrestabes Medan mendirikan 301 pos dan membentuk satuan tugas.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Aksi kekerasan dan kriminal jalanan masih terus terjadi di Medan, Sumatera Utara. Seorang pekerja kritis saat mempertahankan sepeda motornya yang dibegal di Jalan Ngumban Surbakti. Pemerintah Kota Medan dan Kepolisian Resor Kota Besar Medan sudah mendirikan 301 pos keamanan dan membentuk satuan tugas.
Kepala kepolisian Sektor Sunggal Komisaris Chandra Yudha Pranata, Sabtu (10/12/2022), mengatakan, pemberantasan aksi kekerasan menjadi program prioritas di wilayahnya. Daerah Sunggal merupakan salah satu daerah rawan kriminalitas jalanan di Medan. Aksi begal, perampokan, dan tawuran antarpelajar berulang kali terjadi di sana.
Chandra mengatakan, seorang pekerja di sebuah bengkel sepeda motor menjadi korban begal, Kamis (8/12/2022) malam. ”Kami masih memburu pelaku begal yang diduga dua orang,” katanya.
Korban begal tersebut, Rian Saputra (22), kondisinya masih kritis dan dirawat di rumah sakit karena dia ditikam di dada sebelah kanan hingga menembus organ dalamnya.
Berdasarkan pemeriksaan sejumlah kamera pemantau (CCTV), kata Chandra, Rian dibegal di depan bengkel tempat dia bekerja. Sekitar pukul 21.40, ia memarkir kendaraan dan hendak masuk ke dalam bengkel yang sudah tutup. Namun, karena ada seseorang yang meneleponnya, ia jongkok di dekat sepeda motornya sambil bertelepon.
Tiba-tiba seseorang mendekati bengkelnya dengan berjalan kaki. Setelah memantau situasi di sekelilingnya, begal itu mendekati sepeda motor Rian. Pelaku diduga tidak menyadari keberadaan Rian karena kondisi gelap. Korban pun coba mempertahankan sepeda motornya, tetapi langsung ditikam dan diambil paksa oleh pelaku. Pelaku pun langsung membawa kabur sepeda motor itu.
Chandra mengatakan, mereka memeriksa sejumlah CCTV di sekitar lokasi kejadian. ”Dari pemeriksaan diketahui bahwa pelaku tidak hanya satu orang, tetapi dua orang. Seorang merupakan eksekutor langsung dan seorang lagi menunggu di sepeda motor,” katanya.
Dalam sepekan terakhir ini, pemberantasan aksi kekerasan jalanan menjadi perhatian semua pemangku kepentingan di Kota Medan. Wali Kota Medan Bobby A Nasution pun memerintahkan jajarannya untuk membuat posko untuk mencegah aksi kekerasan. Menurut rencana akan dibuat 301 posko di sejumlah wilayah di Kota Medan.
Bobby juga membentuk Satuan Tugas Anti Tawuran dan Kekerasan. Satgas itu terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan, Dishub Medan, Polrestabes Medan, dan Kodim 0201/Medan. Mereka akan berpatroli di jam-jam rawan dan daerah rawan.
”Untuk mengatasi aksi kekerasan, semua pemangku kepentingan harus saling berkoordinasi dan berkolaborasi,” ujar Bobby.
Dalam beberapa waktu terakhir ini, sejumlah aksi kekerasan dan tawuran berulang kali terjadi di Kota Medan. Setelah perayaan Hari Guru, Jumat (25/11/2022), seorang siswa SMK Negeri 9 tewas dibacok siswa SMK Eka Prasetya setelah kedua sekolah terlibat tawuran. Di Serdang Bedagai, dua siswa terluka parah dibacok oleh konvoi siswa juga setelah Hari Guru.
Sekelompok siswa yang konvoi juga membegal pengendara di Jalan Gagak Hitam saat siang bolong akhir Oktober lalu. Dua pelaku yang ditangkap polisi masih pelajar SMP.
Sosiolog Universitas Sumatera Utara, Hadriana Marhaeni Munthe, mengatakan, fenomena kekerasan di Kota Medan yang banyak juga melibatkan anak-anak merupakan gambaran kekacauan sosial. Motif pelaku kejahatan yang dilakukan oleh orang dewasa adalah untuk tujuan keuntungan ekonomi.
Namun, motif kekerasan yang dilakukan oleh pelajar jelas bukan dengan motif ekonomi, melainkan karena sikap gagah-gagahan dan ingin mendapat pengakuan. Karena itu, solusinya tidak cukup hanya dilakukan penegakan hukum. ”Harus ada penguatan institusi sosial di masyarakat dalam jangka panjang,” katanya.