Genjot Produksi Beras, Sulsel Siapkan 2.500 Ton Benih Padi Mandiri
Sulawesi Selatan terus menggenjot produksi padi dengan menangkarkan benih berkualitas. Penangkaran benih akan terus dilakukan hingga pada akhirnya semua petani menggunakan benih berkualitas.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Program mandiri benih padi untuk petani di Sulawesi Selatan terus digenjot. Dimulai April 2022, program ini dinilai berhasil menambah produksi padi hingga lebih dari 250.000 ton pada akhir tahun. Untuk tahun ini, Sulsel menyiapkan 2.500 ton benih untuk lahan sekitar 100.000 hektar.
Mandiri benih adalah salah satu program prioritas di Sulsel. Sebagai salah satu provinsi penghasil beras terbesar di Indonesia, program ini dilaksanakan untuk mendongkrak produksi padi. Benih ini adalah hasil penangkaran yang dilakukan di instalasi benih di Sulsel dengan melibatkan petani penangkar.
Kepala UPT Balai Benih Tanaman Pangan Maros Abdul Gafar, Senin (30/1/2023), mengatakan, benih ditangkarkan sendiri dan dibuat agar produktivitas panen lebih tinggi. Persoalan di banyak daerah, kualitas tanah tidak semua bagus.
”Tapi, dengan benih ini, produksinya bisa lebih meningkat. Dari monitoring dan pengawalan yang kami lakukan, ada peningkatan produksi antara 0,5 ton hingga 2 ton per hektar,” ujarnya.
Gafar mengatakan, sebagai program yang baru dimulai tahun lalu, memang belum semua kebutuhan benih bisa dipenuhi dari hasil penangkaran ini. Sebagai gambaran, kebutuhan benih per tahun di Sulsel sekitar 27.000 ton. Namun, sedikitnya harus disiapkan 30.000 ton untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Luas tanam di Sulsel rata-rata 1,1 juta hektar per tahun.
”Karena itu, upaya penangkaran benih ini terus ditingkatkan karena harapan kami pada akhirnya semua areal tanam menggunakan benih berkualitas yang kami tangkarkan. Tak sekadar membagi benih, kami juga mengawal petani mulai dari penanaman hingga panen,” kata Gafar.
Memang dari segi hasil bagus karena produksi padi meningkat, apalagi benihnya gratis.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Sulsel M Yunus mengakui program ini cukup membantu petani. Di tengah pengurangan subsidi pupuk, pemberian benih unggul secara gratis cukup membantu.
”Memang dari segi hasil bagus karena produksi padi meningkat, apalagi benihnya gratis. Kami tentu berharap agar program ini terus berjalan dan jika perlu lebih ditingkatkan. Tapi, alangkah baiknya jika subsidi pupuk juga ditambah. Karena bagaimanapun, pupuk tetap diperlukan,” katanya.
Dia mengatakan, pengurangan subsidi pupuk cukup memukul petani, apalagi pasca-kenaikan harga bahan bakar minyak yang diikuti kenaikan harga kebutuhan pokok. Pengurangan subsidi pupuk membuat banyak petani menggunakan pupuk seadanya sehingga berpengaruh pada penurunan produksi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sulsel, produksi padi di Sulsel mengalami kenaikan menjadi 5.341.021 ton pada akhir 2022. Jumlah tersebut naik 250.384 ton jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5.090.637 ton.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, selama tahun 2022, Pemerintah Provinsi Sulsel melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan telah menyalurkan bantuan benih padi gratis kepada petani sebanyak 2.511.350 kilogram. Jumlah itu untuk memenuhi lahan pertanian seluas 100.454 hektar.
Program prioritas ini pun kembali dilanjutkan tahun ini. ”Rencananya, tahun ini akan disalurkan sebanyak 2,5 juta kilogram (2.500 ton) benih untuk lahan pertanian seluas 100.000 hektar. Benih dibagi gratis di 24 kabupaten dan kota di Sulsel,” katanya.
Sudirman mengatakan, pertanian adalah salah satu sektor prioritas andalan. Kontribusi sektor ini paling besar terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Sulsel. Bahkan, di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi pascapandemi Covid-19, ekonomi Sulsel masih tumbuh di atas 5 persen.
Pertumbuhan ini, di antaranya, disumbang oleh sektor pertanian dan perkebunan. Dalam skala nasional, produksi beras Sulsel merupakan yang terbesar keempat setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.