Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berkunjung ke Uni Emirat Arab untuk memenuhi undangan dari presiden negara tersebut, yaitu Mohamed bin Zayed al-Nahyan atau MBZ. Ia juga menerima hibah ratusan miliar.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berkunjung ke Uni Emirat Arab untuk memenuhi undangan dari presiden negara tersebut, yaitu Mohamed bin Zayed al-Nahyan atau MBZ. Dalam kesempatan itu, ia juga menerima hibah dana pengembangan kota yang bernilai ratusan miliar. Hibah itu dapat dimaknai sebagai buah kedekatan personal antara Presiden Mohammed dan Presiden Joko Widodo, yang sekaligus ayah kandung Gibran.
Gibran melawat ke Uni Emirat Arab pada 25 Desember hingga 31 Desember 2022. Kedatangannya disambut langsung oleh putra Presiden UEA, yaitu Sheikh Khaled bin Mohamed al-Nahyan. Undangan untuk berkunjung sebenarnya sudah disampaikan oleh MBZ kepada Gibran seusai peresmian Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta di Kota Surakarta, Jawa Tengah, November lalu.
”Alhamdulillah, bisa memenuhi undangan Presiden UEA untuk menerima dana hibah yang ke depan akan digunakan untuk mengatasi berbagai masalah di Kota Solo (Surakarta),” cuit Gibran pada akun Twitter-nya, @gibran_tweet, Kamis (29/12/2022).
Ditemui secara terpisah, Jumat (30/12/2022), Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan, nilai hibah yang diberikan sekitar Rp 230 miliar. Alokasi hibah telah dibahas selama penyusunan proposal bersama dengan sejumlah organisasi perangkat daerah. Kelak peruntukannya dibagi dalam berbagai hal, mulai dari pembangunan infrastruktur, kesehatan, pendidikan, hingga sosial.
Misalnya, dalam bidang kesehatan, papar Teguh, nantinya akan ada sebagian hibah yang digunakan untuk melengkapi alat-alat kesehatan, baik di puskesmas maupun rumah sakit milik pemerintah daerah. Di bidang pendidikan, ia contohkan, perlengkapan teknologi informasi akan ditambahkan di sekolah-sekolah. Lalu, ada juga alokasi dana untuk bantuan sosial bagi pihak-pihak yang sebelumnya tak memperoleh bantuan tersebut meski terpenuhi kriterianya.
”Itu berkah dari jalinan persaudaraan antara Pemerintah Indonesia dan UEA. Sudah dapat masjid dan Islamic center. Tambahannya ada hibah dana ini,” kata Teguh.
Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, Lukman Fahmi, menyebutkan, hibah dana yang dikucurkan UEA bukan sekadar investasi. Itu merupakan buah atas kedekatan yang telah dipupuk oleh Presiden Joko Widodo dengan MBZ. Kedekatan kedua belah pihak juga terasa cukup personal.
Misalnya, seusai meresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed, Surakarta, November lalu, Jokowi menjamu MBZ di kediamannya langsung dalam momen sarapan bersama. Jokowi didampingi dua putra dan menantunya, yakni Gibran, Kaesang Pangarep, dan Bobby Nasution (Wali Kota Medan). Lewat kegiatan-kegiatan seperti itu, kedekatan mampu terjalin lebih erat antara keluarga Jokowi dan MBZ.
”Ini seperti hubungan antarkeluarga. Biar tidak putus silaturahmi, anak-anaknya dikenalkan. Apabila nanti (Pak Jokowi) sudah tidak jadi presiden, hubungan kedekatan ini terus dilanjutkan oleh Mas Gibran,” kata Lukman.
Lukman menjelaskan, kedekatan yang terbangun di antara kedua belah pihak juga berdampak positif bagi kota tersebut. Sebab, hal itu akan memancing datangnya investasi. Terlebih dari UEA yang dianggap memiliki sumber daya keuangan yang besar. Mereka juga dianggap memiliki sikap royal bagi orang-orang terdekatnya.
Ini seperti hubungan antarkeluarga. Biar tidak putus silaturahmi, anak-anaknya dikenalkan.
”Dilihat dari personal, tak mudah membangun trust atau kedekatan seperti ini. Dari sisi psikologis, orang-orang Timur Tengah juga enteng memberikan bantuan jika sudah begitu dekat. Istilahnya mereka akan memberikan apa pun jika sudah percaya. Itu yang dimanfaatkan,” kata Lukman.