Cuaca Buruk dan Jelang Nataru, Harga Bahan Pokok Merangkak Naik
Berkurangnya pasokan akibat cuaca buruk memengaruhi kenaikan harga sejumlah bahan pokok di Sumatera Utara. Hal ini terutama terjadi pada komoditas yang rentan dipengaruhi cuaca buruk.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Harga bahan pokok di Sumatera Utara merangkak naik menjelang Natal dan Tahun Baru. Kenaikan harga, khususnya sayur-sayuran dan ikan laut, dipengaruhi pasokan yang berkurang karena cuaca buruk. Pemerintah menyebut kenaikan harga masih terkendali dan stok masih aman.
Pantauan Kompas, Senin (19/12/2022), kenaikan harga bahan pokok terutama terjadi pada komoditas yang sangat dipengaruhi cuaca buruk. Hujan deras melanda sejumlah wilayah Sumatera Utara dalam beberapa pekan terakhir.
Harga tomat di Pasar Petisah, Medan, misalnya, naik dua kali lipat dari Rp 10.000 menjadi Rp 20.000 per kilogram. Sayur bayam juga naik dari Rp 4.000 menjadi Rp 10.000 per ikat. Demikian juga harga sayur manis yang naik dari Rp 10.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram.
”Harga sayur-sayuran naik tajam, tetapi barang tidak ada. Setiap pagi, kami berebut tomat di Pasar Induk Lau Cih. Terlambat sedikit, barang sudah habis meskipun sudah langganan,” kata Nurlela (55), pedagang di Pasar Petisah.
Nurlela pun mendapat empat keranjang tomat (300 kilogram) pada Senin pagi. Menjelang sore, semua tomatnya sudah ludes dibeli pengusaha rumah makan dan restoran. ”Kalau di Desember banyak pesanan katering untuk Natal dan Tahun Baru. Penjualan kami meningkat dua sampai tiga kali lipat,” katanya.
Di Desember banyak pesanan katering untuk Natal dan Tahun Baru. Penjualan kami meningkat dua sampai tiga kali lipat.
Akan tetapi, hujan deras yang terjadi hampir setiap hari membuat produksi dari sentra pertanian pun merosot tajam. Di Medan, sudah beberapa hari ini hampir tidak ada stok sayur bayam karena sangat mudah rusak jika terpapar hujan deras.
”Di Pasar Induk Lau Cih, begitu sayur bayam masuk, para pedagang pengecer langsung berebut dan harga pun melonjak tinggi,” kata Sofiana Sembiring (45), pedagang sayur di Pasar Petisah.
Komoditas lain yang diburu selama Natal dan Tahun Baru adalah andaliman (bumbu tradisional Batak). Harga bumbu tersebut naik tajam. Sofiana mengatakan, harga andaliman sudah tembus Rp 300.000 per kg dari sebelumnya Rp 80.000.
Bahan pokok lainnya yang harganya naik adalah bawang putih, naik dari Rp 18.000 menjadi Rp 24.000 per kilogram, bawang merah naik dari Rp 25.000 menjadi Rp 30.000 per kg, cabai merah naik dari Rp 40.000 menjadi Rp 45.000 per kg.
Sementara bahan pangan sumber protein, seperti daging ayam, naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 35.000 dan telur ayam ras ukuran besar naik dari Rp 1.600 menjadi Rp 1.800 per kilogram. Stok ikan laut juga mulai berkurang karena banyak nelayan yang terhambat melaut karena cuaca buruk.
Stok ikan teri nasi habis di sejumlah pasar di Medan. Kalaupun ada, harganya tembus Rp 250.000 per kilogram, dari sebelumnya sekitar Rp 150.000. Menurut pedagang, di awal Desember banyak yang membeli ikan teri nasi sebagai stok untuk oleh-oleh pada Natal dan Tahun Baru.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan, pergerakan harga dan stok bahan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru di Sumut masih terkendali. ”Pantauan kami di sejumlah pasar, pasokan pangan di sejumlah pasar di Sumut masih aman terutama, untuk beberapa hari ke depan. Harganya juga masih stabil,” ujar Edy.
Pantauan kami di sejumlah pasar, pasokan pangan di sejumlah pasar di Sumut masih aman, terutama untuk beberapa hari ke depan. Harganya juga masih stabil.
Meski demikian, Edy tetap mewanti-wanti stok ikan laut yang sangat sedikit karena hasil tangkapan nelayan menurun akibat cuaca buruk. Stok beras disebutnya masih aman dan akan bertambah dari hasil panen di awal tahun. Ia mengimbau masyarakat membeli bahan pokok sesuai kebutuhan, tidak perlu membeli dengan panik.
Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi Sumut Naslindo Sirait menjelaskan, harga sejumlah komoditas bahan pokok memang cenderung naik karena permintaan yang meningkat pada Desember dan pasokan yang menurun akibat cuaca buruk. Pemprov Sumut akan melakukan operasi pasar untuk komoditas tertentu, seperti beras, gula, minyak goreng, dan tepung.