Antisipasi Layanan Darurat, 23 Puskesmas di Surabaya Buka 24 Jam dan Menerima Rawat Inap
Sepanjang malam pergantian tahun, Pemerintah Kota Surabaya membuka layanan darurat dan rawat inap di 23 puskesmas.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Dinas Kesehatan Kota Surabaya memastikan bahwa pelayanan kesehatan, khususnya puskesmas rawat inap, buka selama 24 jam saat malam Tahun Baru 2023. Setidaknya ada 23 puskesmas rawat inap yang telah disiapkan untuk memberikan pelayanan 24 jam.
Pemberian layanan 24 jam tersebut, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina, Jumat (30/12/2022), untuk mengantisipasi kejadian pada malam Tahun Baru 2023 dan libur akhir tahun. Jadi, pada Sabtu (31/12/2022), semua puskesmas akan beroperasi seperti biasa, pukul 07.00-13.00 WIB. Selepas pukul 13.00 WIB, pelayanan kesehatan di 23 puskesmas rawat inap mulai disiagakan.
Oleh karena itu, Nanik mengimbau warga Kota Surabaya untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker, serta rutin mencuci tangan atau menggunakan cairan pembersih tangan. Hal ini sebagai upaya pencegahan virus aktif Covid-19 selama libur Tahun Baru 2023.
Tingkat keterisian relatif tinggi juga diperkirakan terjadi pada malam pergantian tahun. Bahkan, ada hotel dengan okupansi 100 persen.
Ke-23 puskesmas dengan layanan rawat inap di Kota Surabaya tersebut, antara lain, Puskesmas Siwalankerto, Kebonsari, Dukuh Kupang, Pakis, Banyu Urip, Balongsari, Tanjungsari, Manukan Kulon, Sememi, Simomulyo, Kedurus, dan Wiyung.
Selain itu, Puskesmas Medokan Ayu, Gunung Anyar, Keputih, Mulyorejo, Sidotopo Wetan, Tenggilis, Krembangan Selatan, Dupak, Jagir, Tanah Kali Kedinding, dan Bulak Banteng.
Okupansi naik
Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur memprediksi okupansi atau tingkat keterisian hotel saat malam pergantian tahun 2022/2023 mengalami kenaikan yang signifikan.
Ketua PHRI Jatim Dwi Cahyono menyebutkan, berdasarkan data terakhir rata-rata okupansi dari hampir 1.000 hotel PHRI di provinsi dengan 38 kabupaten/kota ini pada malam Natal 2022 mencapai 76 persen. ”Tingkat keterisian relatif tinggi juga diperkirakan terjadi pada malam pergantian tahun. Bahkan, ada hotel dengan okupansi 100 persen,” katanya.
Jika dibandingkan dengan momen yang sama saat awal pandemi Covid-19 dua tahun lalu yang hanya sebesar 10-15 persen, okupansi tahun ini bisa dikatakan melonjak drastis. Pada tahun 2021, saat aturan pembatasan mulai dilonggarkan, okupansi merangkak naik menjadi 56-60 persen.
Menurut General Manager Kampi Hotel Surabaya, okupansi hotel tersebut mencapai 100 persen. ”Kami memang menggelar berbagai acara dalam pergantian tahun sesuai selera generasi milenial. Jadi, sejak dua bulan lalu, memang sudah banyak yang pesan kamar,” katanya.
Tingkat hunian kamar yang tinggi di pengujung tahun juga dialami banyak hotel di Surabaya dan Gresik. ”Baru tahun ini boleh menerima tamu sesuai kapasitas hotel, jadi memang banyak yang memilih tinggal di hotel meski satu atau dua hari,” kata General Manager Santika Gresik, Tjatur, sembari menyebutkan hotel tersebut benar-benar penuh 100 persen.