Kapal Perintis Angkut 200 Ton Bahan Pangan untuk Pulau-pulau Terpencil
Masyarakat di wilayah kepulauan, khususnya kawasan timur Indonesia, merasakan layanan pelayaran perintis yang semakin baik dari waktu ke waktu.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Lebih kurang 200 ton bahan pangan diangkut kapal perintis KM Sabuk Nusantara 67 ke sejumlah daerah terpencil untuk kebutuhan masyarakat pada saat Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Masyarakat merasa terbantu dengan pelayaran perintis yang semakin baik dari waktu ke waktu.
Menurut pantauan Kompas, kapal yang dioperasikan PT Pelni itu mengangkut barang kebutuhan pokok dari Pelabuhan Tenau, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat (16/12/2022). Kapal akan berlayar menuju pulau-pulau kecil di selatan Provinsi Maluku.
Barang kebutuhan pokok yang diangkut, antara lain, beras, minyak goreng, gula pasir, dan tepung terigu. Bahan pangan ini dibutuhkan masyarakat untuk konsumsi selama perayaan Natal 2022 hingga Tahun Baru 2023. Masyarakat yang mendiami daerah tujuan pelayaran itu mayoritas umat Kristiani.
Mercy Franz (55), warga Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, menuturkan, Kupang menjadi pilihan bagi mereka untuk berbelanja. Hal ini lantaran akses transportasi dari Pulau Kisar ke Kupang semakin lancar dibandingkan dengan akses ke Ambon, ibu kota Provinsi Maluku.
”Dalam tiga tahun ini kapal perintis semakin lancar. Sekarang sudah ada dua kapal. Satu minggu bisa sampai dua kali. Harga tiket juga sangat murah karena disubsidi oleh pemerintah,” tuturnya. Waktu tempuh dari Kisar ke Kupang sekitar 48 jam.
Selain alasan transportasi, warga memilih berbelanja di Kupang lantaran harga di Kupang juga lebih murah dibandingkan di Ambon. Contohnya, harga beras medium di Kupang sekitar Rp 10.000 per kilogram, sedangkan di Ambon Rp 12.000 per kilogram.
Semua bahan pokok yang dibawa penumpang ke Pelabuhan Tenau, terangkut semua.
Nakhoda KM Sabuk Nusantara 67 Petrus Parapaga melaporkan, kapal tersebut mengangkut sekitar 200 ton barang yang semuanya bahan kebutuhan pokok. Untuk pelayaran kali ini, pihak kapal tidak mengizinkan pengangkutan bahan bangunan dan barang lainnya.
”Karena kebutuhan menjelang Natal dan Tahun Baru ini tinggi, kami mengambil kebijakan untuk mengangkut bahan kebutuhan pokok saja. Pada perjalanan berikutnya baru kembali normal. Bahan bangunan sudah boleh diangkut,” katanya.
Sebelum berlayar, Petrus bersama anak buah kapal memastikan semua alat keselamatan dalam keadaan baik. Baju pelampung yang tersedia, misalnya, lebih dari kapasitas maksimum penumpang, yakni 350 orang. Kondisi perairan diperkirakan relatif teduh.
KM Sabuk Nusantara 67 meninggalkan Pelabuhan Tenau pada Jumat malam. Kapal akan berlayar menyinggahi pelabuhan pertama, yakni Naikliu dan terakhir di Pelabuhan Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Total ada sebanyak 28 titik persinggahan.
Selanjutnya, kapal akan kembali lagi ke Kupang. Satu kali trip pergi dan pulang menghabiskan waktu pelayaran sekitar 11 hari. Inilah pelayaran terakhir menjelang Natal dan Tahun Baru. ”Semua bahan pokok yang dibawa penumpang ke Pelabuhan Tenau terangkut semua,” ucap Petrus.
Anggota DPRD Provinsi Maluku yang membidangi urusan transportasi, Anos Jeremias, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pelayaran perintis, khususnya membantu angkutan barang untuk Natal dan Tahun Baru. Masyarakat di daerah terpencil sangat merasakan manfaat dari pelayaran itu.
”Sejauh ini kami tidak mendapatkan keluhan dari masyarakat. Sekitar lima tahun lalu, pelayanan mudik Natal dan Tahun Baru selalu bermasalah. Kapal tidak jalan, tiket habis, dan banyak lagi. Masyarakat merasakan pelayaran semakin baik dari waktu ke waktu,” katanya.
Anos berharap pelayanan keperintisan seperti saat ini terus dipertahankan. Kendala pelayaran setiap awal tahun lantaran masalah keterlambatan tender untuk operator swasta jangan sampai terulang lagi.