Kunjungan Wisatawan ke Batu Tahun 2022 Lampaui Kondisi Sebelum Pandemi
Jumlah pelancong ke Kota Batu selama 2022 mencapai 7,4 juta orang atau melebihi target sebanyak 5 juta orang. Kunjungan wisatawan itu juga melampaui kondisi tahun 2019 atau sebelum pandemi.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BATU, KOMPAS — Sepanjang tahun 2022, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Batu, Jawa Timur, mencapai 7,4 juta orang. Angka itu melebihi jumlah kunjungan pelancong di Batu tahun 2019 atau sebelum pandemi yang sebanyak 7,2 juta orang.
Kondisi tersebut diharapkan menjadi momentum kebangkitan dunia pariwisata di Batu setelah sebelumnya tertekan oleh pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dan 2021. Pada 2020, kunjungan wisatawan ke kota berhawa sejuk itu hanya 2,4 juta orang, sedangkan tahun 2021 sebanyak 3,5 juta orang.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Arief As Siddiq, Jumat (13/1/2023), mengatakan, angka kunjungan pelancong ke daerah itu tahun lalu melampaui target yang ditetapkan. Sebelumnya, Pemerintah Kota Batu menargetkan 5 juta orang wisatawan selama 2022.
”Kami mencatat jumlah kunjungan sejak 1 Januari 2022 sampai akhir tahun sebanyak 7.445.799 orang. Pada triwulan pertama, ada 1.676.005 orang, triwulan kedua dan ketiga masing-masing 2.287.814 orang dan 2.030.132 orang. Sisanya di triwulan terakhir,” ujarnya.
Membaiknya angka kunjungan wisatawan itu tak lepas dari penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah. Sebelumnya, pandemi telah menekan sendi-sendi kehidupan wisata di kota itu, termasuk pertumbuhan ekonomi.
Sebelum pandemi, pertumbuhan ekonomi kota berpenduduk 213.046 jiwa itu mencapai 6,52 persen. Namun, pandemi membuat pertumbuhan ekonomi Batu menjadi minus 6,4 persen. Meski begitu, pada triwulan kedua 2022, perekonomian kota itu telah pulih dengan pertumbuhan di atas 6 persen.
Kami mencatat jumlah kunjungan sejak 1 Januari 2022 sampai akhir tahun sebanyak 7.445.799 orang. (Arief As Siddiq)
Menurut Arief, pada tahun ini, ada sejumlah strategi yang akan diterapkan untuk meningkatkan kunjungan pelancong ke Batu. Beberapa strategi itu, misalnya, penguatan branding dan kreativitas serta inovasi layanan industri pariwisata.
Upaya lain yang dilakukan adalah menguatkan promosi digital. ”Program pemasaran pariwisata juga digiatkan. Event-event besar di Kota Batu sepanjang 2023 dieksplor melalui kalender wisata. Kegiatan kebudayaan, pariwisata, dan ekonomi kreatif digeber dan bersakala nasional dan internasional,” katanya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi mengatakan, tingkat hunian hotel dan kunjungan ke taman rekreasi (park) di kota tersebut belum sepenuhnya kembali normal. Tingkat hunian hotel baru 70-80 persen, sedangkan taman rekreasi 50-60 persen.
”Mungkin ada satu dua park yang sudah mencapai 70-80 persen, tetapi kebanyakan masih 50-60 persen. Kita analogikan, misalnya, sebelum pandemi ada 1 juta orang yang menginap di hotel, sekarang baru 700.000-800.000 orang. Pengunjung park jika dulu 5 juta orang, sekarang baru 2,5 juta-3 juta orang,” ujar Sujud yang juga merupakan Direktur Taman Rekreasi Selecta.
Sujud menyebut, pada tahun 2019, Taman Rekreasi Selecta menerima 1.394.000 wisatawan. Adapun jumlah wisatawan tahun 2022 sekitar 640.000 orang atau masih di bawah 50 persen. Namun, dia menuturkan, di lokasi wisata lain, jumlah kunjungan wisatawan tahun 2022 ada yang mencapai 60 persen dari tahun 2019.
Sujud menduga, pada tahun 2022, banyak wisatawan yang juga berkunjung ke desa wisata dan homestay yang banyak muncul akhir-akhir ini. Kondisi itulah yang diperkirakan membuat jumlah wisatawan di hotel dan taman rekreasi belum pulih seperti kondisi sebelum pandemi.
PHRI Kota Batu pun berharap, dunia pariwisata di Batu bisa benar-benar pulih tahun ini. Apalagi, saat ini, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sudah dicabut oleh pemerintah. ”Paling tidak, pengunjung taman rekreasi bisa mencapai 80 persen lebih dan hotel bisa pulih 100 persen tahun ini,” kata Sujud.